D U A B E L A S

153 13 1
                                    

Terima kasih telah hadir,meski hanya sebatas rahasia

------------------------------------------------------

Hari ini adalah hari minggu,hari yang cocok untuk bermalas malasan. Tapi tidak untuk laras,ia hari ini membereskan kamarnya,menyapu dan mengepel rumahnya. Aldo yang baru saja masuk langsung duduk di sofa sambil memangku toples yang berisi keripik.

"Ih aldo,itu baru aja gua sapu liat itu remahnya berantakan. Sapu pokoknya"ucap laras dengan bibir yang ditekuk
"Iya iya bawel"jawab aldo yang terus saja memakan keripik laras itu.
"Nonton yuk ras"ajak aldo
"Gak mal-"

Kringgg!

"Halo ma"
"Laras apa kabar?"
"Baik"
"Alhamdulilah,mama belum bisa pulang bulan ini,kamu baik baik aja kan?"
"Iya ma"
"Kata tania,kamu sering sering kesana aja"
"Tante tania?mamanya sakti ya ma?"
"Iya mamanya sakti,yaudah ya mama sibuk banget. Kanu jangan lupa makan,kalau uangnya habis bilang ya nak. Nanti mama transfer"
"Iya ma"

"Tante dwi bilang apa?"tanya aldo
"Bilang kalo gua suruh main main tempat tante tania,mamanya sakti. OH SHIT MAMANYA SAKTI!OMAYGAT! ALDO INI SAPU GUA MAU MANDI NANTI ANTERIN GUA TEMPAT SAKTI YA"Heboh laras saat menyadari suatu hal,yaitu mulai hari ini ia akan sering kerumah calon suaminya itu.
"Iya"jawab aldo,sesungguhnya aldo tak begitu yakin pada sakti. Musuh matanya itu,terlalu dingin dan cuek untuk ukuran seorang wanita cerewet seperti laras. Tapi apa boleh buat,tetap mengejar adalah pilihan laras.

***
Perempuan manis itu sudah sampai di depan rumah sakti,ia sengaja membawa buah untuk tania. Katanya sih,latian jadi mantu.

"Assalamualaikum,sakti ganteng."ucap laras sambil mengetuk pintu rumah sakti.
"Waalaikumsalam,eh ada laras. Masuk ras"ucap tania saat membukakan pintu rumahnya dan mempersilahkan laras masuk.
"Sakti nya ada tante?"tanya laras dengan sumringah diwajahnya
"Ada,kamu ke kamarnya aja sana. Pintu kamarnya cat putih"kata tania yang diangguki oleh laras.

Perempuan itu langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri kamar sakti. Ia membuka knop pintu nya perlahan,menampakan sakti yang sedan memainkan handphone nya hanya menggunakan handuk.
"Sakti" sakti yang merasa namanya dipanggil pun langsung menileh dan membulatkan matanya saat melihat laras berdiri diambang pintu. Ia sadar bahwa hanya mengenakan handuk langsung menutup pintunya paksa dan segera menggunakan pakaian.

"Gak sopan banget"sinisnya saat keluar dari kamar.
"Yakan laras gak tau,eh sakti kita ke mall yuk"ajak laras yang duduk di pinggiran tempat tidur sakti.
"Gak"jawab sakti yang masih memandangi handphone nya itu
"Jalan kek gitu,biar kaya orang pacaran"ajak laras lagi
"Gak"balas sakti cepat.

"Kamu mau pergi sama sakti ras?"ucap tania yang tidak sengaja mendengar ajakan laras pada sakti.
"Eng-"
"Iya tante"potong laras saat sakti baru saja menjawab
"Enggak ma"ucap aldo
"Yaudah sana pergi,mama mau pergi tempat bu fatila. Apa kalian mau berdua dirumah?ya gak apa apa sih sebenarnya. Tapi kalo kata mama kalian pergi aja sana,sakti kamu temenin laras ke mall sana"kata tania,yang membuat sakti bingung.
"Ini yang anaknya gua,apa laras sih?"
"Sakti.."ucap tania sekali lagi
"Yaudah,gua ganti baju dulu"ucap sakti,jangan tanyakan bagaimana perasaan laras saat ini. Ia sangat senang,karena bisa pergi berdua dengan sakti. Pujaan hatinya itu. Lain kali ia harus membawa makanan yang lebih banyak lagi agar,tania bisa membantunya lagi.

***
Sakti dan laras sekaang sedang berada di salah satu pusat berbelanjaan dijakarta. Bukan sakti dan laras sih sebenarnya tapi lebih tepatnya laras,karena sakti hanya mengekori laras dan mendengarkan setiap kata yang keluar dan mulut cerewet laras.

"Sakti,kita ke fotobox yuk"ajak laras
"Enggak"jawab sakti
"Bodo amat laras gak denger"ucap laras yang langsung membawa sakti kedalam fotobox itu. Terlihat sekali sakti tidak ikhlas pasalnya sakti sangat anti sekali yang namanya kamera. Apalagi ini?
"Gua mau balik,kalo lo gak mau balik sendiri"ucap sakti sambil terus saja berjalan
"Iya iya laras pulang,anterin ya"ucap laras yang berusaha menyamai langkah teman datarnya itu.

***
Laras turun dari motor sport laki laki yang seharian menemaninya itu.
"Makasi sakti udah nemenin laras seharian"ucap laras
"Iya,gua balik"jawab sakti da langsung mengendarai motornya. Baru saja berbalik badan laras sudah dikejutkan dengan aldo.
"Astaga,aldo kaget gua"kata laras sakbip memegang dadanya.
"Asik bener sama sakti,heh awlaras besok itu hari senin. Sekolah,ini jam berapa?"ucap aldo dengan nada yang agak serius
"Jam sembilan"jawab laras
"Masuk,gua temenin tidur"ucap aldo,laras hanya mengangguk dan masuk kerumahnya.

Setelah membersihkan badan nya laras,langsung masuk ke kamar dan duduk di balkon kamarnya berfikir Kenapa aldo sekhawatir ini? Emang ia siapa?
Laras harus cuek malam ini juga

Aldo melihat laras duduk bersila dengan selimut dipundaknya,laki laki itu menghampiri laras dengan maksud menyuruhnya tidur.
"Ras,udah jam sebelas masuk. Tidur,diluar dingin"
"Lo balik aja gua bisa tidur sendiri"jawab laras
".." tanpa ada jawaban,laki laki itu langsung keluar dari kamar laras dan segera tidur di sofa ruang tamu laras. Ia benar benar merutuki sikapnya yang marah pada laras. Memang dia siapa?marah pada perempuan yang jalan dengan teman laki lakinya?
Pasti sekarang laras sedang berfikir gatau malu banget siapa siapa aja bukan sok perduli atau memang dia siapa sok ngelarang ngelarang mama gua aja ga pernah.
Demi apapun aldo pusing dengan semuanya.

"Gua benci dengan diri gua sendiri,kenapa gua harus sekhawatir ini sama lo. Padahal,siapa siapa aja bukan. Bikin malu aja"

Sama do,author juga pusing:(
Vote and comment💙🔥

Bima saktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang