14화 Desire to Jealous

38 9 3
                                    

KJD POV

"Kau kira aku tidak tahu!" teriakku lalu memukul setir berkali-kali. Tidak peduli jika klaksonnya ikut bersuara atau tidak.

Pria tadi, si Ooh Sehun itu benar-benar membuatku muak.

Lihat gayanya! Pecundang macam itu kelihatan sekali jatuh cinta pada gadis yang kini milikku.

Hah! Awas saja jika ia sampai merebutnya! Lenteraku tidak boleh di curi orang lain sebelum aku dapat menemukan berlian berharga yang kusembunyikan.

Shit! Ini membuatku pusing lagi.

Pilku...
Dimana pilku?

Setelah merogohi jasku, aku menemukannya.

Obat yang selama ini kusembunyikan. Obat penenang.

Aku hanya butuh satu pil saja untuk membuatku benar-benar lebih baik. Namun untuk membuatku tertidur pulas, perlu dua pil.

Tapi tidak ada salahnya untuk tidur sejenak meskipun hanya memakan satu pil.

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pelan pintu kaca mobilku dar luar. Suaranya hanya kecil memang. Tapi berhasil membangunkanku.

Rasa-rasanya pun aku baru saja memejamkan mata, tapi sudah tergangggu.

Kulirik jam tangan Rolec yang melilit pergelangan tanganku. Telah menunjukkan pukul 15:43 yang berarti aku sudah tertidur selama sekitar dua puluh menit.

Kutolehkan kesamping dan melihat Minseok berdiri bersama Baekhyun.

Oh, perempuan itu sudah bersiap.

"Masuklah," ucap Minseok membukakan pintu mobilku untuk wanita itu.

Aku menatap lurus ke depan, mencoba menghilangkan efek obat yang baru saja kuminum. Pusingku memang sudah hilang. Tapi kini badanku mati rasa meski bisa kugerakkan.

Melihat Jooyoung diam sambil menutup mata, kukira ia akan tidur jadi aku tak mengganggunya. Walau hanya sekedar bertanya-tanya mengapa ia lama sekali di dalam.

Di balik pintu, Baekhyun menatapku dengan menyebalkannya membuatku ingin mengumpat. "Aku akan perhitungan denganmu Baekhyun mengenai perihal ini," ucapku.

Baekhyun mengangkat-angkat alisnya tanda ia mengerti resikonya tapi tetap saja terlihat main-main.

Oke, fix! Ini mulai membuatku sebal karena ia terlihat mengusirku.

Mobil kulajukan dengan kecepatan pelan. Tidak seperti aku yang biasanya memang.

Tanganku perlahan berkedut-kedut. Aliran darahku mulai kembali dan rasanya membaik.

Sebaliknya kakiku malah semakin hilang rasanya. Semua rasa sakit berpusat pada telapak kaki, seperti ditusuki ribuan jarum es. Maka dari itu telapak kakiku menginjak pedal gas dengan perlahan karena sakit yang teramat sangat. Damn! Seharusnya aku mengurangi pemakaian obat itu.

"Uhm... Jongdae-ssi," panggil sosok wanita di sampingku. "Bisakah kita mampir di minimarket terdekat? Aku ingin membeli sesuatu."

Perhatianku dari rasa sakit di sekujur tubuhku beralih padanya. Tangannya bermain-main tak bisa diam meski ekspresinya datar. Aku hanya mengerutkan kening dan berhasil membuatnya semakin gelisah.

•⚫⚫⚫•

LJY POV

Bagaimana ini? Apa ia tidak mendengarkanku?

Adore Psycho-insaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang