Hari demi hari aku lewati seorang diri, mencoba melupakan masa lalu dan berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Perjalanan kembali dimulai, waktuku untuk menemukan seseorang yang baru. Orang yang dapat menutup lukaku dan mungkin menjadi seseorang yang menutup kisahku. Pada awalnya, semua manusia berusaha untuk saling mengenal, jatuh cinta kemudian saling memiliki. Tidak banyak yang berakhir dengan perpisahan, namun itulah hidup.
"Ada aplikasi baru nih, baru di install sih sama gue. Aplikasi nyari jodoh gitu ki, temen ngedate gitu. Aplikasinya udah lama, guenya aja yang kurang update hehe, mau coba install ga? Kali aja bisa nemuin jodoh lu, udah tua ki. Pikirin masa depan lu juga, diantara kita bertiga, elu doang yang belom nikah", begitulah perbincangan pendekku dengan sahabatku.
Aku akan perkenalkan mereka satu persatu bersama dengan kisah mereka. Aku memiliki dua sahabat sedari aku kecil, namanya Bimo dan Rama. Mereka adalah dua orang setengah sakit jiwa yang aku kenal dari sebuah permainan jalanan di komplek rumahku dulu. Kami selalu memainkan hal yang biasanya tidak dimainkan oleh anak pada jamannya.
Bimo selalu fanatik dengan sesuatu yang bernama digital, mulai dari jejaring sosial hingga kini dia bekerja pada bidang teknologi informasi dan cyber crime. Dia sudah menikah semenjak umurnya memasuki dua puluh tiga tahun. Ya memang dia ingin menikah muda karena istrinya yang sekarang memiliki paras yang cantik adalah primadona di kampus saat dia melanjutkan kuliah magister.
Rama mencintai dunia modis, hampir seperti peremuan yang memiliki tubuh yang gemulai, dia juga seperti itu. Namun dia tidak seperti yang lainnya, sikapnya sangat gagah dan bahkan dia sudah memiliki dua istri yang sudah dinikahinya. Walau terlihat seperti perempuan, dia sangat digilai wanita karena parasnya yang lumayan tampan.
Diantara kami bertiga, hanya aku yang belum menikah. Umur kami memiliki selisih satu tahun, kini bimo dua puluh enam tahun, rama dua puluh lima dan aku memiliki umur dua puluh empat. Walau aku yang paling muda, namun akulah yang memiliki pemikiran paling dewasa dari kami bertiga karena hanya akulah yang paling banyak mengalami kejadian buruk di masa lalu.
"Gue udah nikah, bulan depan bini gue ngelahirin. Si rama udah juga, bahkan udah punya dua, cantik pula. Lah elu kapan nikah wey... udah tua ki. Ya walau diantara kita, elu yang paling muda sih, tetep aja lu tua, udah dua puluh empat kan lu tahun ini. Lu nungguin apa lagi? Rumah pribadi udah punya. Kendaraan pribadi ada juga, ada mobil sama motor. Penghasilan, gausah diraguin lagi lah yak, kita bertiga usah sama sama magister. Elu dosen di dua kampus, jadi guru tempat les juga, apalagi.... elu udah punya usaha juga di bidang IT, lu mau nunggu apalagi? Jodoh bakalan dateng gitu? Lu aja ga pernah usaha kiki, gimana mau dapet jodoh, move on aja belom kayaknya", celoteh bimo padaku.
"Lu kata nikah gampang? Belom modal buat nikahnya, setelah nikah. Ntar pas nikah ngurusin undangan, catering, baju, gedung, souvenir iniitu, bah banyak dah",
"Udah dua empat masih bego yak, lu udah magister masih aja bego. Ada yang namanya WO, manfaatkan, lu punya budget berapa, tinggal kasih dia, ntar dia yang ngurus semuanya, haduh....",
"Oke, ada yang namanya wo bim, sekarang pertanyaannya diubah, sama siapa pea? Pacar aja gapunya, masa gue nikah sama kambing? Gila kali lu, ini lagi si rama ga ada pendapat",
"Lu mau gue berpendapat nih? Yakin?",
"Ah gajadi dah, gue lupa lu ga akan liat cewe, malah liatin model bajunya",
"Itu aja, aplikasi yang gue kasih tau. Aplikasi ngedate, ketemu cewe gitu, kali aja kan dari situ lu bisa ketemu jodoh lu, katanya udah move on ya kan, usaha men...",
"Apaan aplikasinya, di store ada ga?", "Ada cari aja namanya Minder", "Itu aplikasi apa perasaan, buset namanya aneh", "Bawel amat, tinggal install, gratis juga. Ntar kalo ada yang lu suka, lu swipe ke kanan, nah kalo gasuka swipe ke kiri, gitu aja udeh".
Dan malam pun menjelang, waktuku hanya habis untuk melihat mana yang menurutku menarik dan tidak menarik. Yang aku temui hanya beberapa orang yang memiliki wajah yang lumayan menggemaskan, memiliki pipi chubby dan masih banyak lagi.
Waktu menunjukan pukul dua belas, dan waktunya kami berpisah. Biasanya kami hanya menggunakan sehari dalam seminggu untuk bertemu dan bercengkrama tanpa membawa pasangan. Ya bagitulah kami dengan segala ketidaknormalan yang terjadi.
