***
"Eh kaliaan... kebetulan kalian datang, kakak mau keluar bentar, tolong jagain andra bentar ya." ucap dinda yang menyadari kedatangan yudhis and the gank:v
"Okee kak sipp, Lama juga gapp kok hehe." ucap dhana nyeleneh
Dinda hanya senyum mendengar jawaban dhana, ia sudah terbiasa dengan guyonan makhluk halus tak kasat mata itu.
"Eittt broo." Ucap yudhis ke andra sambil men tos ala pria pria maco itu
"Haii tanteeee." bukannya malah men tos ala pria maco, dhana malah meragakan sapaan ala banci banci sosialita
"iss najisss" ucap andra dan yudhis bersamaan yang jijik melihat tingkah temannya itu
"Najis najis gini, kawan lu pada juga."
"GAK!" ucap mereka bersamaan, bahkan bukan hanya andra dan yudhis, asya dan naina pun serempak mengatakan GAK
"Adekk Nainaaa... adek naina maukan sama abang dhana." pinta dhana sok imutt
"iss ogah gue mah, mendingan juga gue jomblo dari pada harus sama elo."
Sementara mereka sedang bertengkar, dan yudhis pergi ke toilet.
Andra memanggil asya"sya..?"
"Iya ndra? kenapa? lo butuh sesuatu? atau ada yang sakit?" tanya asya panjang
"Sini.."
Entah setan apa yang merasuki asya, ia dengan cepatnya langsung mendekat ke arah andra.
"gue gak kenapa napa, gue gak butuh apa apa, gue gaada sakit sama sekali sya." jelas andra panjang lebar
"terus kenapa manggil gue?"
"Emang salah?" tanya andra balik
"tuhkan, ditanya bukannya dijawab malah nanyak balik."
Andra hanya tersenyum melihat tingkah lucu asya kalo lagi ngambek sambil mengelus puncak rambut asya
"Berantakann andraa." Ucap asya sambil membenarkan rambut yang diacak acak oleh andra.
Setelah kurang lebih 1 jam mereka berbincang. mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing.
"Dhis, lo anterin asya pulang ya." pinta andra
"Maless ah, Ogahh.. mendingan juga gue Pusk Rank sampe Mythic" jawab yudhis pura pura menolak.
"Ah elu, Cepetan ntar gue beliin diamond deh." sogok andra
"Kalo sudah menyangkut diamond, bagaimana mungkin abang yudhis bisa nolak."
"Yaudah cepetan, Hati hati lo, jangan ngebutt, Pastiin asya sampe rumah."
"Iya iya, bawel amat sih kaya emak emak aja lu."
"Yaudah, asya pulang dlu ya ndra, cepet sembuh andra." pamit asya.
"Iya iya, andraa udah sembuh kok tuan putri." jawab andra sambil senyum senyum ga jelas.
***Hari ini andra sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, namun ia tidak diperbolehkan terlalu banyak bergerak dan beraktivitas
"Ndra.. Papa besok baru bisa jengukin elu." Ucap dinda yang baru saja selesai mengantarkan andra ke kamarnya.
"Ga butuh."
"Terserah lo mau bilang apa, yang pasti lo gabakal tau seberapa paniknya papa pas ngedenger kabar kalo lo itu kecelekaan."
"Kalo dia panik pasti dia pulang jengukin gue" ucap andra yg raut mukanya menandakan bahwa dia sedang tidak mood membicarakan hal ini
"Kapan sih lo berubah ndra, mana andra yang dulu? papa itu kerja buat ngidupin kita ndra. ya mungkin papa lagi ada meeting yg penting, makanya papa ga bisa pulang buat jengukin elu."
"Sepenting penting nya kerja, lebih pentingan keluarga juga kali." lirih andra yang mungkin tak terdengar oleh dinda
"yaudah deh, lo istirahat aja, entar kalo lo butuh apa apa lo bisa panggil gue." ucap dinda lalu pergi meninggalakan kamar andra.
Dinda berjalan ke arah ruang utama, ia ingin menonton drama korea kesukaannya, sejak andra masuk rumah sakit Dinda ketinggalan beberapa episode GOBLIN, hal itu sukses membuat dirinya sedikit streess:v
"Loooo. Papa?" Ucap dinda yg menyadari kehadiran papanya. "Bukannya papa besok pagi baru pulang?"
