🍁02

2.4K 196 5
                                    

DARI atas motor Jungkook, bisa Yeonjin lihat bahwa halte yang berada di sebrang sana sangat ramai karena terdapat mobil bus menabrak halte tersebut dengan posisi miring kesamping, terlebih dengan beberapa mobil polisi dan ambulan yang terparkir.

Hujan belum juga berhenti untuk membasahi kota Busan, Yeonjin memukul bahu Jungkook dari belakang dengan tubuh yang menggigil akibat kedinginan, "Oppa.. Lebih cepat!"

"Sabar sedikit, jalanan licin," kata Jungkook sambil fokus menyetir di tengah kemacetan akibat jalanan dimana Bus kecelakaan ditutup untuk sementara.

Tak lama, Jungkook memberhentikan motornya di pinggir jalan, setelah itu Yeonjin langsung melompat turun dari motor dan berlari menuju pusat kecelakaan terjadi.

"Yeonjin-ah!" Teriak Jungkook begitu helmnya sudah terlepas dari kepalanya. Ia berlari menyusul Yeonjin yang berusaha menerobos pembatas kepolisian yang berwarna kuning.

Para polisi keamanan menahan langkah Yeonjin yang terus meronta minta dilepaskan, Jungkook langsung menarik paksa wanita itu dan langsung merengkuh tubuh Yeonjin dengan erat, wanita itu menangis tersedu-sedu disela tubuhnya yang menggigil.

"Lepaskan! Aku ingin melihat eomma dan appa!" ronta Yeonjin berusaha melepas pelukkan Jungkook.

Jungkook tidak bergerak, ia masih memeluk tubuh Yeonjin. "Tenanglah.. Mereka akan baik-baik saja.."

"Kau selalu berkata seperti itu! Jika memang mereka baik-baik saja. Lantas, mengapa kau membawaku kesini?!"

Jungkook terdiam. Yeonjin mendorong tubuh laki-laki itu dengan sekuat tenaga. "Lepaskan! Jangan menghalangiku!"

Lagi, Yeonjin berlari menerobos pembatas kepolisian, ada dua polisi yang hendak menghentikannya tetapi ditahan oleh Jungkook. "Tidak apa-apa, ia hanya ingin melihat ayah dan ibunya."

Kedua polisi itu menoleh, "Jungkook-Ssi?" lalu membungkuk sopan pada putra atasannya.

"Dia kekasihku, wanita itu memang keras kepala," ucap Jungkook sambil menatapi Yeonjin yang kini sedang sibuk berlarian kesana-kemari mencari kedua orang tuanya di tengah hujan yang begitu deras.

"Oh ya, dimana ayah?" Tanya Jungkook mengalihkan pandangan kepada kedua polisi itu.

"Instruktur Jeon Jin Dae berada disana," seru salah satu polisi itu menunjuk ke arah ayahnya yang kini sedang mengobrol dengan.. Yeonjin.

"Terimakasih. Aku permisi dulu." Jungkook membungkuk sopan lalu berjalan menghampiri Ayahnya yang kini sedang memeluk Yeonjin.

"Abeoji.." (Ayah..)

"Sstt.." Desis Jin Dae.

"Wae?" Tanya Jungkook tanpa bersuara. (Kenapa?)

Ayahnya itu hanya menggelengkan kepalanya sambil mengelus punggung Yeonjin, "Biar kutunjukkan dimana eomma dan appa-mu berada," ucap Jin Dae seraya melepas pelukkannya lalu menuntun Yeonjin ke tempat dimana para korban di evakuasi.

Jin Dae bertanya pada salah satu petugas yang ada di dalam tenda. "Apa korban Tuan dan Nona Lee sudah dibawa ke rumah sakit?"

"Maaf Pak, bisa disebutkan nama lengkapnya?" Tanya petugas itu seraya membuka daftar korban yang sedari tadi dipegangnya.

"Lee Hyun Jin dan Lee Ahra," jawab Jin Dae seraya menoleh pada Yeonjin untuk memastikan nama yang disebutnya itu tidak salah.

Petugas itu mecari nama yang disebut ayah Jungkook pada daftar, setelah itu ia membungkuk sopan pada ayah Jungkook selaku Inspektur Kepolisian di Busan, "Korban Lee Hyun Jin dan Lee Ahra sudah dibawa ke Rumah Sakit Gae San, Kyosanim." (Instruktur.)

"Baik. Terimakasih atas informasinya."

"Ne, Kyosanim. Saya permisi dulu," kata petugas itu lalu berjalan keluar tenda setelah membungkuk sopan pada ayah Jungkook.

"Kedua orang tuamu sudah dibawa ke rumah sakit, mau kesana?" tanya Jin Dae sambil mengusap puncak kepala Yeonjin.

Dilihatnya, gadis itu pucat, kedua mata dan hidungnya memerah akibat menangis.

"Dimana rumah sakitnya?"

"Rumah Sakit Gae San." Jin Dae menoleh pada putranya itu yang masih setia berdiri di sisi Yeonjin, merangkul tubuh kekasihnya itu yang kedinginan.

"...Jungkook-ie, bisa,'kan antar Yeonjin kesana? Ayah masih ada tugas."

Jungkook mengangguk nurut. "Ne. Abeoji.." (Iya, Ayah..)

Jin Dae tersenyum simpul lalu pamit pada mereka berdua.

Jungkook menghadapkan tubuh Yeonjin ke arahnya, dihapusnya jejak air mata wanita itu. Tubuhnya masih terasa dingin, padahal hujan sudah berhenti, "Jangan menangis, kau terlihat jelek," ledeknya lalu berjalan menarik Yeonjin keluar dari area pusat kecelakaan menuju motornya yang terparkir di pinggir jalan.

🍁🍁🍁

Rumah Sakit Gae San sangat ramai dengan ambulan yang terus berdatangan membawa korban kecelakaan di ranjang beroda menuju UGD atau ICU.

Yeonjin berlari memeriksa setiap ambulan yang datang dan mengeluarkan korban yang sudah lemah tak berdaya dengan tubuh dilumuri darah di atas ranjang.

Semua ambulan yang baru berhenti bukanlah membawa ayah atau ibunya. Lantas, dimana mereka?

Jungkook lagi-lagi menarik Yeonjin yang terlihat sangat frustasi karena sedari tadi ia sama sekali tidak menemui kedua orang tuanya. Laki-laki itu menenangkan Yeonjin dengan memangkupkan wajah Yeonjin ke arahnya, diusaplah kedua pipi wanita itu. "Tenangkan dirimu, kita akan masuk ke dalam dan bertanya apakah ada orang tuamu disini atau tidak. Oke?"

Yeonjin mengangguk lemah dan ditariklah lengannya oleh Jungkook menuju meja Resepsionis.

"Permisi, apa ada pasien bernama Lee Hyun Jin dan Lee Ahra?" tanya Jungkook pada wanita yang berada di balik meja besar itu.

"Sebentar ya, saya periksa terlebih dahulu." Wanita yang duduk di balik meja Resepsionis itu mencari nama yang disebutkan Jungkook di buku daftar pasien.

Disaat Jungkook masih menunggu Resepsionis itu mencari nama ayah dan ibunya Yeonjin, tiba-tiba terdengar teriakan yang menggema tepat di belakangnya.

"EOMMA! APPA!!!"

TBC

Hello guaise, ketemu lagi setelah sekian lama wkwk.

Akhirnya gue memutuskan buat next part ini!!!

Voments ya. Janji deh abis ini bakal lebih sering update!😘💖

n a d y a z a y n

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang