15. Abidel

713 104 321
                                    

Mau update kemarin sih sesui jadwal, tapi kemarin wattpad error (╥﹏╥)
Btw, selamat membaca 💙

"Mau cerita nggak? Kenapa lo nangis tadi?" tanya Keenan sembari memberikan sebuah piring plastik berwarna pink dengan hiasan bergambar bunga kepada Adel. Piring tersebut adalah hadiah yang mereka dapat setelah menukarkan tiket dari bermain game.

Keenan tidak jadi mengantar Adel pulang. Apalagi karena muka Adel yang jelas-jelas terlihat habis menangis. Bisa-bisa Keenan dimintai pertanggungjawaban seumur hidup karena sudah membuat Adel menangis. 

Keenan mau-mau saja bertanggung jawab seumur hidupnya, itu artinya dia menikah dengan Adel kan? Tapi masalahnya, cowok itu belum lulus. Untuk kuliah dimana nantinya, Keenan masih belum kepikiran. Apalagi soal menikah?

Tunggu, kenapa Keenan jadi melantur jauh?

"Kok dapetnya piring sih Nan?" tanya Adel kecewa. Padahal kan, Adel menginginkan boneka beruang coklat yang ada di rak sebelah kiri. Dan Adel rasa, tiket yang mereka peroleh sangat cukup untuk ditukarkan dengan boneka.

Sebenarnya, ini cara Adel mengalihkan perhatian. Dia tidak mau membahas alasannya menangis tadi, Karena Adel pikir, cukup memalukan dia menangis hanya karena masalah tadi.

Keenan meyeringai kecil. "Ngasih boneka itu udah biasa. Belum pernah kan dikasih piring sama cowok?"

"Nggak ada romantis-romantisnya lo jadi cowok."

"Adel ... Adel ...." Keenan menggeleng kecil lalu tertawa. "Lo tahu apa yang paling sering manusia lakukan selain bernapas?"

"Tidur," jawab Adel.

"No. No." Keenan menggerakkan telunjuknya ke kiri dan ke kanan. "Jawabannya adalah makan."

Adel mengernyit bingung. Dia tidak paham maksud omongan Keenan tentang makan itu. Mereka tadi kan sedang membahas boneka dan piring.

"Jadi gini, boneka itu tempatnya di kamar, yang cuma dilihat setiap bangun tidur dan mau tidur. Yang artinya, lo bakal inget gue cuma dua kali sehari."

"Terus?" Adel menimang piring yang diberikan Keenan. Mulai memperhatikan bahwa piring itu warnanya lucu.

"Kalau piring kan, pasti sering lo pakai buat makan. Atau dipakai sebagai tempat cemilan. Atau, pas lo nggak sengaja lihat piring ini di tumpukan piring kotor yang belum dicuci. Intinya, dalam sehari lo pasti sering ngelihat piring kan Del? Jadi lo juga bakalan sering keinget gue," tandas Keenan.

Mereka berdua keluar dari timezone, dan memutuskan untuk makan karena Keenan mengeluh mau pingsan karena kelaparan. Setelah berdebat cukup panjang, karena Keenan mau makan nasi, sedangkan Adel yang mengaku sedang diet mau makan sushi, keduanya memutuskan untuk makan steak saja. Jadi mereka berdua mengalah.

Saat menunggu makanan dihidangkan, Adel tiba-tiba mengeluarkan piring yang diberikan Keenan tadi, dan menaruhnya di atas meja.

"Kalau piring ini gue buang. Berarti gue nggak bakal kepikiran lo, kan?" celetuk Adel dengan nada sinis yang dibuat-buat.

Bukannya tersinggung, Keenan malah tertawa terbahak. "Efeknya tetep sama Del. Sekarang, setiap kali lo ngelihat piring ... lo bakalan inget ada cowok ganteng, yaitu gue--" kata keenan sambil menunjuk dirinya sendiri dengan senyum usil. "Yang ngasih lo piring sebagai hadiah. Dan setiap kali lo lihat boneka beruang, lo juga bakalan inget gue, dan penjelasan gue tentang kenapa ngasih lo piring dan bukannya boneka. Gue jamin itu."

Adel terdiam. Tangannya tanpa sadar memegang erat piring yang Keenan berikan tadi.

Cowok itu benar, mulai dari sekarang, setiap kali dia melihat piring, dia akan mengingat hari ini. Hari dimana, cowok itu berusaha mati-matian membuat Adel tersenyum. Dengan membawa Adel bermain di timezone. Mengatakan lelucon--yang meskipun garing--kepada Adel. Membelikannya Ice Cream.

AbidelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang