seperti cerpen

415 10 0
                                    

"Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku mencintaimu?"
"Iya. Aku sudah dengar berkali-kali tentang itu. Sudah cukup. Aku muak mendengarmu."
"Lalu bukti apa lagi?"
"Tidak ada. Hanya..."
"Apa?"
"Aku butuh waktu. Kau tahu dan sadar kau populer. Semua wanita nampaknya menyukaimu. Semuanya nyaman. Lantas kau bisa memilih perempuan mana yang kau dekati. Dan kenapa kau memilih aku?"
"Entah. Alasannya sederhana tapi aku tidak bisa jelaskan."
"Ah aku rasa ini hanya euforia sesaat. Lihat saja nanti."
"Aku..."
"Iya kan, mas?"
"Ngg...."
"Kita lihat. Lihat dan tunggu sampai kapan dirimu betah memahami dan mengagumi orang aneh dan bodoh seperti aku."

Dua manusia melanjutkan ngobrol. Yang lelaki sedang mengupayakan agar negosiasi berjalan lancar. Sedang yang perempuan bertahan. Menunggu dan melihat situasi.

Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang