Pulang sekolah Reyhan menepati janjinya untuk ke Twenty Four bersama Alesya karena hari ini jadwal keduanya sedang kosong. Pemuda itu sedang mengambil motornya di parkiran, menyisakan Alesya harus menunggu pemuda itu di pinggir lapangan yang seringkali diusili dengan namanya diteriaki oleh kakak kelas dari kelasnya di atas, terlebih 12 IPS.
"ALESYA NUNGGUIN ABANG BOBI, YA?" teriak seseorang dari atas. Alesya menoleh namun tak memperdulikan.
"ALESYA PULANG SAMA ABANG BOBI AJA, ABANG BOBI OTW, NIH!" tambah temannya.
"ALESYA JANGAN MAU SAMA BOBI YA, KONCIANNYA BANYAK!!" kemudian disahuti lagi oleh temannya.
"BANGSAT JANGAN DENGERIN, MONYET!" kali ini Bobi sendiri yang menyahuti. Kemudian Reyhan tiba di depan Alesya.
"Lama banget sih," decak Alesya bete.
"Motor gue di belakang ege," jawab Reyhan santai.
"Ck, gue jadi digangguin anak atas," ujar Alesya mengadu malas.
Reyhan tertawa kecil. Saat Alesya menaiki motornya Reyhan, anak-anak kelas 12 IPS malah menjadi-jadi berisiknya.
"YAH, ALESYA SAMA PACARNYA, YAH BOBI GALAU!" kata pemuda itu.
"BOBI PATAH HATI BUNG!" sahut yang lain.
"BOBI MAKANYA KALO NGAREP JANGAN TINGGI-TINGGI BOB-" kata pemuda lain itu heboh.
PLAK
Pemuda yang barusan berteriak mendapat bogeman oleh Bobi. Alesya jadi lucu sendiri melihatnya.
"Ck, berisik ih, jalan, Han!" suruh Alesya sudah bete.
Keduanya pergi menuju Twenty Four.
Sesampainya, mereka dihadapkan oleh kopi mereka yang baru sampai di meja. Satu Frappuchino yang satunya Moccachino. Yang pasti pemilik Moccachino tersebut adalah si gadis berpipi bulat ini yang sedang bahagia tatapannya melihat sekeliling kafe ini.
Mereka menikamati makanan yang tersedia, brownis keju yang menjadi andalan bagi pemesannya. Alesya yang excited jadi tak ada habis-habisnya bercerita soal Julio yang hampir pernah mengajaknya kesini. Reyhan sih cuma ngangguk-ngangguk saja, mengiyakan gadis ini curhat.
"Ah, gila deh, gue kan jadi fly gitu pas tau dia WhatsApp gue ngajak ke sini, sayangnya waktu itu, tiba-tiba kakaknya dateng dan dia harus jagain ponakannya yang lagi main," ujar gadis ini menghela napas kecewa. Namun masih melanjutkan ceritanya yang belum usai.
"Yaaa namanya seorang Julio gitu yaa, fans-nya ada di mana-mana, gue suka bete denger isu-isu dia sama cewek-cewek," katanya sambil memasukan brownis tersebut ke mulutnya. Reyhan mengangguk-angguk kembali.
"Ih, lo nyimak kan, Han?" tanya Alesya tak mempercayai dari anggukan tersebut.
"Iya-iya, apaan?" jawab Reyhan memalas.
"Ya intinya mah gue masih love in silent dia gitu deh," tambahnya lagi.
Reyhan sebenarnya sudah mabuk mendengarkan Alesya curhat dengan topik tak lain dari Julio.
"Btw, gue jadi inget makan bertiga dulu di sini, kurang Audrey hmm," ucap Aleysa mengenang.
"Audrey sibuk Pramuka sekarang?" tanya Reyhan.
Alesya mengangkat dua alisnya. Mengiyakan. Ia jadi rindu bertiga dahulu.
Sampai makanannya habis Alesya melihat jam tangannya.
"Udah jam lima lewat lima belas," gumamnya memberitahu Reyhan.
Namun respon Reyhan malah santai.
"Emang kalo udah dirumah betah?" jawabnya.
Yang seketika membuat Alesya jadi tertegun. Air mukanya berubah. Reyhan sudah pasti tahu arti dari perubahan tersebut.
"Nanti gue dicariin," gumam Alesya memelas.
"Ck, yang mama lo tau kalo lo balik sore apa?" tanya Reyhan. Tiba-tiba suasana berubah menjadi serius.
"Ekskul," jawab Alesya menunduk.
"Yaudah," ujar Reyhan yang kemudian pandangannya beralih ke handphonenya yang beberapa kali bergetar.
Alesya jadi diam. Memikirkan perlakuan Reyhan selama ini padanya. Baik sekali. Malah terlalu baik bagi Alesya sampai bm-bmnya pun selalu direalisasikan. Padahal Alesya tidak pernah meminta. Namun yang namanya Reyhan memang selalu punya kejutan-kejutan kecil.
"Lo kenapa sih baik banget?" tanya Alesya tiba-tiba. Reyhan menolehkan tatapannya. Jadi menaruh handphonenya dimeja.
"Karena-"
Reyhan jadi diam. Alesya semakin mengernyitkan dahinya.
"Karena mama gue sayang lo," ucap Reyhan jelas.
"Ha?" sangkal Alesya tak paham.
Namun bukan seorang Alesya jika tidak dapat mencairkan suasana.
"Mama lo atau lo yang sayang sama gue?" tanya Alesya diiringi nada bicara yang menggodanya. Dan kemudian Alesya malah tertawa geli.
"Mama gue," jawab Reyhan malas.
Alesya masih terpingkal. Reyhan jadi kesal sendiri.
"Al, gue serius!" namun ucapan Reyhan kali ini sukses membuat Alesya berhenti tertawa dan jadi mematung yang kemudian jadi melihati Reyhan serius.
"Mama sayang sama lo. Bagi gue lo itu kayak adik gue. Kenapa? Mama yang sayang sama lo karena dia nggak punya anak perempuan di rumah dan menganggap lo kayak anak dia sendiri dan gue ngganggep lo kayak adik gue sendiri," kata Reyhan masih dengan intonasi serius. Juga Alesya masih belum berani bersuara.
"Oke, mungkin lo bingung kenapa gue baik sama lo. Salah satu alesannya yaaa, itu. Juga, gue cerita ke mama soal lo dan keinginan lo yang terpenjara, karena mama lo yang selalu nggak ngasih lampu hijau soal itu," lanjutnya sambil menarik nafas.
"Tapi gu-" sangkal Alesya mencoba menyelak ucapan Reyhan.
"Gue belum selesai," sergah Reyhan tegas. "Maka dari itu gue selalu ngabulin apa yang lo mau sebelum lo pinta karena gue tau apa yang lo mau, apa yang lo rasa, karena gue tau banget lo anaknya nggak enakan sama orang," kata Reyhan sambil menolehkan pandangan ke yang lain.
"Tapi, malah kadang seenaknya kalo makan chicken wings," lanjut Reyhan belum selesai dengan nada menyindir.
Alesya jadi mencubit lengannya.
"HEI YANG ITU BEDA LAGI URUSANNYA," jawab Alesya kesal.
Reyhan paling tahu kondisi seperti ini. Kalau tidak dibawa bercanda pasti Alesya sudah mewek duluan. Sekarang saja matanya sudah berkaca-kaca. Dia lemah kalau sudah bahas tentangnya sendiri.
"Gue seneng, dan gue mau bilang makasih sama lo juga mama. Gue nggak tau mau bilang apa, pokonya lo baik banget sama gue," kata Alesya yang berkaca-kaca.
"Gue mau peluk," lanjut Alesya sambil memelaskan wajahnya.
"Tempat umum elah," jawab Reyhan acuh. Alesya jadi tertawa. Dasar baper, padahal Alesya hanya sedang bercanda.
Keduanya jadi tidak ada yang bersuara.
"Han, makasih banyak, ya?" tanya Alesya pelan.
Reyhan mengangguk. Kemudian melihat jam tangannya. Segera ia menarik lengan Alesya.
"Dah, yuk balik."
a/n:
Yang baca part sebelumnya pasti tau gue punya surprise. kerena waktu itu gue pernah spoiler bakal ada rahasia, terus surprisenya apa? ADALAH INI! Kenawhy Reyhan selalu bersisian dengan Alesya? Semua jawabannya adalah dipart ini! Jelas sudah yaaaaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESYA [SELESAI]
Fiksi RemajaBagaimana jika seorang pangeran dapat jatuh cinta kepada upik abu? Dengan segala ketidaksengajaan semua dapat terjadi. Bersama Alesya akan diceritakan seorang upik abu yang beruntung mendapatkan cinta pangeran. Dengan balutan cerita anak SMA. (Cerit...