"Eh sayangg, kerjaan papa udah kelar kok, sini.. papa pengen melukk putri papa ini." Pinta papa gilang sambil mengarahkan dinda ke samping tempat ia duduk
"Papa kenapa sih? ga biasanya minta peluk peluk gini?"
"Gapapa, papa lagi kangen aja sama kakak." ucap papa gilang sambil mengelus puncak rambut putrinya itu
"Dinda juga kangen sama papa, oiya papa udah liat andra?"
Gilang tampak mengelus napasnya, rasa sedih tersirat di kedua bola matanya.
"Pa?" tanya dinda berusaha menyadarkan papanya
"Eh iya sayang? Nanti aja andra kan baru pulang dari rumah sakit, biarin dia istriahat dulu." jawab papa gilang
"Iya juga sihh.. Pa? Dinda mau ngomong serius sama papa"
"ya ngomong aja sayang." jawab papa gilang yang masih tak henti hentinya mengelus rambut putrinya itu
"ini tentang Andraa..."
Gilang tampak sedikit diam tak bereaksi, raut wajah nya berubah diam lagi tak berekspresi
"Pa, ekspresi papa kok gitu? kaya ada yg papa tutupin gitu." tanya dinda yang memperhatikan raut muka papanya itu
"Oh enggak kok sayangg, Dinda tadi mau cerita kan? cerita apa?." jawab papa gilang
"Kan kemaren andra ngebutt di jalan raya pa, Abis itu kan dia masuk rumah sakitt." Jelas dinda serius
"yaaa. papa tau sayang."
"Dengerin dulu pa.." Oceh dinda yang tak ingin penjelasannya itu di potong oleh papanya. Gilang hanya bisa mengangguk melihat tingkah putrinya itu
"Dinda panik pa, bibik kan lagi pulang kampung, jadi terpaksa dinda harus jagain andra di rumah sakit." sambungnya
"Trusss..?" tanya papa dinda penasaran
"Dirumah sakit kan gaada tv pa, jadi dinda udah banyak ketinggalan episode GOBLIN, boleh ga siaran tv nya dinda ganti. Dinda mau nonton di kamar magerr pa" Pinta gadis itu seperti anak kecil.
Gilang hanya tertawa legah terhadap penuturan putrinya itu, memang dari tadi gilang memegang remote tv dan membuka siaran sepak bola.
"Aduhh sayangg.. kenapa kamu ga ngomong dari tadi? yaudah ganti aja.. Lagian papa mau bersihin badan dulu." Ucap papa gilang, ia mengecup puncak rambut putrinya itu dan segera beranjak dari sofa.
***
Papa gilang tampak duduk di tepi kasurnya itu, ia memandangi foto keluarganya dimana ada Dia, Istrinya, dan kedua anaknya. Raut wajahnya menandakan bahwa ia sedang sedih, ia sepertinya sedang rindu akan sosok istrinya itu. Gilang tampak merasa kesepian setelah ditinggal oleh istrinya, dia selalu saja memikirkan istrinya itu.
Gilang berusaha bangkit dari keterperukannya, oleh sebab itu selama ini gilang selalu menghabiskan waktunya di kantor, bahkan sangking keasyikan di kantor ia tak jarang lupa untuk mengontrol aktivitas anaknya.
"Maafin papa ma.. Papa udah gagal jadi orang tua buat andra dan dinda ~ Ucap gilang lirih sekali"
Gilang teringat akan informasi dari Kakaknya beberapaa hari yang lalu. Dimana Andra sedang bercecok dengan Dinda pasal dirinya yg menyebabkan andra kecelakaan dan masuk rumah sakit.
Tak terasa air mata membasahi wajah lelaki paruh baya itu. kini tekadnya hanya satuu, yaituu.......
dekatt dengan anak anaknyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THE RAIN
Teen FictionJatuh dan Cinta 💛 Kita di pertemukan di hujan , Bersama sama di hujan, Bahkan kita berpisah di hujan. Mungkinkah kita akan bertemu kembali di Hujan? Hii💛 Follow ig @dwiipspt_ yaa Vote dan Coment jugaaa 💛💋