EKSTRA PART 2

176 7 1
                                    

Kandungan laras sudah memasuki bulan ke delapan,yang artinya bulan depan ia akan melahirkan. Sekarang laras,larisa,fathi dan sakti sedang berdebat mengenai proses melahirkan laras. Apakah harus normal atau oprasi caesar.

"Ras normal itu resikonya besar,apalagi mereka kembar"ucap sakti
"Tapi laras pengen rasain rasanya jadi mama sakti"balas laras
"Memang lo kira oprasi caesar gak sakit?yuna itu caesar ras,nih jaitan gua masih ngebekas"saut larisa yang memangku yuna
"Iya,ras. Waktu yuna masih dalem rahim larisa,dokter bilang tali pusarnya ngelilit leher. Dua kali lagi ngelilitnya"ucap fathi
"Pokoknya laras mau normal gak mau caesar"balas laras
"Bisa gak sih jangan egois sekali aja ras,ini menyangkut 3 nyawa ras."ucap sakti lalu bangkit dan masuk ke kamarnya

"Duh udah mulai nih perang dunia ke 5,pulang yuk ris"ajak fathi
"Yaudah,pikirin lagi aja ras. Gua harap lo buang jauh jauh ego lo"ucap larisa
Laras duduk termenung di ruang tengah sambil berfikir. Sudah 2 jam sejak sakti masuk ke kamarnya dan marah. Iya laras tau sakti begitu karena sakti khawatir saja. Laras memberanikan diri masuk kedalam kamarnya,ia melihat sakti sedang tidur menghadap tembok. Laras pun ikut berbaring disebelah sakti. Dan memeluk sakti dari belakang

"Maafin laras sakti"ucap laras,sakti yang merasa dipeluk oleh laras langsung menaruh tangan nya diatas tangan laras dan membalikan badan nya menghadap ke laras.
"Jangan egois dulu ras,aku gak suka ya"ucap sakti,laras hanya mengangguk dan mengeratkan pelukan nya. Sakti melihat laras sangat nyaman di posii yang seperti ini.
"Ntat sore kerumah mama ya sakti"ucap laras
"Mama kamu atau mama aku?"tanya sakti
"Ish mama kamu lah,mama aku mah disurabaya"ucap laras dengan bibirnya yang dimanyunkan. Sakti mendekatkan bibirnya pada bibir laras dan menciumnya lembut,sangat lembut sampai sampai laras saja mengikuti permainan sakti.

Sakti memperdalam ciuman nya dan memegang tengkuk laras. Hingga keduanya melepaskan ciuman itu karena kehabisan nafas.
"Janji ya berjuang buat mereka"ucap sakti mengelus pelan perut buncit laras
"Iya"jawab laras tersenyum
Dug!
"Woah,jagoan nih"ucap sakti saat tangan nya ditendang oleh anaknya dari perut laras
"Mereka emang suka gitu,kadang malah lebih sakit"ucap laras,sakti mendekatkan wajahnya dan mencium perut laras

"Jangan kuat kuat ya nak,kasian mama kesakitan tuh"

***
Laras dan sakti sudah diperjalanan menuju rumah tania. Setelah sampai didepan gerbang laras langsung turun dan memeluk tania.
"Mamaaaa laras kangen"ucap tania
"Ras jangan lari astaga"ucap sakti
"Eh iya lupa hehe"balas laras
"Yaudah masuk aja dulu,laras lapar?tadi mama buat rendang loh. Yuk makan"

***

Setelah makan siang sakti izin ke kantornya untuk menyelesaikan sedikit tugas sebelum cuti untuk berjaga jaga.
"Aku ke kantor dulu ya,ma titip laras bentar"ucap sakti sembari mencium pucuk kepala laras
"Iya,hati hati nak"balas tania

Laras hanya duduk didepan televisi memindah chanell kesana kemari dan tak ada yang menarik menurutnya.
Tok..tok..
Laras langsung membuka pintu rumahnya
"Iya tante?"tanya laras.
"Kamu istrinya sakti ya?tania ada?"ucap perempuan itu,laras hanya mengangguk.
"Ada tante masuk dulu,aku panggilin mama bentar" laras

"Ma,ada tamu. Katanya nyariin mama"ucap sakti pada dwi,dwi pun langsung kedepan untuk mengecek. Laras pun duduk kembali dan menonton televisi.
"Jangan siska,itu uang pesanan kue!"
"Alah bodo amat!urusan apa sama gue!gue butuh uang,kesiniin!"
Sayu sayu telinga laras mendengar keributan dari depan. Laras pun mencoba mengintip alangkah terkejudnya saat ia melihat perempuan itu hendak merampas uang dari genggaman mama mertua nya

