31. Anggun Sehari

2.4K 159 0
                                    

Pagi itu, sebelum serangkain acara memperingati Hari Kartini dimulai, Alesya sudah datang ke sekolah sebelum banyak yang datang. Kerena ia harus menyiapkan properti-properti kegiatan nanti.

Gadis itu tampak anggun di hari ini, karena biasanya agak tomboy, tapi hari ini ia mengenakan kebaya putih dan songket dengan gradasi warna coklat hijau toska—yang kemarin ia beli—juga mengenakan flat shoes ludru coklat serta sisi rambut kiri dan kanannya di kepang kecil dan diikat ke belakang. Ditambah dengan make up tipisnya. Powder, mascara, eyeliner, blushon pink serta liptint tipis yang ia kenakan hasil suruhan Mamanya.

Sebelum acara dimulai pukul 9 nanti yang akan di isi perlombaan-perlombaan antarkelas. Acara dibuka dengan apel memperingati Hari Kartini dan sambutan-sambutan dari kepala sekolah dan dewan guru, setelahnya pemotongan pita sebagai tanda peresmian acara dimulai.

Selanjutnya, selesai apel, Alesya kembali sibuk menyiapkan peralatan untuk memulai acara pertama yaitu lomba band sebagai lomba pembuka hari ini. Alesya dan anak OSIS lain yang juga satu bidang dengan Alesya sudah hampir selesai menyiapkan peralatan seperti stand mic, gitar, bass, cajon serta peralatan-peralatan lain yang harus sudah stand by di aula yang dijadikan tempat berlangsungnya acara.

Acara pun dimulai, dibuka dengan penampilan band dari kelas 12 IPA 1. Alesya kembali ke ruang OSIS, istirahat sejenak bersama rekan-rekannya, namun beda lagi dengan seksi acara yang harus memantau benar-benar jalannya suatu acara.

Namun gadis itu teringat teman-temannya yang tampil hari ini juga dengan nomer urut ke 7 dari 15 peserta kerena kelas 12 tidak diwajibkan untuk mengikuti lomba ini, dan juga beberapa kelas dari mereka ada yang tidak mengikuti. Bahkan di diskualifikasi karena tidak daftar ulang. Alesya pun pergi ke kelasnya.

Mengingat yang tampil adalah Raja sebagai vokalisnya. Awalnya Raja menolak mentah-mentah ketika ia ditunjuk untuk menjadi vokal di lomba band antarkelas ini, karena ia tak mau jika tak berduet dengan Alesya. Karena Alesya lah partner duet nyanyi dari kursi ke kursi jika di kelas. Namun ketika tahu Alesya tak bisa mengikuti lomba ini, Raja menolaknya.

Membuat kelas hari itu jadi gaduh dan main menyalah-nyalahkan, bahkan ketua kelas super kalem itu angkat suara—ketua kelas 11 IPS 2 itu pindahan dari IPA saat kelas satu dulu, membuat pemuda itu harus banyak-banyak bersabar mendapat kelas yang isinya anak-anak bobrok seperti mereka—jika lomba ini tidak diwakili sama sekali. Melihat Adrian marah hari itu, Raja jadi mau maju sebagi vokalis di lomba band ini, walau tanpa Alesya.

Baginya Alesya mempunyai peran penting dalam band mereka—walau hanya nyanyi dari kursi ke kursi.

Kelasnya sedang rempong sekali melihat cewek-cewek gregat mendandani Raja, Arif, Reyhan, Fahri agar terlihat keren saat tampil nanti—walau Alesya tak tahu selain Raja menjadi vokalis yang lain memegang peran apa—karena cowok sangat susah untuk hanya sekedar diberi powder.

"WOI GUA COWOK MASA PAKE BEDAK?!"

Alesya tak masuk ke dalam kelas, mengintip sebentar dan langsung kembali ke ruang osis.

Disana ia duduk santai bersama dua orang adik kelas laki-laki yang juga sebidang dengannya.

"Gue kayaknya harus bilang ke pemerintah buat banyakin hari kartini di kalender deh," ujar laki-laki itu memberi usul kepada Alesya.

Alesya bingung atas usulnya. "Emang kenapa?" tanya Alesya bingung.

"Ya, lo cantiknya pas hari kartini doang, kak, daripada hari-hari biasa. Kalo gini lo tambah feminim," ujarnya gombal. Alesya mengernyit.

Sudah biasa mendengar anak laki-laki ini menggodanya disetiap OSIS mengadakan rapat.

Pandangan Alesya langsung beralih melihat gadis kurus itu berjalan pelan ke arahnya, ia jadi memanggilnya.

"Ca, lo mau ke aula?" tanya Alesya. Gadis kurus nan tinggi itu jadi berhenti dihadapan Alesya.

"Iya. Eh kok songket lo sama kayak baju anak IPA 1 dah?" tanya Cica bingung.

Alesya meneguk ludah dan berusaha terlihat setenang mungkin. "Siapa? Audrey?" tanya Alesya pura-pura tak tahu.

"Bukan, cowok sih. Dia pake batik. Dah ah gue mau ke aula!" katanya buru-buru dan berjalan tergopoh-gopoh.

"Eh nanti kalo kelasan gue mau tampil, bilangin gue, ya!" teriak Alesya keras agar Cica dapat mendengarnya, gadis itu hanya mengacungkan jempolnya.

ALESYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang