YEONJIN berjalan cepat mengikuti ranjang beroda yang terus berjalan cepat menuju ruang ICU.
Jungkook di belakangnya juga mengikuti langkah gadis itu yang saat ini menangis lagi karena ayah dan ibunya baru saja tiba di rumah sakit ini dengan tak sadarkan diri, tubuh kedua orang tuanya itu dilumuri darah. Sangat mengenaskan.
Yeonjin membiarkan air matanya jatuh di sela langkah cepatnya mengikuti ranjang beroda yang kini membawa ibunya. "Eomma! Bertahanlah! Aku ada disini!"
Yeonjin berbalik beralih pada ayahnya yang memiliki luka lebih parah. "Appa!!!"
Ia mengguncangkan tubuh ayahnya itu, "Appa! Ireona! Kau harus pulang ke rumah!!" teriaknya frustasi sambil mengikuti langkah semua suster yang kini mendorong ranjang beroda itu ke dalam ruang ICU. (Ayah! Bangun!)
Saat Yeonjin hendak masuk, tubuhnya ditahan oleh salah satu suster. "Maaf Nona, tunggu disini saja."
Yeonjin mendorong tubuh suster itu dengan emosi. "Shireo! Aku harus masuk! Aku harus melihat mereka, Suster!" (Tidak mau!)
Suster itu menggeleng menolak, Jungkook lagi-lagi menarik tubuh Yeonjin agar menjauh dari mereka. Dengan gerakan cepat, suster itu menutup rapat pintu ICU sehingga Yeonjin tidak bisa masuk ke dalam.
Yeonjin menggedor-gedor pintu ICU sambil menangis kencang. "Suster buka pintunya! Aku ingin masuk! Suster.. Jeball.." (Kumohon..)
Tubuh Yeonjin merosot ke lantai, ia menekuk lututnya dan memeluk kakinya sambil menenggelamkan wajahnya di dalam sana, ia menangis tersedu-sedu. Rasanya sakit melihat kedua orang tuanya terluka disaat dirinya sendiri baik-baik saja. Kenapa harus orang tuanya?
Jungkook menghela nafas lalu ikut berjongkok dan merengkuh tubuh Yeonjin dengan gerakan pelan, ia berusaha menenangkan kekasihnya itu.
Jujur saja, ia sendiri tidak tahu harus melakukan apa, ia mengerti perasaan Yeonjin. Begitu hancur, itulah yang Jungkook tahu, ia sendiri juga merasakan itu. Terlebih kedua orang tua Yeonjin sangat baik padanya selama ini.
"Tenanglah.. Percayakan semua pada Tuhan, ia tak akan membiarkan hambanya terluka lebih parah lagi, kau harus berdoa." Jungkook mengelus kepala Yeonjin pelan, berusaha memberi ketenangan dan kehangatan lewat belaian dan pelukkannya itu.
Yeonjin membalas pelukkan Jungkook, ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, entah mengapa sekelabat pikiran negatif menghantui pikirannya.
Bagaimana jika kedua orang tuanya koma?
Bagaimana jika kedua orang tuanya tidak terselamatkan?
Ah tidak! Tidak! Jangan secepat ini! Yeonjin belum siap-ralat-Yeonjin tidak akan pernah siap untuk kehilangan ayah dan ibunya!
"Oppa.. Aku takut.. Aku takut kalau-"
"Ssttt.." Jungkook berdesis. "Hentikan, buang pikiran negatif itu, mereka akan baik-baik saja, percaya padaku."
Lagi, Yeonjin harus menyerahkan semuanya pada yang Maha Kuasa, ia tidak bisa mengubah takdir yang sudah diberikan oleh-Nya.
"Kau sudah menghubungi keluarga Ibumu yang di Seoul?" Jungkook melepaskan pelukkannya seraya menghapus jejak air mata Yeonjin, wanita itu menggeleng lemah.
"Kabari mereka, ini hal penting. Mereka harus tahu," ujar Jungkook dan Yeonjin langsung menuruti ucapannya.
Wanita itu mengeluarkan ponselnya yang basah dari saku lalu menghubungi Bibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Fanfiction[ON GOING] Taehyung menggenggam tanganku dengan sorot mata yang meneduhkan. Ia menghela nafas perlahan kemudian berkata. "Kau belum mencintaiku?" Aku samar-samar menggeleng dengan ekspresi datar. Berusaha untuk menyembunyikan sesuatu darinya. Taeh...