🍁27

860 93 4
                                    

SEPERTINYA kata-kata yang Yeonjin katakan kemarin saat di UKS tidak mempan untuk Taehyung agar berhenti mengganggu hidupnya.

Hal itu terbukti karena sejak jam istirahat dimulai, Taehyung lebih memilih menemani Yeonjin membaca buku di perpustakaan daripada harus makan di kantin bersama ke-lima temannya itu.

Jika bukan karena tekadnya yang besar untuk mengganggu Yeonjin, Taehyung tidak akan sudi menginjakkan kaki di tempat yang dipenuhi jajaran buku berdebu ini. Menurutnya tempat ini sangat membosankan.

Iya, membosankan jika ia tidak berniat untuk belajar.

Jangan lupakan fakta bahwa Taehyung termasuk barisan murid pintar di sekolah.

Yeonjin masih fokus membaca materi yang akan diujiankan besok dengan seksama, sedangkan yang Taehyung lakukan hanyalah memangku dagunya sambil menatap Yeonjin di sisinya dengan wajah tersenyum.

Dalam hati, sebenarnya Yeonjin sudah tidak kuat lagi, ia ditatap seperti itu oleh Taehyung terus-menerus membuatnya tidak fokus belajar.

Dan jangan lupa, tenggorokkannya juga sudah sangat gatal sedari tadi. Ingin rasanya ia melepaskan rasa batuknya sekarang juga.

Materi yang ia baca sama sekali tidak ada yang masuk ke dalam otaknya.

Taehyung berhasil membuat jantung Yeonjin hampir mati.

Walaupun Yeonjin menganggap Taehyung itu pengganggu, ia tetap lemah jika diperlakukan semanis ini oleh laki-laki setampan Taehyung.

Taehyung menatap setiap inci wajah Yeonjin yang menurutnya polos dan mudah digoda seperti anak kecil dari samping.

Dari alis tebalnya Yeonjin.

Bulu matanya yang lentik.

Hidung mancung.

Dan juga bibir tipis milik Yeonjin yang berwarna cerry itu.

Taehyung tertawa kecil sehingga membuat Yeonjin menatapnya sinis lalu melanjutkan aktivitasnya lagi.

Yeonjin sangat terganggu. Taehyung terus saja tertawa sambil menatap wajahnya, meskipun laki-laki itu hanya tertawa pelan. Namun Yeonjin merasa Taehyung sedang meledeknya.

"Sunbae jangan tertawa terus. Kau menggangguku." Yeonjin angkat bicara, Taehyung menghentikan tawanya.

Selang beberapa detik, Yeonjin merasakan ada yang mengusap dahinya. Ia mendongakkan kepala, jantungnya kembali berulah.

Pasalnya, wajah Taehyung begitu dekat dengannya.

"Apa penghangat ruangan disini terasa sangat panas untukmu? Dahimu berkeringat." Taehyung memegang dahi Yeonjin dengan telapak tangannya. "Apa kau sakit?"

Yeonjin menggeleng. "Aku tidak apa-apa."

Taehyung menatap Yeonjin yang menundukkan kepalanya. "Apa kau sedang nervous karena ditemani belajar oleh laki-laki tampan sepertiku?"

Taehyung selalu seperti itu, ia terlalu percaya diri.

Yeonjin membuang pandangannya ke arah lain sambil berdeham merilekskan tenggorokkannya. "Aku sudah bilang,'kan pada sunbae untuk tidak mengangguku?"

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang