Hp Alesya bergetar, diceknya pesan WhatsApp dari Cica, menyeru Alesya untuk segera ke aula, karena setelah satu peserta yang sedang tampil selanjutnya kelas Alesya. Ia segara pamit kepada dua adik kelasnya dan berjalan cepat menuju aula.
Alesya duduk di kursi yang berada disebalah kanan, bersama gerombolan anak-anak yang menjadi supporter Raja dan kawan-kawan yang akan tampil.
"Tadi kenapa lo nggak ikut duet aja sama Raja? Tau gini lo lagi bebas juga, kan," gerutu Aqila kepada Alesya.
"Tetep aja, Qil. Nggak bisa sama anak-anak OSIS," jawab Alesya pasrah.
"Lah, kok songket lo sama motif dah sama Riski?" tanya Syifa yang berada disebalah kanan Aqila.
"Ha? Emang iya? Persis sama?" tanya Alesya membaliki. Ia menjawab pertanyaan mereka dengan santai, padahal Alesya sudah tahu duluan.
"Iya, njirr!" jawabnya.
Yang selanjutnya teman-teman cewek Alesya jadi heboh dan baper melihat yang tampil adalah sang kapten futsal bernyanyi dengan membawakan lagu Akadnya Payung Teduh.
"KAK BRYAN NYANYINYA FOKUS YA JANGAN MIKIRIN GUE MULU!" teriak Nadia heboh, walau tak diperdulikan oleh Bryan sama sekali. Pemuda itu fokus bernyanyi.
"Nggak kuat ya Allah, jadi mau di akadin sama Kak Bryan aja rasanya," tambah Lala lebay.
"Halalin eneng aja, bang!" celetuk Syifa girang. Membuat Alesya jadi menggeleng melihat tingkahnya.
Dalam suasana yang sedang terhanyut oleh lagu, seseorang datang menghampiri Alesya dan menyerahkan sebuah paper bag berwarna coklat yang Alesya sangat kenal.
"Kak, ada titipan dari Bang Julio buat lo," ucap laki-laki itu yang Alesya kenal adalah juniornya di ekskul basket.
"Apa, nih?" tanya Alesya seraya menerima paper bag yang bertuliskan Twenty Four tersebut.
"Nggak tau, gue cuma disuruh ngasih," jawabnya santai.
Alesya mengangguk dan berucap terimakasih, laki-laki itu kemudian pergi. Dibukanya bungkusan tersebut, aroma-aromanya Alesya seperti kenal. Ah, brownies keju Twenty Four. Gadis ini tersenyum senang melihat makanan favoritnya berada ditangan.
Dari kursi pojok penonton, tanpa sadar Julio memerhatikan Alesya. Setelah brownies pemberiannya diterima, pemuda itu jadi tersenyum.
Namun sebuah getaran yang berasal dari hp Alesya membuat ia mengecek. Sebuah pesan WhatsApp dari Julio.
Kak Julio: Have a good day! Walaupun kemarin lo kalah di challange kemarin, tapi tetep menang dihati gue. Semoga hari ini mood lo bagus terus dengan adanya brownies itu. Padahal gue bilangnya chicken wings ya, hehe. Dimakan ya, Al! Sebelumnya, gue ngerasa cowok terbodoh yang baru tau hal itu kemarin. Gue baru tau kalo lo naksir gue udah lama, dan gue baru tau itu sejak Reyhan pernah bilang waktu kita lagi ketemu ditoko sneakers. I'm so sorry. Gue juga udah suka sama lo sejak hari itu ngajak lo ke Twenty, tapi gue gayakin bisa buat dapetin lo. Thanks ya, see u in next monday.
Alesya membuang napasnya. Tak membalas pesan tersebut. Ia kembali memasukan hpnya ke saku rok.
Alesya jadi tertunduk. Seperti sudah tak ada rasa kepada Julio. Sudah terlambat untuk pemuda itu baru mengungkapkannya dan mengetahuinya. Hati gadis ini sudah ada seseorang. Seseorang yang tiba-tiba datang dan penuh kejutan-kejutan kecil. Yang sudah mengajarkan Alesya berani melawan takut. Padahal pemuda itu sendiri belum bisa menaklukan takutnya.
Pandangannya beralih ke ke depan, melihat Raja sudah berada didepan dengan stand mic. Alesya mengangguk paham, baru mengatahui bahwa Arif memegang bass, Fahri memegang cajon, Reyhan sudah pasti digitar karena ia sempat masuk ekskul musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESYA [SELESAI]
Teen FictionBagaimana jika seorang pangeran dapat jatuh cinta kepada upik abu? Dengan segala ketidaksengajaan semua dapat terjadi. Bersama Alesya akan diceritakan seorang upik abu yang beruntung mendapatkan cinta pangeran. Dengan balutan cerita anak SMA. (Cerit...