13. Abidel

707 117 320
                                    

Selamat hari Rabu, selamat membaca Abidel *cium satu-satu*

Itu tombol bintang bisa diklik nggak sih? Coba cek deh, soalnya kemarin eror 

***

Gadis itu berbeda, tapi tetap tampak sama di mata Abi.

Masih Laura yang sering jatuh, masih Laura yang suka menggigit bibir bawahnya saat gugup, masih Lauranya yang dulu.

Perbedaan yang mencolok adalah rambut panjang Laura yang dulu tergerai indah sampai ke pinggang, sekarang hanya tersisa sebatas bahu gadis itu.

Tapi tetap, Laura terlihat cantik. Malah semakin imut dengan potongan rambut barunya.

Setelah sekian lama tidak bertemu, Abi tidak menyangka bahwa keinginan untuk memeluk gadis itu segini besarnya. Dia nyaris menerjang ke arah Laura, jika saja egonya tidak menghalangi. 

Karena seorang Abinaya, tidak seharusnya berbuat seperti itu kepada mantan pacarnya.

"Masih sering jatuh ya Ra?" Abi terkekeh geli. Seolah film, ingatan Abi terputar kembali ke masa-masa saat dia sering menolong Laura jatuh dulu.
Lalu mereka berkenalan. Berteman akrab. Sampai akhirnya, ganti hati Abi yang jatuh kepada Laura.

Mata Laura yang berwarna coklat itu mengabut. "Apa kabar?" tanya Laura pelan.

"Kamu nanya kabar yang mana dulu Ra? Kalau badan sih, aku sehat wal afiat. Tapi kalau hati aku ... hati aku nggak baik-baik aja setelah kamu pergi." Abi mencoba untuk tidak terdengar menye, tapi mau bagaimana lagi, keadaan hatinya memang begitu adanya.

Laura meringis kecil. Antara karena merasakan sakit menusuk di bagian lututnya, dan karena ucapan Abi barusan.

Laura tahu, dia telah menyakiti orang yang pernah dia sayangi itu terlampau dalam. 

Belum sempat Laura mengucapkan kata lagi, Abi sudah terlebih dahulu melanjutkan ucapannya. "Kamu nggak berubah ya Ra. Masih kelihatan sama kayak dulu."

"Dan kamu berubah banyak ya Bi," ucap Laura dengan suara bergetar.

Perubahan Abi terlihat jelas di mata Laura. Terutama di bagian mata Abi. Karena mata itu tidak menatapnya seperti dulu lagi.

Tidak ada binar sayang di sana.

Yang ada hanyalah tanda kekecewaan.

"Dan salah siapa semua itu?" balas Abi tajam.

"Aku minta maaf."

"Kamu tahu Ra...." Abi mengambil napas dalam, netranya menatap manik mata Laura tajam. "Aku ngerasa hilang. Aku nggak kenal dengan aku yang sekarang. Aku gonta-ganti pacar semudah gonta ganti nomor hp. Dan lucunya, semua nama pacar aku selalu berakhiran Ra."

Laura menahan napasnya. Tidak pernah ada dalam rencananya,dia akan bertemu Abi tiba-tiba seperti ini. 

"Kamu tahu kenapa?" tanya Abi dengan nada mengejek.

Laura menggeleng pelan. Dia menunduk, tidak berani menatap mata Abi. Sekaligus menyembunyikan air mata yang turun membasahi matanya.

AbidelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang