Adel mengumpat pelan ketika sekali lagi lagu just a friend's to you mengalun dari ponselnya. Ini sudah yang kelima kalinya dalam beberapa menit ini. Setelah puluhan chat dari orang yang sama telah Adel abaikan.
Gadis itu memang sengaja.
Dia tidak membalas chat ataupun mengangkat teleponnya. Adel juga sengaja mengganti nada dering khusus untuk cowok itu sebagai penanda. Jadi, ketika ponselnya menderingkan lagu itu, bukannya mengangkat telepon, gadis itu lebih sering pergi jauh meninggalkan ponselnya. Atau dia akan ikut bernyanyi sampai dering telponnya itu putus dengan sendirinya.
Sudah cukup. Adel tidak mau kembali terbawa perasaan dan terjebak dalam zona friendzone lagi. Dia sungguh membuktikan ucapannya tempo hari bahwa dia benar-benar mundur. Dari hidup Abi dan dari mengharapkan perasaannya terbalas oleh cowok itu.
Adel butuh waktu. Untuk kembali menata hatinya. Karena itulah sudah semingguan ini, dia kembali menghindari Abi tanpa alasan. Dia akan kembali menjadi sahabat terbaik cowok itu ketika cinta satu sisinya telah usai. Tapi entah kapan.
Ketika dering ponselnya mereda, Adel menarik napas laga. Tapi ponselnya kembali berdering tanda chat masuk. Adel melirik sekilas ketika nama cowok itu muncul.
Abinaya Alexi : Belum tidur kan? Buka jendela lo sebentar aja.
Abinaya Alexi : Please ? :(
Abinaya Alexi : P
Abinaya Alexi : P
Abinaya Alexi : P
Abinaya Alexi : P
Abinaya Alexi : PAdela Elveratte : Iya
Adela Elveratte : Bawel
Adela Elveratte : Jangan nyepam!Abinaya Alexi : 😊
Adela menyerah. Memang setipis itu pertahanan dirinya terhadap Abi. Hanya sebuah emoticon menangis dan Adel langsung luluh. Gadis itu menarik napas panjang sebelum turun dari kasurnya yang empuk dan hangat untuk menuju ke jendela.
Jendela kamar mereka memang berhadap hadapan. Sebenarnya ini bukan kebetulan. Kamar Adel ini awalnya milik Nohan. Tapi Adel memaksa kakaknya untuk bertukar kamar, agar kamar Adel dan Abi bisa berhadap - hadapan seperti pada film dan novel-novel. Dan sekarang, gadis itu menyesal. Dia tidak bisa lagi memandang ke luar jendela dengan bebas karena Abi selalu ada di seberang sana. Jendela kamar Abi selalu terbuka dan seringkali Adel bisa melihat aktivitas Abi tanpa sengaja.
Misalnya saat cowok itu belajar, bermain dengan gitar, bahkan Adel yang lebih sering menutup gorden jendela karena Abi selalu membuka pakaiannya begitu saja tanpa tahu malu diintip oleh Adel.
Adel menarik gordennya ke samping dan melihat jendela kamar Abi tertutup kertas karton putih besar. Dia memicingkan mata untuk membaca tulisan yang ada di sana.
ADEL, LIHAT KE BAWAH DONG! Tulisan yang sudah serupa ceker ayam itu ditulis dengan huruf kapital dan berwarna hitam tebal.
Gadis itu menurut dan melihat ke arah bawah. Tampak Abi yang tersenyum ke arahnya. Refleks, Adel membalas senyuman Abi sambil melambaikan tangan.
Adel lantas menarik tangannya cepat. Astaga! Tidak seharusnya dia terlihat sesenang itu hanya karena melihat Abi. Lagu just a friend's to you kembali terdengar. Membuat Adel terburu mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau.
"...."
"...."
"...."
"Apa sih Bi?" sentak Adel kesal. Bayangkan saja, mereka sudah saling diam selama lima menit. Gadis itu kembali menuju jendela dan menatap Abi yang masih bertahan pada posisinya tadi. Ponsel cowok itu diletakkan di telinga kanan. Sedangkan di tangan kirinya membawa satu kantong plastik cukup besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abidel
Fiksi Remaja[ON GOING] [UPDATE SETIAP RABU] Ini tentang Adel, yang berkali-kali berkata akan move on dari Abi. Tetangga, sekaligus sahabat, dan cinta rahasianya selama ini. Tapi, setiap kali laki-laki itu tersenyum untuk Adel, lagi dan lagi hatinya jatuh. Ini t...