twenty one : scenario

342 68 13
                                    

"Awww sweetest thing I've ever seen!" Kata seseorang. Dan itu adalah Niall. Mereka langsung melepaskan ciuman mereka.

"Kalian mengganggu momen kami saja!" Gerutu Zayn. Mereka tertawa. "Kau mencium adikku, Z" kata Louis.

"Dia sudah dewasa, Lou" kata Niall. Lalu mereka tertawa. "I'm kidding" kata Louis. "Ayo ceritakan skenario kalian itu!" Kata Nara.

"Baiklah, jadi awalnya.."

Flashback on

Setelah Zayn selesai menjemput Nara, mereka pulang ke rumah karna Nara ingin mengambil baju dan titipan Louis. Saat itu Niall menelfon Zayn. (remember chap 18?)

"Halo?" Kata Zayn.
"Bagaimana, sudah kau rencanakan?"
"Sudah, kau tenang saja. Tapi kalian harus profesional, ya. Jangan sampai gagal"
"Rencananya tidak aneh-anehkan?" Saat Zayn ingin menjawab, Nara keluar dari kamarnya.
"Iya, sudah tidak usah dibahas lagi, nanti kita bicarakan lagi ya" kata Zayn lalu dia menutup telfonnya.

Setelah itu, keesokan harinya saat Nara sekolah, mereka semua berkumpul di rumah sakit untuk merencanakan skenario mereka.

"Jadi, bagaimana ide mu Zayn?" Tanya Louis. "Uh, ideku mungkin terdengar sedikit gila, tapi kurasa ini akan berhasil" kata Zayn.

"Katakan saja" kata Niall. "Uh baiklah. Jadi, saat Niall sudah pulang nanti, aku mau kalian semua bersikap cuek dengannya dan buat dia kesal, terutama Louis dan Niall" kata Zayn

"Lalu saat Nara menanyakan sesuatu pada Liam dan Harry, kalian jawab saja acuh, lalu kalian berpamitan pulang. Lalu nanti aku juga akan pulang" kata Zayn. Mereka hanya menyimak.

"Lalu sorenya, Louis, Niall. Kalian buatlah dia kesal. Louis, bersikaplah seperti dulu, lalu Niall saat dia mengadu padamu, kau tidak boleh membelanya, kau harus ikut memojokkannya" kata Zayn.

"Kau gila! Itu jahat sekali" kata Louis. "Ayolah, hanya sekali ini saja" kata Zayn. "Lanjutkan" kata Niall.

"Lalu ada beberapa kemungkinan setelah kalian bersikap seperti itu. Pertama, dia akan keluar dari rumah dan tidak tau kemana, kedua dia akan lari ke rumahku. Ketiga, dia akan pergi ke rumah temannya" kata Zayn.

"Dan aku harap dia akan memilih kemungkinan yang kedua" kata Zayn. "Lalu kalau tiba-tiba terjadi kemungkinan yang pertama atau ketiga bagaimana?" Tanya Louis.

"Itu mudah. Jika kalian khawatir, kalian bisa mengikutinya diam-diam dari belakang. Dan untuk poin yang ketiga, kita akan meminta bantuan kepada teman-teman dekat Nara. Aku sudah mencatat beberapa nomor temannya saat aku mengambil ponsel Nara malam itu" kata Zayn.

"Z, rencanamu sangat matang. Aku setuju" kata Niall. "Lou, kau setuju kan?" Tanya Zayn. Louis nampak berpikir.

"Cmon, boobear. Rencana Zayn sudah sangat sempurna!" Kata Harry. "Iya benar. Ayolah itu sudah sempurna" kata Liam.

"Tunggu. Saat aku membuatnya kesal nanti sore, contohnya?" Tanya Louis. "Ya itu terserah kau" kata Zayn.

"Baiklah aku sudah memikirkannya" kata Louis. "Jadi kau setuju kan?" Louis mengangguk. "Baiklah. Kalian harus bersiap-siap untuk pulang, aku akan menjemput Nara" kata Zayn.

***

Saat Nara sudah pergi dari rumah, Louis menyesali perbuatannya. "Ni, apa aku terlalu kasar?" Tanya Louis.

"Tidak, Lou. Kau tidak menamparnya keras kan?" Tanya Niall. "Tidak, paling seperti ini" kata Louis mencontohkannya pada Niall.

"Itu sakit, bodoh!" Umpat Niall memegang pipinya. "Berarti aku melakukan hal yang sama pada Nara? Bagaimana ini? Pasti dia akan marah padaku" kata Louis.

On The Edge ✖ (1D Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang