"Abeoji, aku datang."
Di depan pemakaman, Jongdae bersimpuh. Matanya melihat penuh duka terhadap batu nisan dengan nama "Kim Yongdoo".
"Appa, aku harus bagaimana?"
Ia mengusap pinggir nisan sang ayah kemudian menaruh dupa dan wewangian.
"Kita lihat saja kedepannya apakah mereka akan bertahan atau tidak."
"Aku akan membalaskan semua dendam yang kau tanggung."
Kata terakhir yang terlontar dari Jongdae menutup sesi jumpanya dengan sang ayah. Ia bangkit dan meninggalkan pemakaman. Wajahnya kusut karena kalut akan apa yang akan ia alami.
•⚫⚫⚫•
"Kim Siljang-nim!"
Minseok menoleh ke sumber suara. Ia mengenal siapa yang memanggil dirinya tersebut.
"Kim Sohae," gerutu Minseok putus asa.
"Kau melihat oppa?" tanya Sohae dengan wajah berbinar.
"Sebaiknya kau menuliskan namamu di daftar tamu, jangan langsung datang seperti ini."
Sohae bersungut dan mendecak, "Dia oppa-ku, kenapa aku harus izin terlebih dulu? Aku bukan orang asing. Aku adiknya."
"Terserah." Dengan enggan Minseok berjalan sambil memperhatikan ponsel pintarnya menuju lift.
Tiba-tiba tangannya di gandeng oleh Sohae. Ia tidak siap untuk mengelak sehingga berakhirlah lengannya di rantai oleh lengan Sohae.
"Jangan seperti ini, Sohae. Tidak enak dilihat orang," Minseok mencoba melepaskan diri.
"Kenapa? Minseok-ssi, kau harus bertanggung jawab karena sudah mengacuhkanku tadi."
Sebenarnya Minseok risih sekali di tempeli seperti ini oleh Kim Sohae. Tapi mau bagaimanapun juga, Sohae adalah adik dari Jongdae. Ia tak berani macam macam dengan keluarga Jongdae selaku atasannya, meski ia juga tahu Jongdae dan keluarganya sudah seperti kabel yang putus.
Lift terbuka. Semua orang dari dalam lift keluar dan yang masuk hanya Minseok dan Sohae saja.
Sohae dengan cepat langsung memencet nomor lantai yang sudah ia hafal di luar kepala.
Pintu tertutup. Sohae langsung menyandarkan kepala pada bahu Minseok dan memainkan jas pria tersebut.
Minseok hanya diam dan berfokus pada ponselnya. Mengacuhkan Sohae.
"Minseok oppa."
Minseok tidak menjawab. Sohae mendongak menatap wajah Minseok yang sedang serius.
"Kau tahu... aku sudah lama menyukaimu." Sohae mengucapkan kata tersebut tulus, berharap cemas perasaanya terbalas.
"Hm. Trimakasih Sohae-ssi karena sudah menyukaiku," jawab Minseok datar sambil memasukkan ponselnya ke saku.
Wajahnya langsung menghadap lurus kedepan saat pintu lift terbuka. Ia meninggalkan Sohae di belakang tanpa menoleh lagi.
Sohae hanya diam mematung di dalam lift. Mendengar sahutan dari mulut Minseok membuat hatinya hancur lagi dan lagi. Terlampau sering ia memperoleh penolakan Minseok, tapi ia tak pernah menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore Psycho-insane
Fanfiction[FROMANCE] REAL CHEN FANFICTION • Peringkat 3 dalam PSIKO [9/5/2018] • Peringkat 3 dalam Lovesoul [6/4/2019] • Peringkat 2 dalam Lovesoul [8/4/2019] Ketika kewarasanmu diuji untuk menghadapi dunia luar. "Ini benar-benar mengerikan dan menyiksa. Aku...