SUDAH jalan satu minggu lamanya Yeonjin belum juga mendapat kabar dari Jungkook. Tiada hari bagi Yeonjin tanpa menghubungi laki-laki itu, mengiriminya beberapa pesan permohonan maaf, dan menyalahkan diri sendiri betapa egoisnya seorang Lee Yeonjin.
Malam ini, ia sedang meringkuk di atas kasurnya memainkan selimut yang kini menutupi sebagian tubuhnya dengan pandangan kosong.
Akhir-akhir ini Yeonjin merasa hatinya sangat berantakan. Hal itu tentu disebabkan oleh dua orang laki-laki yang akhir-akhir ini selalu memenuhi otaknya.
Siapa lagi kalau bukan Jungkook dan Taehyung?
Mengenai soal Taehyung, ia selalu teringat kejadian minggu lalu.
Flashback on
Taehyung menarik Yeonjin ke dalam pelukkannya, mengusap tengkuk gadis itu dengan lembut. “Maaf.”
Flashback offSejak kejadian malam itu, Yeonjin merasakan sesuatu yang familiar di dalam hatinya, seperti ada gejolak besar yang terus memompa jantungnya untuk berdetak lebih cepat dari biasanya. Perasaan yang sama saat ia menerima perlakuan manis dari seorang Jeon Jungkook.
Tidak seharusnya Yeonjin membiarkan hatinya merasakan itu karena laki-laki lain disaat dirinya masih memiliki Jungkook.
Tidak! Yeonjin tidak boleh menaruh hati pada Taehyung. Mau tak mau ia harus menjaga jarak dengan laki-laki itu dan fokus memperbaiki hubungannya dengan Jungkook.
Lagipula, bukankah ia memiliki Jungkook saja sudah cukup? Apa yang kurang dari Jungkook? Ia tampan, memiliki tubuh atletis, pandai di semua bidang olahraga, bisa memainkan beberapa alat musik, dan nilai plusnya memiliki otak yang tak kalah pintar dari Taehyung karena selalu memenangkan Olimpiade di sekolah.
Seharusnya Yeonjin bersyukur bisa menjadi satu-satunya gadis yang dipilih Jungkook disaat gadis lainnya mengantri untuk menjadi kekasih laki-laki bermarga Jeon itu.
Yeonjin menghela nafas, ia baru pertama kali merasa kewalahan karena hatinya yang tidak jelas ini. Ia merasa lelah karena terus memikirkan Jungkook yang mungkin sudah menyerah padanya dan juga memikirkan sebenarnya apa yang terjadi pada hatinya terhadap Taehyung belakangan ini.
Yeonjin menjadi sangat sensitif karena ia sedang dalam masa periodenya. Apalagi ini hari kedua, ia bisa saja marah-marah karena hal sepele lalu berakhir menangis tanpa sebab. Seharian ini ia sendiri di rumah, paman dan bibi sedang pergi acara reuni SMA. Sedangkan Seokjin pergi dengan Rose—pacar barunya.
Menyebut Rose membuat Yeonjin tiba-tiba teringat Jennie—yang kini baru ia ketahui bahwa gadis itu adalah mantan kekasih Taehyung. Dan juga, sejak kedatangan gadis itu Taehyung jadi jarang mengganggunya seperti biasa dan lebih sering berdua dengan Jennie.
Seharusnya Yeonjin bahagia,'kan? Kan itu yang ia mau. Taehyung berhenti mengganggu hidupnya dan ia mulai memfokuskan hatinya kembali pada Jungkook.
Dalam keheningan, tiba-tiba bel rumah berbunyi membuat Yeonjin langsung bangkit dan turun dari kamarnya menuju pintu tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang datang di layar interkom.
Yeonjin membuka pintu dan betapa terkejutnya ketika pandangannya bertemu dengan manik hitam seseorang yang belakangan ini memenuhi pikirannya.
Tubuh Yeonjin membeku, ia terus menatap laki-laki itu hingga butiran bening menembus dari kelopak matanya dan menjalar membasahi pipinya. Yeonjin menangis.
Lantas dipeluklah tubuh Yeonjin oleh laki-laki di hadapannya dengan erat. Yeonjin hanya bisa diam membeku dengan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir deras.
“Maaf..” ucap laki-laki itu parau.
Yeonjin memejamkan matanya seraya menghirup aroma parfum yang sudah lama tidak memasuki rongga hidungnya. Yeonjin tidak menyangka, saat ini laki-laki yang ia hubungi selama satu minggu lebih tidak ada kabar, laki-laki yang Yeonjin pikir sudah menyerah padanya, dan laki-laki yang selalu ia rindukan saat ini berada di hadapannya, memeluknya dengan erat sambil mengucapkan kata ‘maaf’ berulang kali.
Jeon Jungkook.
“Oppa.. nan jeongmal mianhae..” lirih Yeonjin dengan suara bergetar kemudian membawa tangannya melingkari tubuh Jungkook, membalas pelukkan laki-laki itu.
“M-maaf.. aku tidak bisa menepati janjiku untuk tidak menjadi gadis egois.. tidak seharusnya aku marah padamu sampai menjauhimu selama satu bulan.. aku..”
“Ssst... seharusnya disini aku yang minta maaf..” Jungkook melepas pelukkannya kemudian mengusap air mata Yeonjin, setelah itu ia membawa bibirnya untuk mencium kening gadis itu cukup lama membuat Yeonjin memejamkan mata. “Maaf karena aku baru menghampirimu kesini.. harusnya dari pertama kali kita bertengkar aku sudah disini meminta maaf padamu..”
Yeonjin menarik nafas panjang kemudian tersenyum. “Aku tahu betapa sibuknya kau disana, Seokjin oppa menceritakan semuanya padaku tentangmu.”
“Kau tahu? Karena kesalahanku kemarin hingga menyebabkanmu menghilang dan menghindariku itu sempat membuatku gila, Yeonjin-ah.” Jungkook meraih kedua tangan Yeonjin. “Aku takut kalau hubungan kita tidak akan berhasil..”
Yeonjin menggeleng cepat, ia menahan air matanya yang hendak keluar lagi. Lantas ia maju selangkah untuk memeluk Jungkook lagi.
Jungkook tersenyum, ia mengusap puncak kepala Yeonjin lembut. Ingin rasanya ia melakukan sesuatu pada gadisnya ini karena rindu.
“Yeonjin-ah... boleh aku menciummu?”
Yeonjin menahan nafasnya karena terkejut, ia menarik kepalanya dari dada bidang Jungkook. Tanpa menunggu jawaban, Jungkook langsung menyambar bibir Yeonjin, menarik gadis itu untuk mendekat dan meletakkan kedua tangan Yeonjin melingkari lehernya.
Jungkook mencium Yeonjin dengan lembut tanpa tuntutan, terkesan seperti menyalurkan kasih sayang dan cinta melewati tautan bibir mereka.
***
Taehyung POV
Aku memasuki mobilku ke area komplek Seokjin yang artinya aku pergi menuju rumah Yeonjin.
Aku dengar dari Seokjin kalau kedua orang tuanya pergi sehingga membuat Yeonjin sendirian di rumah. Saat aku tahu Seokjin rupanya juga sedang pergi berkencan dengan Rose, aku langsung berpikir untuk mengajak Yeonjin keluar malam ini.
Mobilku berhenti di seberang rumah Yeonjin. Aku melihat seperti ada yang aneh dengan apa yang aku lihat. Lantas aku membuka kaca mobilku dan menajamkan pandanganku ke arah satu titik dimana—tunggu! Aku melihat sepasang kekasih berciuman disana.
Aku tidak melihat wajah laki-laki itu karena ia memunggungiku. Di pandanganku hanyalah sosok Yeonjin yang melingkarkan kedua tangannya di leher laki-laki itu.
Yah. Aku melihat Yeonjin berciuman untuk pertama kalinya.
Siapa dia? Jungkook?
Aku terkekeh pelan sambil menutup kembali kaca mobilku kemudian menjalankan mobil menjauhi rumah Yeonjin.
Baiklah, rencanaku gagal malam ini.
TBC
Haii!! Long time no see yaa hehe
Gimana nih? Kependekan ya??
Maaf banget ya aku emang author ngeselin. Update lama, terus pendek banget lagi kalo ngasih narasi :(
Tapi makasih ya buat kalian yang masih tetep support aku!!
Oh ya. Kalian team mana nih? Team Taehyung atau Team Jungkook? KOMEN YA!!
n a d y a z a y n
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Fanfiction[ON GOING] Taehyung menggenggam tanganku dengan sorot mata yang meneduhkan. Ia menghela nafas perlahan kemudian berkata. "Kau belum mencintaiku?" Aku samar-samar menggeleng dengan ekspresi datar. Berusaha untuk menyembunyikan sesuatu darinya. Taeh...