Ingatan Masa Lalu

8 2 0
                                    

Hari berlalu begitu cepatnya, semuanya berlalu seperti tidak ada jeda. Tidak terasa umurku kini bertambah dan menginjakan umur dua puluh lima. Aku bahkan lupa kapan terakhir aku mendapatkan perlakuan khusus saat orang lain merayakan ulang tahunku. Bahkan terkadang orang tuakupun lupa, entahlah apa memang aku yang tidak ingin merayakannya atau memang terkadang aku tidak penting untuk mereka.

Hari ini senin, tepatnya tanggal empat belas februari aku ada jadwal mengajar kuliah pagi. Rasanya aku tidak ingin beranjak dari kasurku mengingat waktu yang terus berjalan dan menunjukan pukul tujuh pagi. Kelas dimulai pukul sembilan, tapi aku rasa akan ijin telat pada mahasiswaku karena aku kurang enak badan akibat beberapa hari ini terkena hujan saat mengendarai motorku.

Ponselku berdering, sebuah pesan singkat dari aplikasi sosial mediaku menandakan ada orang lain yang me mentionku dalam sebuah gambar. Saat aku membukanya, aku sedikit tersenyum dan tidak sadar ada air mata yang jatuh saat aku melihatnya. Tidak, itu bukanlah sebuah gambar, melainkan sebuah tulisan yang terdiri dari beberapa kata yang cukup panjang yang ditulis oleh tangan dan dijadikan sebuah post di media sosial.

"Selamat bertambah umur, selamat bertambah tua, terima kasih atas segalanya yang kamu berikan padaku. Bagaimana aku mengingatnya tidaklah penting. Semoga kamu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, melupakanmu adalah hal tersulit untukku. Jangan paksa aku untuk melupakanmu, aku sudah pernah mengatakannya padamu alasanku mencintaimu dengan setulus hati walau tanpa balasan. Kamu tak perlu mengingatku lagi, aku hanya ingin bertegur sapa kembali denganmu, karena ku tahu bukanlah aku yang kau inginkan untuk menaruh hatimu. Jangan jatuh cinta dengan mudah, itulah kesalahanmu dari sejak aku pertama bertemu denganmu. Kamu selalu jatuh cinta dengan orang dan waktu yang salah. Dan pada akhirnya kamu terluka kembali. Mungkin itu saja, aku rindu dan aku masih mencintaimu dalam diam - In", cukup panjang? Bukan hanya itu, bahkan aku rasa itu dapat mengetuk pintu hati dan ingatan lamaku yang terlupa.

Ah tidak, kepalaku tiba – tiba pusing seperti vertigo. Semuanya berputar seolah berusaha mengingatkanku tentang masa lalu. Kemudian aku mengingat kembali beberapa ingatan memoriku yang menghilang. Aku tidak mendapatkan memori panjang, hanya seorang perempuan dengan kerudung abu datang padaku dengan membawakan sebuah kue red velvet dan lilin ulang tahun berbentuk angka delapan belas tahun. Apa ini? Semacam flashback? Ah tidak, kepalaku terasa pusing. Sebaiknya aku istirahat, dan aku harus memberitahukan kepada mahasiswaku.

Mengapa aku tidak ingin mengingat walau sekecil apapun serpihan ingatan masa laluku? Itulah salah satu jawaban yang akan aku dapatkan saat aku mencoba kembali untuk mengingat. Ah sudahlah, aku tidak ingin mengingatmu, semuanya yang berada dalam masa laluku. Begitu banyak luka yang akan terbuka saat aku sudah bisa untuk menutupnya dengan baik.

A Slice of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang