⏮◀ ⬛ ▶⏭
"Woah.... Ya! Jooyoung-ssi! Aku sudah jadi kakakmu sekarang, beraninya kurang ajar pada oppamu ini!" panggil Baekhyun berniat mengejar Jooyoung yang sudah menaiki tangga dengan cepat.
"Sudahlah. Kemarilah Baek, aku perlu berbicara denganmu."
•⚫⚫⚫•
Baekhyun pun mengurungkan niatnya untuk mengejar Jooyoung dan menghampiri Minseok yang menyeduh kopi sendiri di bar mininya.
"Berbicara soal apa?"
"Jongdae memintaku kemari."
Mendengar nama Jongdae disebut, Baekhyun mengulum wajah tak suka.
"Ia meminta kita untuk ikut datang besok ke bandara."
"Untuk apa?" jawab Baek acuh, ia menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin.
"Wanita itu pulang."
Blug!
Botol minum di genggaman Baekhyun terjatuh. Dilihat dari ekspresinya yang gamang, pria itu tidak berani menebak-nebak siapa yang di maksud Minseok.
"Siapa?"
Minseok menatap lekat Baekhyun, "Yoona. Ia baru saja lulus dan Jongdae tidak dapat menemani pesta kelulusannya, jadi ia akan menjemput Yoona dan mengajak kita berdua sekaligus."
Baekhyun masih mematung di tempatnya. "Hanya itu?"
"Ya, hanya itu," balas Minseok sambil memutari bibir cangkirnya.
"Kalau begitu keluar dari tempatku," tangannya menunjuk pintu memandang Minseok yang masih tenang-tenang saja.
"Setidaknya izinkan aku menenggak kopiku dulu," bujuk Minseok bersungut tidak ingin segera pulang.
"Kubilang keluar ya keluar! Pergi!" teriak Baekhyun.
Ia tak main-main. Amarahnya sekarang jika di bandingkan dengan yang sebelum-sebelum ini, ini yang terparah. Membuat Minseok menjadi bingung bagaimana harus merespon. Ia menolak, Baekhyun semakin murka. Jika ia balas membentak apalagi. Sebaiknya kali ini ia tidak mengambil risiko.
"Oke."
Minseok mengangkat kedua tangan tanda menyerah. Ia langsung bangkit dari kursi di mini bar apartemen Baekhyun, meninggalkan Baekhyun yang tak sudi menatapnya sedikitpun.
Setelah Minseok pergi, Jooyoung berlari ke bawah, mencari tahu apa yang sedang terjadi.
"Kembalilah ke kamarmu," perintah Baekhyun yang telah mendengar derap langkah dari atas akibat ulah Jooyoung, lalu bergegas masuk ke kamarnya.
Jooyoung hanya mengacuhkan Baekhyun dan menuju ke kulkas. Ia mengembalikan botol minum yang jatuh-dijatuhkan Baekhyun tadi-kembali ke raknya. Wajahnya berseri melihat berbagai macam makanan, mulai dari cemilan sampai buah-buahan tersaji. Sudah ia duga jika berurusan dengan orang kaya juga akan menguntungkannya. Selain hidup nyaman, perut pun tak akan kelaparan.
Asal-asalan, Jooyoung memungut roti di atas piring kertas yang ada di tengah rak dan membawanya ke atas. Toh, tidak mungkin ia tinggal tanpa di beri makan bukan?
•⚫⚫⚫•
Pagi itu Jooyoung bangun dengan perasaan yang sedikit membaik. Ia turun ke bawah untuk melihat-lihat ruangan bawah yang lebih luas, namun pemandangan di sana membuatnya menyipit. Baekhyun sedang mematung di depan kulkas dan pintunya terbuka. Tangannya menumpu janggutnya dan sesekali menggaruk kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore Psycho-insane
Fanfiction[FROMANCE] REAL CHEN FANFICTION • Peringkat 3 dalam PSIKO [9/5/2018] • Peringkat 3 dalam Lovesoul [6/4/2019] • Peringkat 2 dalam Lovesoul [8/4/2019] Ketika kewarasanmu diuji untuk menghadapi dunia luar. "Ini benar-benar mengerikan dan menyiksa. Aku...