Hari ini tepatnya pada hari selasa dua puluh februari. Hujan pun membangunkanku dalam mimpi panjangku. Pagi ini hujan turun begitu lebatnya disertai dengan petir dan angin yang begitu kencang. Nada deringku tidak berbunyi lagi, hanya ada pengingat jadwal mengajar kuliahku untuk hari ini. Aku pada dasarnya memang tidak ingin melupakan beberapa memoriku tentang masa lalu. Namun apa dayaku, semuanya telah terlupakan karena kecelakan itu yang membekas pada otakku dan entah mengapa, aku memang mencoba berusaha untuk melupakannya.Aku melamunkan tentang dinginnya pagi ini, udara mencapai dua puluh derajat pada suhunya dibandung. Aku beranjak bangun untuk menuju dapur hanya untuk membuat segalas kopiku. Kopi panas dan hitam yang biasa aku buat setiap hari tanpa gula. Mungkin aku lupa betapa pahitnya kopiku di pagi ini. Namun yang aku tahu, semuanya terasa lebih manis saat aku mulai mengenal dan mengingat wajah alfa.
Satu persatu serpihan ingatanku mulai kembali saat aku meneguk sedikit demi sedikit kopi yang kubuat pagi ini. Siapa sosok dibalik kerudung abu itu? Aku tidak pernah tahu. Yang aku ingat darinya hanyalah kue ulang tahun red velvet. Tidak ada jadwal kuliahku hari ini, karena aku rasa saatnya pekan utspun dimulai.
Iya, pekan uts dimulai lebih awal karena mengingat puasa yang semakin dekat sehingga salah satu kampus yang aku ajar mempercepat pekan uts. Jadwalku hari ini hanyalah menandatangani beberapa berkas yang diperlukan untuk data mahasiswaku yang akan menjalani ujian tengah semester.
Ada seorang wanita muda berbicara padaku setibanya aku di ruangan kelas. "Kak, mohon ditanda tangani beberapa berkasnya. Ini ditunjukan untuk syarat mahasiswa uts. Kakak hari ini ada jadwal kuliah tidak ya? Saya ingin bimbingan kak", "Oh silahkan saja, langsung keruangan saya. Kebetulan nanti saya di kampus sampai jam enam sore", begitulah percakapanku dengannya.
Aku bahkan sudah lupa, mengingat banyaknya mahasiswa yang sangat ingin aku bimbing. Saking banyaknya, aku bahkan sudah lupa berapa lama alfa meninggalkan kampus ini. Sejak hari terakhir itu, alfa tidak menghubungiku lagi. Mungkin dia memulai kehidupan barunya, kehidupan sebagai pekerja ataupun asmaranya di jakarta. Dia berkata padaku ingin melanjutkan studi magisternya namun sepertinya tidak di bandung lagi. Aku berencana melanjutkan gelar doktorku, mungkin di singapore lagi, tetapi entahlah aku masih belum siap.
Aku tidak memberitahukan siapapun tentang rencana studiku, mungkin juga ingin kabar dariku. Saat aku kembali ke ruanganku sebuah pesan aku terima dari sosial mediaku. "Hai kak, kakak lagi ngajar ya? Hari ini kalau ga salah itu pekan uts ya? Kakak sibuk ga? Kalau tidak, aku mau telepon. Boleh tidak? Aku kangen kak", begitulah pesan singkat dari alfa.
Aku tidak membalasnya namun kemudian ponselku berdering menandakan panggilan masuk dari alfa namun aku tidak mengangkatnya karena ada mahasiswi yang menungguku sedari tadi untuk bimbingan. Aku mengirimkan sebuah pesan singkat kepada alfa, 'Nanti ya, aku ada bimbingan dulu sama mahaswiku. Iya jadwalnya hari ini ada uts, kamu gimana kabarnya disana? Aku juga rindu kamu', begitulah pesanku padanya.
Semuanya terasa begitu cepat berlalu, saat aku rasa ketidak mungkinan dan jarakpun selalu membatasiku dalam menjalani sebuah hubungan. Sekelarnya bimbinganku, aku mendapatkan sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak diketahui.
"Hai, kamu tidak membalas pesanku? Oh aku lupa, mahasiswimu itu sudah mengubah semuanya yang ada di hatimu. Apa kamu ingin serius dengannya? Atau hanya ingin sepertiku di masa lalu?", siapa kamu? Kenapa kamu selalu mengganggu hidupku? Aku tidak ingin mengingat kembali memoriku di masa lalu. Tidak puaskah kamu dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu? Entahlah, aku hanya ingin melupakanmu.
