26. Peluang

2.2K 151 1
                                    

Bubaran sekolah Alesya diperintah untuk menemui Bu Nining di ruangannya. Namun, sampai saat ini beliau belum terlihat juga. Membuat Alesya harus menunggunya di balkon depan kantor. Beberapa kali ditanya oleh temannya yang lewat.

"Nunggu siapa, Al?" tanya temannya.

"Bu Nining," jawab Alesya.

"Oh, Olimpiade Geografi, ya?" tanyanya lagi. Alesya tersenyum dan mengangguk.

"Semangat, Ale!"

Gadis itu berlalu.

Sampai datanglah sosok wanita parau baya itu memasuki ruangannya, Alesya menghampiri.

Tiba-tiba, tatapannya tidak sengaja melihat sekilas sosok Riski sedang menghampiri Reyhan yang sedang duduk di depan balkon IPS 2.

"Mereka ngapain?" batin Alesya bertanya-tanya.

Selanjutnya di sisi lain, pemuda itu menyapa Reyhan yang sedang duduk terfokus matanya ke arah lapangan melihati anak Paskibra berbaris. Atau... salah satu seniornya yang sedang diidam-idamkan.

"Woi, Bro?" sapa Riski ceria seraya mengambil skala duduk di sebelah Reyhan.

"Wah, elo," balas Reyhan agak terkejut.

"Serius amat lo. Ngeliatin senior apa juniornya?" celetuk Riski membuat Reyhan tertawa ringan.

"Gue ke sini mau minta maaf sama lo," tukas Riski membuat Reyhan menoleh. Mengingat pemuda ini anaknya memang to the point.

"Soal?" tanya Reyhan heran.

"Latihan hari itu. Sori gue udah salah paham sama lo," ucap Riski agak tertunduk merasa bersalah.

Reyhan yang masih belum paham, jadi agak mengernyit. "Salah paham apaan?" tanya Reyhan. Pemuda di sebelahnya jadi menarik napas.

"Lo selalu deket sama Ale kalo gue perhatiin, kemana-mana berdua, ya gimana orang nggak nyimpulin kalo lo pacarnya dia," ujar Riski apa adanya. Reyhan langsung menyanggah ucapannya.

"Gue sama Ale temenan dari SMP, Bro. Udah gitu orang tua gue sama dia temenan. Ditambah gue private gitar sama abangnya. Ya, jadi deket natural aja," sanggah Reyhan cepat.

"Tapi keluarga gue nggak pake ala-ala Siti Nurbaya yang—karena keluarga kita deket terus dijodoh-jodohin, nggak. Ibu gue sayang sama dia karena nggak punya anak perempuan," jelas Reyhan tenang.

Riski yang menyimak jadi mengangguk mengiyakan, dan memahaminya.

"Makanya gue ngerasa jadi seorang kakak kedua a buat jagain dia di sekolah. Nah, itu alesan kenapa gue selalu bersisian sama bocah ular itu," tambah Reyhan tegas

Riski mengangguk lagi. Sudah mengerti sekarang.

"Napa lo? Jealous kali?" tuduh Reyhan membuat pemuda itu gelagapan.



.

a/n:
Pendek banget ya? Iya, emang part yang panjang-panjangnya ada diakhir gitu biar serpraiiiiisss wkwk

ALESYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang