HAMPIR semalaman, Yeonjin dan Jungkook sama sekali tidak menutup matanya untuk tidur, walaupun hanya sebentar.
Jungkook sudah menyuruh Yeonjin untuk tidur, tapi tetap saja, gadis itu sama sekali tidak menurutinya. Ia hanya akan tidur ketika mendapat informasi bahwa ayah dan ibunya sadar.
Lantas, bagaimana bisa Jungkook tertidur sedangkan kekasihnya sendiri tidak bisa tidur? Tentu saja ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
Yeonjin senang, ia juga senang.
Yeonjin sedih, tentu ia juga harus sedih.
Yeonjin dan Jungkook sudah berjanji, bahwa mereka harus melewati susah senang bersama.
Semalam, setelah dua jam menunggu di depan ruang ICU, Dokter yang menangani ayah dan ibunya Yeonjin berkata bahwa kedua orang tua Yeonjin terbaring koma, dua-dua nya koma.
Hal itu membuat Yeonjin semakin khawatir dan lagi-lagi menangis berjam-jam di pelukkan Jungkook.
Bagaimana bisa? Kedua orang tuanya koma? Ia harus bagaimana? Berdoapun tidak mungkin langsung dikabulkan.
Dokter bilang, bahwa luka pada ayah dan ibunya Yeonjin sangatlah parah. Ayah Yeonjin pingsan karena shock. Hal itu karena ayah Yeonjin memang memiliki riwayat penyakit jantung yang selama ini tidak diketahui siapapun, dan saat ini ayah Yeonjin bernafas dibantu dengan alat pernafasan, ditambah lagi dengan beberapa luka yang menimpanya, sangat memprihatinkan.
Sedangkan ibu Yeonjin, ia tidak separah suaminya, kata Dokter. Namun, ibu Yeonjin mengalami kepatahan tulang punggung yang cukup parah. Saat di CT scan, tulang punggung wanita itu mengalami kerusakan, tulangnya remuk dan hancur, dan jika ingin kembali seperti semula pun tidak bisa, harus di operasi dan dipasang alat untuk menegakkan kembali punggung ibu Yeonjin.
Mengenaskan bukan?
Sekarang apa yang bisa dilakukan oleh Yeonjin? Menangispun tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula.
Dokter bilang bahwa ia harus berdoa untuk keselamatan pasien, keajaiban tidak ada yang tahu.
Yeonjin hanya bisa tergelak miris, ia sudah hapal, ucapan seperti itu hanyalah ucapan yang digunakan sang Dokter untuk menghibur keluarga pasien. Omong kosong.
Dalam keheningan, terdengar langkah beberapa orang menghampiri Yeonjin dan Jungkook yang sedari tadi masih betah duduk di kursi tunggu dekat ruang ICU.
"Yeonjin-ah!"
Mereka berdua sontak menoleh ke arah sumber suara, Yeonjin berdiri dan langsung mendapat pelukkan erat dari wanita paruh baya itu—bibi Ahro.
"Gwaenchanha?"
Yeonjin menggeleng lemah sambil menahan air matanya, ia bisa melihat paman Hansung dan Kim Seokjin—kakak sepupunya yang kini sedang berbincang dengan Jungkook.
"Aku tidak baik-baik saja, Imo.." lirih Yeonjin pelan, ia melepas pelukkannya dan langsung mendapat pelukkan lagi dari paman Hansung. (Bibi)
"Jangan bersedih, ayah dan ibumu pasti kuat," serunya yang menurut Yeonjin adalah sebuah kalimat untuk menghiburnya.
"Bagaimana kabar mereka?" tanya Ahro sambil menuntun Yeonjin untuk duduk kembali.
Yeonjin menunduk ke bawah, tatapan matanya kosong, entah mengapa untuk menggambarkan bagaimana kondisi kedua orang tuanya terasa menyakitkan. Sangat sakit.
"Belum ada perkembangan, mereka belum juga sadar dari koma-nya sejak semalam."
"Koma?" sela Hansung dengan alis berkerut. "Kau serius?"
Yeonjin mengangguk, "Dokter bilang begitu, luka mereka akibat kecelakaan sangat parah," Yeonjin menarik nafas pelan lalu melanjutkan, "apa kalian tahu jika ayah memiliki penyakit jantung?" tanyanya pada dua pasangan suami istri itu.
Mereka berdua saling berpandangan lalu menggeleng, "Tidak sama sekali, kenapa?" jawab Ahro kembali bertanya .
"Sepertinya ayah menyembunyikan penyakitnya atau memang ayah sendiri tidak tahu, Dokter bilang saat kecelakaan terjadi ayahku langsung pingsan karena shock. Sebenarnya keadaannya tidak akan parah jika ayah tidak memiliki penyakit jantung. Saat ini ayah bernafas dibantu dengan alat pernafasan.." Yeonjin mengakhiri kalimatnya, ia menundukkan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan tangan yang bertumpu di atas pahanya.
Ia sudah tak kuat, ia tak tahu harus berbuat apa saat ini.
Kedua orang tuanya terbaring lemah di dalam sana, tentu ia tidak akan merasa baik-baik saja sekarang.
"Terus, bagaimana dengan ibumu?" kini giliran Hansung yang bertanya.
"Eomma.." Yeonjin menghapus air matanya, ia tiba-tiba tergelak miris, "Ia tidak separah ayah. Namun bagiku, eomma-lah yang paling parah.."
"..Ia mengalami kerusakan tulang punggung,"
"...Tulang punggungnya patah hingga remuk dan hancur, jika ingin sembuh, eomma harus di operasi, jika punggungnya ingin tegak seperti semula, harus ada alat dimasukkan ke dalam punggungnya.."
Dan, saat itu juga tangis Yeonjin meledak di sekitar lorong rumah sakit sehingga membuat Seokjin dan Jungkook yang sedang berbincang menoleh ke arahnya.
Ahro memeluk tubuh Yeonjin erat, ia juga ikut menangis karena mendengar cerita tragis dari kedua orang tua Yeonjin, terlebih adiknya—Ahra—yang katanya harus operasi tulang. Ya Tuhan! Membayanginya saja Ahro sudah ngeri sendiri.
"Boleh aku masuk menemui mereka?" tanya Ahro.
Yeonjin hanya bisa mengangguk lemah dan membiarkan bibi Ahro menemui kedua orang tuanya.
TBC
Yang pernah nonton drama 'Hwarang' pasti kaget ngeliat nama "Hansung&Ahro"
inget ya geng ini cuma nama doang, jadi jangan bayangin pamannya Yeonjin (Hansung) itu Taehyung di Hwarang ya wkwk.
Makasih ya teman-teman yang udah vote dan komen💖 i love u all😭💖
Janji bakal rajin update kalo sering dapet notif dari ff ini:")
n a d y a z a y n
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Fanfic[ON GOING] Taehyung menggenggam tanganku dengan sorot mata yang meneduhkan. Ia menghela nafas perlahan kemudian berkata. "Kau belum mencintaiku?" Aku samar-samar menggeleng dengan ekspresi datar. Berusaha untuk menyembunyikan sesuatu darinya. Taeh...