Sinar mentari tidak muncul pagi ini, melainkan awan keabu-abuan yang muncul pagi ini. Hari ini hujan sangat deras membasahi bumi. Nara saja masih tertidur lelap dikasurnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 7.
"Nara! Astaga kau tidak lihat pukul berapa sekarang!" kata Louis saat mendapati adiknya masih tertidur.
"Lou, ini masih pagi buta kau tau" kata Nara dengan mata tertutup. "Pagi buta kau bilang? Sekarang sudah pukul 7!" kata Louis.
Nara membuka matanya spontan dan melihat kearah jam wekernya yang berada di nakasnya. "YA AMPUN! BAGAIMANA INII! AKU SUDAH TERLAMBAT SEKALIII!!!" kata Nara panik.
"Yasudah tidak usah sekolah" kata Louis. "Kau gila apa? Hari ini aku ada tugas yang harus dikumpul!" kata Nara makin panik.
"Pelajaran apa?" tanya Louis. "Mr. Collin. Guru sejarahku yang sangat killer" kata Nara. "Dia ada dipelajaran keberapa?" tanya Louis.
"Pertama!" teriak Nara. "Baik, kemarikan tugasmu" kata Louis. Nara pun mengambilnya dari meja belajarnya lalu memberinya pada Louis.
"Kau masuk pukul 7.20 kan? Masih ada 15 menit lagi. Tenang, ya. Aku akan mengantarnya kesekolahmu dan mengatakan kau sakit." kata Louis lalu berlari keluar dan langsung melesat menuju sekolah Nara.
"Yaampun dia tidak pernah sebaik itu" kata Nara terharu lalu bergegas mandi.
****
15 menit kemudian Nara membuatkan sarapan untuk Louis. Louis belum kembali dari sekolah Nara. Tetapi Nara tidak mempermasalahkannya.
"Ah iya, Niall sudah pulang tidak ya?" kata Nara, lalu dia pergi kekamar Niall dan tidak mendapatinya disana.
"Mengapa dia belum pulang ya?" kata Nara mulai khawatir. Lalu dia melanjutkan membuat sarapannya.
"Im home!" teriak seorang lelaki. Tidak itu bukan Louis, melainkan Niall. "NIALL! ASTAGA AKU MENGKHAWATIRKANMU! KAU DARIMANA SAJAA, HUH!" kata Nara langsung berhambur kepelukan Niall.
"Whoaa, calm down, sis" kata Niall memeluk Nara erat. "Kau darimana?" tanya Nara. "Aku kemarin menginap di basecamp. Kemarin aku habis bertemu dengan teman lamaku, dan tidak sanggup melakukan perjalanan kerumah, dan tujuan terdekat adalah basecamp" kata Niall.
"Oh yasudah. Aku sedang memasak omellet. Kau mau?" tanya Nara. Niall hanya mengangguk. "Oh iya aku baru menyadarinya. Mengapa kau tidak sekolah?" tanya Niall.
"Hehe aku terlambat bangun, habisnya tidak bisa tidur menunggumu pulang" jujur Nara.
"Awww benar begitu?" tanya Niall. Nara hanya mengangguk. Lalu dia memberikan Niall sepiring omellet.
"Thank you" kata Niall. Lalu mereka menyantapnya bersama. Lalu taklama Louis pulang. "Wah, aku bergabung ya" kata Louis. Lalu Nara memberi sepiring omellet pada Louis.
"Bagaimana tugasku?" tanya Nara. "Uh maaf Nara, guru botakmu itu tidak menerima tugasmu" kata Louis. Nara membelalakkan matanya. "KAU SERIUS?" tanya Nara.
"HAHAHA look at your face! Im kidding, baby" kata Louis. "Uh kau ini! Aku hampir menangis tadi jika dia tidak menerima tugasku" kata Nara.
"Oh iya tadi aku bertemu temanmu, katanya dia titip salam untukmu" kata Louis. "Siapa? Waliyha?" tanya Nara. Louis menggeleng.
"Itu Edward" kata Louis. "Oh" kata Nara. "Mengapa tidak senang begitu?" tanya Louis. "Huh? Tidak biasa saja" kata Nara.
"Dan dia bilang dia akan menjemputmu nanti sore" kata Louis. Nara membelalakkan matanya. "Kau serius?" Tanya Nara. "Iya" jawab Louis singkat lalu dia memakan omellete nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Edge ✖ (1D Series)
Fanfiction[COMPLETED] What do you feel when your family act like you don't exist? Well, if you wanna feel that, this is Nara's story. Written in Bahasa✨ ✨1 in #louistomlinson on 26th June 2018 ✨3 in #onedirection on 5th July 2018 ✨5 in #niallhoran on 25th Aug...