SEPULANG dari kantin, aku bilang pada Jungsoo untuk pergi ke toilet dan memintanya untuk menungguku di luar.
Aku mencuci tanganku di wastafel lalu mengeringkannya, tiba-tiba tiga orang wanita baru saja masuk dan salah satu di antara mereka langsung duduk di keramik wastafel, dua di antaranya bercermin sambil memakaikan lipstick di bibirnya.
"Ya. Kau masih ingat tidak? Saat Seokjin oppa menggandeng seorang gadis beberapa minggu yang lalu?" seru gadis yang duduk di atas wastafel sambil mengayunkan kakinya yang menggantung.
Aku tahu yang ia maksud itu aku, hanya saja aku pura-pura tuli dan mengambil tisu di sampingku.
"Tentu saja aku masih ingat dan sangat terkejut..."
Kulirik dari cermin, gadis yang satunya lagi menurunkan lipsticknya ke bawah, ia menatapku lewat pantulan cermin.
"melihatnya."
Sial, mereka berusaha mengintimidasiku disini.
Tanpa memperdulikan celotehan mereka, aku berbalik badan dan hendak keluar dari toilet. Namun, wanita yang duduk di wastafel tadi bangkit dan menghadang jalanku.
"Astaga. Apa yang kau lakukan? Jangan menghalangi jalannya," ucap yang lainnya di belakangku, seketika mereka tertawa nyaring sambil menatapku remeh.
Gadis yang menghadang jalanku, tertera di nametag nya bernama Shin Hyorin itu berjalan mendekat serta menyelipkan rambutku ke belakang telinga, ia berkata. "Hanya ingin berkenalan dengannya, apa tidak boleh?"
Oke, sekarang aku tidak tahu apa maksud mereka seperti ini. Yang jelas, sekujur bulu kudukku meremang ketika gadis ini menyentuh rambutku.
"Permisi.. Aku harus pergi."
Aku melangkah dan langkahku terhenti ketika salah satu dari mereka tiba-tiba saja merangkul bahuku erat sekali, "Jangan pergi, kau tidak ingin berkenalan dengan kami, hah?" cicitnya dengan mendekatkan wajahnya padaku.
Astaga, gadis-gadis ini normal tidak, sih? Mereka lesbi atau apa?
Aku tersenyum singkat seraya menjauhkan tangan wanita ini dari bahuku. "Maaf, aku harus masuk kelas."
Aku menggeser tubuh gadis yang bernama Hyorin dari hadapanku. Aku melangkah dan betapa terkejutnya ketika pintu toilet tiba-tiba ditutup dan ada gadis yang ketiga bersandar di badan pintu, ia bernama Park Bo Ra.
"Mau kemana, manis? Kau sombong sekali tidak ingin berkenalan dengan kami," serunya dengan tangan dilipat dada.
Sialan, jika mereka ingin melabrakku kenapa tidak langsung saja? Kenapa harus buang-buang waktu menggodaku segala macam.
"Sangat tidak sopan jika menolak untuk berkenalan dengan Sunbae," kata yang satunya lagi. Aku menoleh dan melihat namanya. Jung Yuri.
Sunbae? Oh mereka lebih tua dariku?
"Apa mau kalian? Langsung saja, tidak usah basa-basi," ketusku setengah berteriak sehingga mereka semua tercengang lalu terkekeh geli sambil menghampiriku—menghimpitku ke tembok.
"Ya. Bocah, mau mati?" seru Hyorin sambil mencengkram bahuku kuat. Aku meringis.
"Kau pikir kau siapa?" kini, giliran Yuri angkat bicara. Kurasa dia ketua geng di grup nya.
"Maksudmu? Aku murid baru disini," jawabku sambil menahan sakit ketika kuku panjang milik Hyorin ikut menancap di bahuku.
"Tidak. Maksudku, kau siapa nya?" tanyanya lagi dengan menekankan ucapan di kata 'nya'
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Fiksi Penggemar[ON GOING] Taehyung menggenggam tanganku dengan sorot mata yang meneduhkan. Ia menghela nafas perlahan kemudian berkata. "Kau belum mencintaiku?" Aku samar-samar menggeleng dengan ekspresi datar. Berusaha untuk menyembunyikan sesuatu darinya. Taeh...