Selamat hari kamis, buat kamu yang manis 💙
Aku sengaja kok, apdet hari kamis biar bisa bikin ucapan kayak diatas #alasan #biarinajaya
Team Abi mana suaranya???
***
Baru beberapa langkah berjalan, Adel tiba-tiba berhenti. Membuat beberapa orang menabraknya karena kaget. Apalagi, Adel berjalan di tengah-tengah kerumunan.
"Kalau jalan lihat-lihat dong mbak."
"Matanya dipakai nggak mbak?"
"Kalau berhenti itu pasang tanda dulu. Jangan asal mengerem."
Mendengar celetukan yang terakhir, membuat Adel ingin membalas dengan berkata, "Saya bukan motor mas. Yang kalau mengerem, lampu belakangnya bakalan nyala."
Tapi tidak jadi. Karena Adel tahu dia yang salah.
Sambil berulang kali mengucapkan maaf, Adel berbalik arah dan berjalan pergi.
Adel membatalkan niatnya untuk ke Keysha terlebih dulu, dan memilih menyusul Abi ke kantin saja. Hari ini dia mau menjadi bodyguard Abi dari para pemangsa cogan alias para cewek yang ada di sini.
Jangan sampai lagi-lagi Adel kecolongan start dengan orang lain. Karena Adel baru sadar, menikung Abinaya itu tidak semudah seperti yang dia ucapkan.
Pandangannya berkeliling mencari sosok Abi. Dia yakin, Abi belum pergi jauh.
"Tuh kan, baru ditinggal bentar, udah ada aja cewek yang ngedeketin," keluh Adel saat melihat Abi berdiri berdekatan dengan cewek berambut sebahu.
Dengan langkah cepat, Adel mendekati kedua orang itu. Tapi dia mendadak berhenti lagi, Adel merasa tidak asing dengan cewek yang sedang berdiri di depan Abi itu. Adel mencoba membongkar kembali ingatannya, karena dia tahu, dulu dia sering melihat wajah cewek itu.
Adel menjetikkan jari saat akhirnya mengingat siapa ternyata cewek itu.
"Kak Laura."
Adel tidak berani mendekat. Dari tempatnya berdiri, dapat Adel lihat Laura menunduk, badan Laura bergetar seperti orang menangis.
Apa yang mereka omongin ya? pikir Adel.
Kemudian, Abi membawa Laura menjauh dengan memeluk bahu gadis itu. Hati Adel rasanya terbelah dua melihat mereka.
Dengan langkah hati-hati Adel mengikuti Abi dan Laura yang berhenti di pojok kantin. Sedangkan Adel memilih bersembunyi di balik tembok yang juga ada di sana. Dia tidak bergerak, dan tidak berani mengintip. Tapi dari tempatnya dia masih bisa mendengar suara Laura dan Abi walau pelan.
Beberapa menit kemudian, Adel tidak mendengar suara tangis Laura lagi. Memberanikan diri, Adel menjulurkan kepala untuk mengintip mereka. Adel tidak bisa mendengar mereka, karena Laura berbicara di pelukan Abi.
Hatinya memanas karena cemburu. Dia saja belum pernah dipeluk seperti itu oleh Abi.
"Kamu masih sayang aku nggak Bi?" Terdengar jelas suara Laura bertanya ke Abi. Laura mengangkat wajahnya dari dada Abi, dan ganti menatap pria itu.
Adel membelalakkan mata tidak percaya.
"Masih."
Sambil menahan napas, Adel menunggu kelanjutan percakapan mereka.
"Kamu mau balik ke aku lagi kan Bi?"
"Mau."
Dan runtuhlah pertahanan Adel. Tangannya dia gunakan untuk membekap mulutnya erat, agar suara tangisnya tidak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abidel
Teen Fiction[ON GOING] [UPDATE SETIAP RABU] Ini tentang Adel, yang berkali-kali berkata akan move on dari Abi. Tetangga, sekaligus sahabat, dan cinta rahasianya selama ini. Tapi, setiap kali laki-laki itu tersenyum untuk Adel, lagi dan lagi hatinya jatuh. Ini t...