17화 Sick Lesson

27 8 7
                                    

"Ye? Yeoboseyo?"

"Ah, Tuan, maaf. Ini Luhan. Nona Lee semenjak siang belum pulang. Tadi ia izin ingin mampir ke rumah Tuan Kim Minseok, sekertaris Anda tapi belum juga kembali."

"Lalu apa?"

"Kalau Tuan masih di jalan, sebaiknya Tuan jemput Nona Lee. Saya tidak bisa berbuat banyak di sini karena saya belum mendapatkan uang dan mobil, juga para pengawal dari ayah saya."

Jongdae tidak menjawab dan memutuskan sambungan teleponnya.

Pertama-tama ia meninju setir kemudian membanting setir kemudinya ke arah berlawanan. Tentunya sambil mengumpat.

"Menyusahkan!"

•⚫⚫⚫•

"Hei Jooyoung, kau mau tahu sesuatu?"

"Apa?"

"Mobil Jongdae... kau tahu berapa harganya?"

"Berapa?"

"$8 juta dollar. Kira-kira berapa jika di-won-kan?"

"Heol. Jinja?"

Minseok tertawa geli melihat setiap reaksi Jooyoung yang berbeda-beda setiap ia memberitahukannya sesuatu dan bergosip ria.

Kadang wanita itu berkata, "Oh", "Begitu?", "Woah!", "Aku sudah tahu", "Itu aneh", mengangguk, dan sedikit berkomentar.

Kali ini saat Jooyoung mengetahui harga fantastis dari mobil Jongdae, reaksinya sungguh tak diduga.

Barusan ia hanya tidur-tiduran terlentang mengiraukan Minseok yang duduk di depan televisi. Sekarang langsung memutar tubuh, dan menyangga dengan sikunya untuk mencari kebenaran di mata Minseok.

"Aku sudah pernah menduduki mobil itu.... Harganya kenapa mahal sekali.... Jangan-jangan bajuku pernah menggores joknya," gumamnya sambil menggigit bibir dan menyugar rambut cepaknya ke belakang dengan mata yang berpendar-pendar.

"Hei... kenapa? Tak perlu khawatir." Minseok mencoba menenangkan Jooyoung yang berlebihan, tapi ia juga merasa Jooyoung adalah spesies wanita yang unik.

"Kau seharusnya beruntung karena masuk jajaran orang yang merasakan kemewahan mobil itu. Dan sepertinya kau wanita pertama yang duduk di samping kemudi mobil sang triliyuner." Minseok berujar sambil mendekati ranjang ruang santainya yang digunakan Jooyoung dan duduk di pinggir. "Aku dan Baekhyun juga pernah menaiki mobilnya. Mobil yang nyaman bukan?"

"Tapi... itu bukan hal baik. Jongdae terlalu memiliki segalanya. Ini suatu keberuntungan yang tidak akan bertahan lama."

"Kenapa? Apa maksudm-"

"Minseok!"

Panggilan barusan membangunkan alarm Minseok. Ia langsung menyeret Jooyoung ikut dan berdiri di belakangnya.

"Mana dia?"

Pria kaku itu. Berdiri di ambang pintu utama sambil nyalang menetapkan perhatiannya ke belakang punggung Minseok.

"Ah-hahaaha... Aku sampai lupa waktu. Kami terlalu bersenang-senang."

Ia masuk tanpa izin dan menarik kasar tangan Jooyoung menjauhi Minseok.

"Hei, Jongdae... kau jangan terlalu kasar padanya," tegur Minseok menyentuh pundak lawan bicaranya.

"Kenapa kau mengaturku?"

Minseok hanya diam. Tangannya yang terulur ia tarik kembali.

"Hari ini aku sudah terlalu lelah," ucap Jongdae yang langsung membawa Jooyoung pulang seakan mengatakan pada Minseok secara tidak langsung bahwa, "Jangan ganggu dan menghalangi wanita ini, karena hari ini aku sedang sensitif."

Adore Psycho-insaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang