16. Abidel

846 119 313
                                    

Selamat hari rabu. Jangan lupa bahagia hari ini :)

Kalau sudah bahagia, tombol bintang di pojok kiri bawah bisa di klik lah. Biar aku-nya ikutan bahagia ('∀`)♡

Adel nyaris menjerit, ketika akan membuka pintu rumah tapi pintu itu sudah terlebih dahulu membuka sendiri. Lalu sesosok kepala tanpa tubuh menyembul begitu saja dari dalam. Untung saja, Adel lekas mengenali bahwa kepala tadi milik Abi sebelum melempar kepala itu dengan piring yang dia bawa.

"Gue kira lo setan tahu nggak?" omel Adel.

Abi terkekeh geli, lalu bergeser ke kiri memberikan jalan kepada Adel untuk masuk. "Katanya di antar Keenan? Keenannya mana?" Abi celingukan, mencari sosok tinggi berambut berantakan yang sering menjadi penyebab kesalnya akhir-akhir ini.

"Sudah pulang," jawab Adel singkat.

"Loh kok pulang sih? Nggak pamit dulu sama orang di rumah. Cowok yang nggak mau nganterin lo sampai masuk ke dalam rumah itu--"

"Berisik tahu nggak sih? Lagian tadi gue yang suruh Keenan pulang," potong Adel.

Abi langsung diam dan mengekori Adel yang sudah masuk dan sekarang berbelok menuju dapur. "Ini apa Del?" tanya Abi pada piring yang baru saja Adel taruh di tempat cuci piring.

"Piring."

"Maksud gue tuh, ini piring apa? Dari siapa? Kenapa pulang-pulang lo bawa piring? Gitu." Abi berkata dengan gemas. Apa karena kepanasan di luar bikin Adel jadi lemot ya? lanjutnya dalam hati.

"Dari Keenan, hadiah habis main di Timezone tadi," jawab Adel sekenanya.

"Pergi sama cowok dan lo cuma dibeliin piring? Tinggalin Del, tinggalin. Lo bakal merana nanti, baru pendekatan aja udah pelit gini," kata Abi. Dengan pandangan meremehkan sekaligus permusuhan dia menatap piring plastik yang sebenarnya tidak bersalah itu.

"Itu piringnya mahal tahu. Keenan habis seratus ribu buat dapetin piring itu."

"Berarti dia bego, piring plastik gini aja sampai habis seratus ribu," balas Abi masih tidak terima. "Duit segitu Del, bisa dibuat beli satu set alat makan. Nanti gue beliin deh, piring yang lebih bagus dari itu!"

Adel tersenyum penuh arti. "Ini itu bukan tentang piring murah atau mahal Bi. Tapi lo nggak bakal ngerti lah," ejek Adel kemudian.

"Gue ngerti kok," sewot Abi.

"Apa?"

Abi memalingkan mukanya yang mulai terlihat kesal. "Lo tadi kenapa ninggalin gue dan pulang sama Keenan?" tanya Abi mengalihkan pembicaraan.

Lo ninggal gue duluan pas lo reuni sama Kak Laura tadi, ucap Adel dalam hati sembari menatap Abi.

"Ngerasa bersalah kan lo?" tanya Abi yang sekarang tersenyum merasa menang.

"Lo duluan yang ninggal gue," gumam Adel. Sebelum cowok itu sempat bertanya lebih lanjut, Adel sudah pergi meninggalkan Abi yang masih mematung di dapur.

"Kapan gue ninggal lo?" Abi menarik lengan Adel, membuat Adel berbalik dan ganti menatap wajahnya.

Untuk beberapa saat, hanya suara napas keduanya yang terdengar jelas.

"Ehem ... Gue numpang lewat ya. Mau nyuci piring nih." Nohan cengengesan, lalu berjalan melewati mereka berdua. Baru beberapa langkah, Nohan berjalan mundur.

"Aduh!" pekik Abi sambil mengelus tangannya yang baru saja Nohan pukul keras.

"Jangan modus di rumah gue!" seru Nohan.

AbidelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang