Aku rasa, mengenal orang baru tidak ada salahnya. Bahkan orang lain banyak yang memiliki rahasia pribadinya seperti alfa. Dia menceritakan beberapa rahasia kecilnya, mulai dari dia yang memiliki hobi untuk makan dan nyemil, hingga hobinya untuk menyendiri di sebuah cafe. Dibalik sifatnya yang periang, dia memiliki hati yang cukup rapuh karena sudah beberapa kali mengalami kejadian yang cukup membuatnya berhenti mencari untuk urusan asmaranya.
Pertengahan semester pun telah tiba, waktunya bagi mahasiwa untuk seminar proposal dan menjalani ujian tengah semester. Mungkin materi kuliahku yang paling mudah, aku hanya memberi soal essay yang berisikan pendapat mahasiswa tentang kehidupan teknologi, informasi dan beberapa tentang dunia politik. Soal itu terdiri dari dua belas soal, sepuluh diantaranya berisikan materi kuliah yang aku sampaikan, jadi mereka harus mengerjakannya sebisa mungkin, dan sisanya adalah jawaban bebas.
Setelah pekan ujian tengah semester, pr untuk kami adalah memeriksa jawaban dan memberi nilai kepada mahasiwa sesuai dengan kemampuan mereka. Tidak sedikit jawaban yang menyeleneh atau bisa dibilang diluar logika. Aku memberikan hampir satu halaman full untuk dua sisa soal yang ada, beberapa mahasiswa curhat tentang kehidupannya di dunia teknologi, dan ada beberapa mahasiswa yang curhat tentang kahidupan asmaranya.
Setelah membaca hampir tiga puluh mahasiswa, aku menemukan sebuh curhatan tentang mahasiswi yang mencintai dosennya. Memang terdengar tidak lazim, namun itulah kehidupan mahasiwa. "Pak, saya kan udah jawab pertanyaan di atas, sisa halamannya saya pake buat curhat ya pak, maaf kalo berkenan boleh dibaca, engga juga gapapa pak. Saya mau curhat pak, jadi gini pak, saya menaruh hati pada seorang di kampus. Orangnya baik pak, ramah, orangnya gemesin juga, menurut saya sedikit pengertian juga. Saya semangat kalo jadwal mata kuliah yang dia datang. Saya juga udah nanyain sama orang yang bersangkutan pak, katanya sih masih single gitu. Ya saya sayang pak sama bapak itu, maaf ya pak curhatnya jadi rada peribadi hehe. Saya tau ini lancang karena naruh hati sama seseorang terus curhatnya ke dosen, saya malu pak bilangnya sama orang itu. Salah tidak ya pak kalau saya menaruh hati? Oh iya pak, orangnya yang pasti bapak kenal ko pak, sekiranya cukup pak, makasih udah mau baca curhatan saya. Maaf saya sudah curhat di sisa kertas yang bapak sediakan hehe".
Kehidupan perkuliahan memang cukup menarik, ada beberapa orang yang memang memiliki kehidupan yang sekiranya membuatku menarik. Mulai dari kehidupan asmara, keuangan, perjalanan hidup, dan masih banyak lagi. Orang – orang terdekatku pun banyak yang bercerita denganku, sekedar curhat ataupun memang ingin membicarakan sekitar kehidupan mereka dan tidak sedikit mahasiswa yang ingin bercerita denganku karena menurut mereka aku orang yang cukup ramah.
Minggu kuliah pun dimulai kembali, beberapa mahasiswa menanyakan soal nilainya yang belum keluar di website kampus, karena ada beberapa mahasiswa yang menurutku harus diajak bicara.
"Baik, setelah kuliah saya, apakah ada mata kuliah lain?", "Tidak pak...", "Baik kalau begitu, setelah kuliah saya, saya ingin bertemu beberapa mahasiswa yang nantinya saya panggilkan, ada hal yang saya ingin bicarakan. Nilai kalian akan saya upload setelah urusan itu selesai". Dan beberapa mahasiswa itupun berbisik karena menurut mereka ada yang tertangkap saat mencontek ataupun memang ada kendala denganku.
"Roby, Annisa, Irma, Reza, Okta dan yang terakhir Zalfa, temui saya setelah kuliah ini berakhir", "Baik Pak". tidak berapa lama kuliah pun selesai, dan waktunya untuk menemui mahasiwa yang mungkin bermasalah. Tiga anak laki-laki diantara mereka ketahuan mencontek saat ujian, dan tiga anak perempuan sisanya hanya menaruh curhatan hatinya di lembar ujian. Aku hanya memberi nasihat dan sedikit pengurangan nilai karena mereka mencontek saat ujian, dan untuk yang curhat di kertas ujian aku hanya memberikan saran apa yang memang seharusnya mereka lakukan. Satu diantaranya adalah alfa, dia yang menceritakan tentang rasa yang dia taruh kepada seorang dosen di kampus.
"Untuk yang sudah bertemu dengan saya silahkan pulang, untuk zalfa. Saya ingi bicara empat mata dengan kamu", dan para mahasiswapun bergegas untuk pulang, hanya ada seorang zalfa di depanku.
"Maaf ya pak, saya ga bermaksud buat menaruh curhatan di kertas ujian pak, saya melakukan itu karena menurut saya tidak ada teman yang saya percaya untuk diajak curhat. Maaf ya kalo bapak juga baca tulisan panjang tentang curhatan saya", "Jadi begini...", "Maaf pak sumpah, saya ga bermaksud, jangan kurangi nilai saya karena itu, saya takut kalo nilai saya turun, mamah akan marah banget kalo nilai saya turun, waktu saya dapet nilai c saja mamah menghukum saya dengan memotong uang jajan saya, apalagi kalo bapak kurangin, nanti nilai saya jelek, mamah ngapain saya lagi". Dan sebelum aku melanjutkan, aku melihat sebuah mata yang berlinang dengan air mata, kejujuran dan rasa takut akan orang tua saat nilainya turun adalah sebuah rasa yang dia sangan takutkan.
"Boleh saya teruskan dulu?", "Boleh pak, maaf motong pas bapak lagi ngomong",
"Jadi begini ya zalfa, saya tidak akan mengurangi nilai kamu dan dua teman kamu tadi hanya karena menaruh curhatan pada kertas ujian. Jadi kamu tidak perlu takut kalau saya akan mengurangi nilai kamu", "Bener pak? Terima kasih banyak pak", "Iya benar, setelah mendengar cerita dari dua teman kamu lainnya, saya sangat mengerti perasaan kalian yang sama. Sama – sama menaruh hati pada seorang di kampus. Boleh ko, tidak ada salahnya menaruh hati pada seorang di kampus, namun kalian juga harus ingat. Kalian itu harus menyelesaikan kuliah kalian kurang dari tiga bulan kalau kalian juga ingin cumlaude, kecuali kamu ingin kuliah empat tahun atau delapan semester. Fokus pada apa yang memang menurut kalian itu lebih penting, apa yang sebaiknya kalian prioritaskan, saya juga berbicara seperti ini kepada kedua teman kamu. Jadi selesaikan dahulu study kamu di kampus, baru boleh urusan asmara. Karena menurut dari pengalaman saya, jika kamu memikirkan hubungan asmara saat mendekati tugas akhir, biasanya akan menghambat dan mungkin akan menjadi suatu faktor yang membuat kamu mundur dari projek tugas akhir kamu. Itu saja pesan saya, jikalau memang kamu menaruh rasa sama seseorang, kelarin dulu study kamu, baru kamu bisa mengungkapkan perasaan kamu kepada dia",
"Tapi pak, kalau saya telat gimana? Kalau dia sudah memiliki pasangan setelah saya menyelesaikan study saya bagaimana?", "Ingat, takdir, jodoh, hidup dan mati itu sudah ditentukan sama Tuhan, kitanya cuma bisa usaha dan berdoa, kalau dia sudah memiliki pasangan saat study kamu kelar, berarti belom jodoh kamu, gitu aja",
"Ada yang mau saya tanyakan lagi pak, tapi ini sedikit kurang sopan pak, boleh", "Saya sudah bilang sama kamu kemarin, jika itu tidak mengandung sara, melecehkan atau semacamnya, boleh saja", "Akhir pekan, bapak ada kegiatan ga? Niatnya saya ingin kerumah bapak, saya bawa laptop ko pak, jadi ada beberapa yang mau saya tanyakan sekitar skripsi saya pak, itu juga kalau bapak berkenan, karena menurut saya, tinggal beberapa hal yang kurang, selebihnya sudah. Mengingat minggu depannya hari kamis, pendaftaran terakhir yang buat sidang periode pertama pak, boleh?",
"Memangnya tidak bisa di kampus saja?", "Ga bisa pak, kan bapak waktunya limit di kampus, terus harus gantian sama mahasiswa yang lainnya", "Kalau ke rumah sepertinya bisa, tapi coba nanti saya kabari lagi, takutnya saya ada acara mendadak dan harus keluar, atau nanti kita janjian aja dimana untuk membicarakan tugas akhir kamu", "Baik pak, terima kasih, saya ijin pamit pulang ya pak, sekali lagi maaf dan terima kasih pak mengenai masukannya", aku hanya mengangguk dan zalfa pun bergegas pulang.
Hidup itu memang selalu diluar akal sehat, banyak yang tidak dapat dipahami jika hanya menggunakan logika, dan beberapa manusia memilih menggunakan perasaannya karena itu yang mereka yakini lebih baik.