"Lepasin!"bentak laras
"Ras jangan nak"ucap tania,laras mendekat dan mendorong tubuh siska. Siska yang merasa terganggu mendorong balik laras hingga tubuhnya terbentur dinding.
"Laras! Ya allah nak!"ucap tania melihat laras dengan darah yang mengalir di betisnya. Siska langsung pergi saat itu juga

***
Sakti berlari di lorong rumah sakit,tadi mamanya menelpon kalau siska datang.
"Ma,dimana laras!"panik sakti
"Laras di ruang didalam,maafin mama sakti mama gak bisa jagain laras. Mama-"
"Gak ma,ini bukan salah mama."potong sakti
"Keluarga pasien"panggil dokter,sakti langsung masuk keruang ugd itu. Sakti melihat laras yang berbaring dibrankar rumah sakit dengan wajah pucatnya.

"Dok istri saya gimana?anak saya?tanya sakti saat salah satu dokter tersebut
"DOK DETAK JANTUNG KORBAN TIDAK STABIL!"Teriak salah satu suster disana
"Maaf pak,ini darurat. Doakan saja yang terbaik"ucap dokter seraya mendorong pelan tubuh sakti.
Apalagi ini?

Tubuh sakti seperti tidak ada penopang,lemas. Sangat lemas,sakti hanya bisa menangis mengingat orang yang bertahun tahun ia jaga bisa seperti ini hanya karena dorongan dari orang yang dari dulu ia benci. Bukan hanya istrinya,tapi juga 2 calon anaknya.
"Maafin aku ras,maafin ras aku gak becus jagain kamu ras. Aku bodoh ras,aku gak bisa jagain anak kita"ucap sakti
"Nak,udah ya. Jangan salahin diri kamu sendiri"
"Keluarga pasien?"
Sakti langsung bangkit
"Kita sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi tuhan pasti punya rencana yang lebih baik. Anak anda sedang dibersihkan,tapi. Istri anda-"
"tidak selamat"

"Gak,gak mungkin"ucap sakti,laki laki yang sekarang menjadi langsung berlari masuk lebih dalam keruangan itu. Ia melihat seorang berbaring dengan kain putih yang menutupi wajahnya. Ia membuka perlahan kain itu,melihat wajah pucat istri cerewetnya itu.

"Ras,bangun sayang. Liat tuh,suster lagi mandiin anak kita. Kamu gak mau bangun?ayo sayang bangun,mereka cantik dan ganteng loh. Mereka kembar,ayo bangun ras."ucap sakti,ia tidak bisa menahan air matanya
"Bangun ras!kalo ini lelucon ini gak lucu ras!!bangun,eh maaf sayang aku gak maksud bentak kamu,kalo kamu cuma pengen liat aku nagis aku udah nangis ras liat sekarang aku nangis nih. Bangun ras bangun. Aku minta maaf gak bisa jagain kamu ras,bangun ras aku mohon"

Eh,stop. Lo sakti kan?iyakan iyakan?"ucap Laras dengan samangat. Sakti hanya mengangguk pelan.
"Anak nusa satu kan?"tanya laras lagi. Sakti mengangguk lagi dengan malas
"Minta id line dong"pinta laras,dahi sakti menyatu. Perlahan ia membuka helm full face hitam nya.
"Wah,sakti ganteng banget. Gua jadi makin suka. Nih id nya tulis aja"kata Laras menyerahkan handphone nya. Tak lama sakti memakai helm nya lagi dan agak bergeser dari badan laras agar ia bisa masuk ke sekolah nya itu.
"Eh,kok masuk sih. Ntar dulu"ucap Laras yang menghalangi jalan sakti untuk kedua kali
"Sakti ngomong dong. Gua minta id line lo"kata Laras sambil menggoyangkan pelan bahu sakti. Perlahan sakti membuka kaca helm nya.
"Gua gak kenal sama lo"ucapnya lalu masuk ke halaman sekolahnya.

Mata sakti mengingat kejadian 6 tahun yang lalu,saat laras datang kepadanya dan terang terangan meminta id line karena saat itu laras sangat menyukainya.
"Bangun sayang"

Kok sad:(
Vote and comment😭

Bima saktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang