"Minseok, masuklah dulu ke dalam," pinta Baekhyun yang sedang merogoh-rogoh celananya untuk mencari dompet. "Aku ingin membeli beberapa soda, alkohol, samyang, tteobokki instan... Ah, masih banyak lagi yang harus aku beli di minimarket depan."
"Baiklah."
Minseok berjalan berlawanan arah dengan Baekhyun menuju lift basement.
Sialnya, ia lupa tidak meminta kunci apartemen pada si empunya rumah.
Terpaksa, ia turun di lobi untuk meminta kunci kepada resepsionis.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya resepsionis ramah.
"Apa ada kunci cadangan untuk kamar Suits nomor 4, atas nama Byun Baekhyun? Pemiliknya memintaku untuk masuk ke sana tapi lupa memberikan kuncinya padaku."
"Bisa tunjukan buktinya Tuan?"
"Ah, sebentar," sahut Minseok kemudian mengambil ponselnya dan menelepon nomor Baekhyun.
"Hei, katakan pada resepsionis (apartemen/hotel) agar memberiku kunci kamarmu," ucap Minseok setelah teleponnya tersambung dengan Baekhyun, kemudian memberikan ponselnya kepada resepsionis di depannya.
"Mr. Kim?" panggil seseorang di sampingnya.
Minseok menoleh dan mendapati rekan bisnis Jongdae dulu. "Oh? Mr. Rudolf?" jawab Minseok terkejut.
Pria tua itu menyahut, "Ya." Kemudian Mr. Rudolf tergelak sambil mengamati wajah Minseok, "Apa-apaan ini.... Wajahmu tidak bertambah tua sedikitpun semenjak terakhir kali aku bertemu denganmu empat tahun yang lalu, malah semakin terlihat muda saja," ucapnya jujur membuat Minseok ikut tertawa.
"Kudengar sekarang perusahaan Jongguk berkembang pesat? Jongdae memang luar biasa."
"Ya, memang seperti itu adanya. Itu juga berkat bantuan dari Anda, Sir."
Mr. Rudolf mengangguk-anggukkan kepalanya kecil kemudian mendesah kecewa.
"Seharusnya waktu itu aku ikut menanamkan modalku ke perusahaan kalian agar tidak menyengsarakan pegawaiku seperti sekarang. Mereka kugaji pas-pasan karena perusahaanku perlahan seperti akan runtuh."
Minseok mendengarkan ucapan Mr. Rudolf baik-baik.
"Tidak perlu menyesal seperti Itu, Sir. Sudah sewajarnya kita perlu berhati-hati terhadap perusahaan baru agar tidak merugikan perusahaan sendiri. Saya tahu Mr. Rudolf tidak ingin menanggung resiko yang berdampak pada pegawai Anda."
Mr. Rudolf tersenyum seketika. Kekecewaannya luntur berkat sedikit pompaan dari Minseok.
"Kau benar Mr. Kim! Dan terima kasih sudah memahamiku. Jangan sungkan bila ingin meminta bantuanku, aku dengan senang hati akan membantu."
Minseok mengangguk, "Kau juga begitu Mr. Rudolf. Jangan sungkan juga pada kami."
"Aku harap bisa bertemu denganmu lagi. Aku harus pergi sekarang."
"Baik. Hati-hati di jalan."
Minseok dan Mr. Rudolf saling membungkuk hormat dan berjabat tangan.
"Ini Tuan kuncinya, juga ponsel Anda," ucap resepsionis tadi sambil menyerahkan kunci dan ponsel Minseok.
Minseok kembali menuju kamar Baekhyun menggunakan lift, tak lupa mengucapkan terima kasih pada resepsionis tadi.
•⚫⚫⚫•
"Joo—"
Praang!
Prang! Prang! Prang!
Praaang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore Psycho-insane
Fanfiction[FROMANCE] REAL CHEN FANFICTION • Peringkat 3 dalam PSIKO [9/5/2018] • Peringkat 3 dalam Lovesoul [6/4/2019] • Peringkat 2 dalam Lovesoul [8/4/2019] Ketika kewarasanmu diuji untuk menghadapi dunia luar. "Ini benar-benar mengerikan dan menyiksa. Aku...