Aku senang sekali karna menghabiskan waktu bersama Niall. Sungguh aku lebih menyayanginya daripada aku menyayangi Louis.
Dan kami hampir ketahuan paparazzi tadi. Untuk ada seorang security yg memaksa seorang gadis yang memotret aku dan Niall untuk menghapus fotoku dan Niall. Jika publik tau bahwa aku adalah adik tiri Niall dan adik kandung Louis aku bisa habis!
Aku memutuskan untuk mengganti bajuku dan membaringkan tubuhku diatas tempat tidur ku yang kebanyakan per nya sudah lepas.
Walaupun tempat tidurnya tidak terlalu layak, aku tetap nyaman tidur disini. Aku melihat lebam di kaki kiriku. Baru kemarin dad memukul kaki ku dengan tongkat baseball, dan Louis menendangnya lagi tadi sore.
Aku memegang luka lebam kebiruan ini, lalu aku meringis. Sakit sekali. Jadi aku mengambil kotak p3k dari dalam lemari ku. Terpampang jelas sebuah baju pemberian Louis lima tahun lalu yang masih kusimpan.
Aku bersyukur 5 tahun lalu dia mengingat hari ulang tahunku dan memberiku sebuah baju yang sangat berkesan bagiku. Walau tampak dari raut wajahnya waktu itu dia terpaksa memberinya tapi aku sangat bersyukur sekali.
Lalu aku kembali ke tempat tidur ku dan membuka kotak p3k nya. Aku mengambil kapas dan alkohol. Lalu aku menaruh alkohol ke kapas lalu ku oleskan kapasnya ke kaki ku.
Demi Tuhan ini sakit sekali! Tetapi aku tidak boleh lemah! Aku harus ingat kata-kata Niall bahwa semua ini akan berakhir! Aku harus bertahan!
Lalu aku beralih ke tangan kananku yang dipukul Louis juga. Memang tidak terlalu sakit. Jadi aku biarkan saja. Lalu aku meletakkan kotak p3k tadi di nakas ku. Lalu aku mulai terlelap karna aku sudah sangat lelah.
***
Author's pov on
Pagi ini Louis dan Niall sedang berdebat mengenai kejadian semalam.
"Sudah berapa kali kukatakan padamu bahwa kau tidak berhak menyakiti Nara, huh? Kakak macam apa kau?" kata Niall emosi.
"It's none of your business, by the way" kata Louis remeh. "SHE'S A GIRL! AND SHE DOESNT DESERVE WHAT YOU'VE DONE TO HER!" bentak Niall.
"Hahaha, you're so funny, Niall. I dont care! She's a girl? HAHAHAHA! She very deserves this!" tawa Louis sinis. Niall sudah sangat muak dengan Louis.
"Dia adikmu, Louis! Tidakkah kau menyadari itu?" kata Niall. "I'VE TOLD YA FOR MILLION TIMES, SHE'S NOT MY SISTER! AND U KNOW THAT, I HATE HER!" kata Louis menekan setiap katanya.
"Tapi, mengapa waktu itu--" kata Niall. Tapi dia tidak melanjutkan kata-katanya. Dia melihat Nara berdiri didepan kamarnya dengan menangis tersedu-sedu. Lalu dia kembali masuk ke kamarnya.
"Kau lihat sendiri! Hatinya sudah sangat tersakiti! And you know what? You're a fuckin' loser!" kata Niall lalu dia bergegas menuju kamar Nara.
"Nara, jangan dengarkan kata Louis, okay?" kata Niall. Sedangkan Nara menangis terisak dan tidak terkontrol.
"Mengapa mereka membenci ku, Ni? Mengapa? Mom dad Louis! WHY THE WORLD HATES ME?" Kata Nara.
"Tidak Nara! Dunia tidak membenci mu! Ada aku disini yang peduli padamu!" kata Niall lalu dia memeluk Nara.
"Ingat selalu pesanku, okay jangan jadi wanita lemah, Nara. Kau kuat aku tau itu" kata Niall. Nara hanya mengangguk.
"Mengapa kau lebih peduli padaku Ni? Mengapa tidak Louis kakak kandung ku sendiri?! Bahkan mereka sering menyakitiku!" kata Nara
"Aku menyayangimu, Nara. Kau tau itu" kata Niall. Nara mengeratkan pelukan mereka. "Aku takut, Ni" kata Nara. "Apa yang kau takutkan, sayang?" kata Niall.
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Edge ✖ (1D Series)
Fanfic[COMPLETED] What do you feel when your family act like you don't exist? Well, if you wanna feel that, this is Nara's story. Written in Bahasa✨ ✨1 in #louistomlinson on 26th June 2018 ✨3 in #onedirection on 5th July 2018 ✨5 in #niallhoran on 25th Aug...