Aku pernah mencari sebuah jawaban atas pertanyaanku, namun yang aku temukan hanya pertanyaan lainnya. Aku pernah bermimpi tentang masa lalu, seolah ingatanku kembali seperti sebelumnya. Namun semua yang aku rasakan adalah mimpi, bunga tidur yang selalu menyajikan beberapa keinginan terpendam dan menjadikannya sebuah gambaran indah yang disebut mimpi.
Sekilas tentang masa lalu bukanlah menjadi gambaran atau alasanku untuk kembali mengingat bahkan berusaha untuk kembali. Aku tidak pernah menginginkan itu, menghayalkannya aku tidak mampu karena akan membuatku mengingat sesuatu yang sudah seharusnya aku lupakan.
Kali ini aku mencoba untuk kembali dengan keseharianku menjadi sebagai dosen sambil berhayal keuanganku akan cukup saat aku akan menikahi alfa. Bukan untuk sekarang memang, namun aku percaya bahwa suatu saat nanti akan ada masanya aku dapat mempersuntingnya. Aku tidak pernah yakin akan usahaku, seolah yang aku lalukan adalah sesuatu yang sia – sia. Dulu aku pernah berjuang sepenuh hati dan akhirnya aku terluka, apakah ini adalah jawaban akhir? Atau memang awalh dari sebuah luka lainnya?
Sabar? Aku rasa sudah pernah melakukannya. Cinta? Aku rasa sudah pernah mencobanya. Berjuang? Aku selalu mencintainya. Bertahan? Aku sudah pernah mengusahakannya, dan mungkin pergi adalah caraku untuk mencintainya. Itulah apa yang aku yakini dari hati.
Senjaku sore ini terasa begitu berat, atmosfer yang kurasa begitu menekanku dengan gaya gravitasi yang lebih tinggi, seolah tidak menginginkanku beranjak dari kursi santai tempat biasa aku di danau kampus. aku selalu melamunkan berbagai hal, dari hal yang menurutku penting, urusan kampus, mahasiswaku, hingga hal yang menurutku tidak penting sama sekali. Langitku terasa bergerak pelan, seolah yang kurasa adalah pertanda dari sesuatu.
Seseorang memelukku dengan tiba – tiba dari belakang, fluffy, hangat seolah dia adalah orang yang aku kenal.
"Tidak usah menebak aku siapa, aku rasa kamu tahu jawabannya. Aku merindukanmu, tanpa kata, tanpa alasan, tanpa apapun itu aku rindu. Dan begitulah caraku menemukanmu disini", suara dari seseorang itu.
"How? Kamu kesini naik apa? Ada urusan apa di bandung? Ko tahu aku lagi disini?", "Aku memang belum mengenalmu lebih lama dan belum tahu apapun darimu, yang aku tahu adalah kamu akan selalu disini menanti senja dan sore yang menenangkan hatimu. Aku hanya mampir sebentar melihat calon imamku, aku ada urusan kantor, nanti aku balik ke hotel",
"Jangan lepaskan pelukanmu sampai aku rasa cukup, tahukah kamu? Saat tanganku tidak pernah menyentuh genggamanmu, saat jarak memisahkan kita, saat tanganmu untuk pertama kalinya memelukku saat ini, saat kau bilang rindu padakku. Ada sebuah perasaan yang begitu aneh dalam dadaku, seolah menginginkan tetap seperti ini sepanjang waktu",
"Sabar ya sayang, ada waktunya kita akan seperti ini sepanjang waktu, setiap hari hingga kamu bosan", "Aku tidak pernah bosan dengan apapun yang membuatku nyaman", "Then you think, i make you comfortable?", "I don't want to answer your question, i just wanna be with you for a long time in my life, just it", "Why you so sweet now?", "I don't know".
Sepertinya tidak perlu aku beri tahukan kepada kalian siapa yang memelukku hingga senjaku menggatikan dirinya dengan malam karena terlalu cemburu denganku sore itu. Ingatkah kalian akan hal yang menurutku tidak akan pernah tergantikan? Waktu adalah hal yang tidak bisa diubah dan diganti dengan apapun, manfaatkan dan gunakan sebaik mungkin agar tidak ada penyesalan dalam setiap perbuatan kita.
