ENAM PULUH LIMA

1.7K 127 66
                                    

Agra POV.

Udah 2 hari berlalu, tapi Zila belum juga sadarkan diri. Gue enggak tau harus berbuat apalagi selain sholat dan berdoa, ini yang gue takutin.

Gue enggak bisa hidup tanpa Zila, gue sayang sama dia. Rasanya gue pengen gantiin posisi dia yang sekarang sedang dalam masa kritisnya.

Yang lain udah pada pulang kecuali bang Biel, Jihan dan Cita yang masih setia nungguin Zila bangun. Rafaela kini digendongan mama, Rafaela cantik banget kayak Zila.

Ayolah gue tau istri gue kuat, gue juga enggak boleh nangis terus.
"Agra, udah jangan nangis terus. Mending kita berdoa aja untuk keselamatan Zila" kata Cita.

Tapi air mata gue enggak mau berhenti, dada gue juga sakit dan pikiran buruk terus datang kepada gue.
"Ma, Zila bakalan selamat kan? Agra bakalan besarin Rafaela sama Zila kan?"

"Percaya sama mama, Zila gadis kuat"

Gue mengambil alih gendongan Rafaela. Gue bisa lihat hidung Rafaela mirip banget sama Zila bahkan warna rambutnya yang agak kepirangan persis sama dengan Zilanya gue.

Gue jujur, gue enggak kuat menghadapi semua ini, gue enggak kuat kalau harus kehilangan Zila.

Ttess💧

Lagi-lagi air mata gue mengalir, gue pria paling cengeng didunia ini! Gue benci sama diri gue sendiri.

"Biar gue yang gendong Rafaela" Jihan langsung mengambil alih Rafaela dari gue.

"Gra, ayuk ke luar bentar" bang Biel merangkul bahu gue dan kita berjalan keluar rumah sakit.

"Gra gue tau perasaan lo, tapi lo enggak bisa terus-terusan begini. Lo harus tegar, lo harus masuk kantor"

"Tapi gue gak bisa bang!" Ketus gue.

Istri gue kritis dan gue disuruh kerja? Bang Biel tuh kenapa sih!?

"Gra dengerin gue, lo percaya kan kalau adek gue gadis kuat?"

Perlahan gue luluh, gue emang enggak bisa terus-terus nangis begini. Tapi gue juga enggak bisa ninggalin Zila sendirian?
"Percaya sama gue Zila bakalan sadar"

Keesokan harinya

Hari ini gue bakalan masuk kantor tapi sebelumnya gue harus jenguk Zila ke rumah sakit. Gue menatap wajahnya yang kini pucat dan tak berdaya di kasur.
"Sayang, kamu bangun ya? Aku rindu banget sama kamu. Rafaela juga rindu sama kamu. Ohiya hari ini aku bakalan masuk kerja seperti biasa" entah kenapa air mata gue kembali mengalir.

Gue mengusap lembut rambutnya.
"Mulai sekarang kita manggilnya aku-kamu ya? Aku sayang kamu. Yaudah aku berangkat dulu. I Love You"

Chup

Gue mencium lembut keningnya dan gue berangkat kerja,kebetulan hari ini mama yang ngejaga Zila dirumah sakit.

*skip

Gue sampai dikantor dan enggak gue sangka pekerjaan gue numpuk banget. Padahal gue lagi malas mikir, tapi? Ah gue harus kerja lembur.

Beberapa berkas juga berserakan, padahal sekretaris baru gue udah bantu tapi tetap aja menumpuk.

Bahkan kepala gue pusing banget...

-

-

Author POV.

Kringg kringg

Ponsel Agra berdering dan ia segera mengangkatnya.

"Halo ma, ada apa?"

PANGERAN ES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang