15화 Mask on Face

33 8 9
                                    

Setelah turun dari kamarnya, Jooyoung melihat-lihat rumah Jongdae yang membuat matanya dimanjakan dengan barang-barang mewah dan terkesan elegan.

Beberapa pelayan yang melewatinya untuk mengerjakan tugas rumahan membungkuk hormat.

Ia suka kebebasan yang diberikan Jongdae kali ini. Bahkan tidak ada pelanggaran privasi seperti yang ia lihat dan baca di cerita-cerita novel kebanyakan.

Hanya saja, tadi pagi ada salah satu pelayan yang mengetuk kamarnya hanya menanyakan apa ia sudah bangun atau belum kemudian memintanya untuk turun dan sarapan terlebih dahulu jika sudah bangun. Tak buruk. Setidaknya pelayan itu tidak menerobos masuk ke kamar.

Kini ia sudah berada di ruang makan yang sangat luas. Banyak kursi berjajar mengelilingi meja yang memanjang.

 Banyak kursi berjajar mengelilingi meja yang memanjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona sudah bangun rupanya," ucap seorang dari belakang, mengejutkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona sudah bangun rupanya," ucap seorang dari belakang, mengejutkannya.

Rupanya Luhan yang berbicara barusan.

"Nona ingin makan apa? Biar saya yang siapkan."

Pria itu sudah siap dengan celemeknya. Ia menunggu makanan yang diinginkan oleh Jooyoung.

"Apa kau punya kimchi? Aku makan itu saja dengan nasi."

Luhan hanya tertawa mendengar jawaban Jooyoung.

"Duduklah Nona. Saya akan memberikan hidangan yang lebih layak untuk Anda."

"Kenapa ia tertawa? Padahal itu adalah bekal makananku setiap hari saat aku masih sekolah," gumam Jooyoung merenung.

Ia mengalihkan pandangannya pada Luhan yang sedang memasak. Tiba-tiba Jooyoung teringat Baekhyun yang memasak untuknya. Tawanya ingin meledak, tapi hanya ia pendam sendiri.

"Sudah siap. Silahkan dinikmati. Katakan saja pada saya jika Nona kurang puas, akan saya buatkan yang baru."

Melihat dari kepiawaian Luhan mengiris, menggoreng, memainkan panci penggorengan, serta membumbui, kakak angkatnya itu tentu akan sangat cemburu.

Adore Psycho-insaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang