Nara mengerjapkan matanya perlahan, jam weker nya yang membangunkannya. Ditambah sinar matahari yang menyilaukan matanya.
Kali ini Zayn tidak memeluknya, atau mungkin pelukannya sudah terlepas. Lalu Nara pun segera bergegas mandi karna jam sudah menunjukkan pukul lima.
***
Setelah selesai mandi dan sudah berpakaian lengkap, Nara membuat sarapan. Dia hanya membuat waffles pagi ini. Tak butuh lama, sarapan pun sudah selesai.
Lalu Nara membuat dua gelas susu rasa coklat, setelah itu dia membangunkan Zayn.
"Z, ayo bangun!" Kata Nara. "Sebentar lagi" kata Zayn. "Ayolah ini sudah pukul 6 lewat, aku tidak mau terlambat" kata Nara, lalu Zayn membuka selimut yang membungkus badannya.
Nara baru menyadari bahwa Zayn tidak memakai baju saat dia tidur, Nara blushing sendiri tapi dia tidak menunjukkannya.
"Cepat mandi, lalu sarapan" kata Nara. Zayn mengangguk. "Calon istri idaman" kata Zayn lalu dia bergegas ke kamar mandi. Nara mematung sesaat mendengar perkataan Zayn.
"Ah dia sudah gila" kata Nara, dia tersenyum lalu keluar dari kamarnya.
Saat sedang sarapan tiba-tiba ponselnya berdering. Unknown number? Nara pun mengangkatnya.
"Halo?"
"Nara, ini Mrs. Ele"
"Oh ada apa Mrs?"
"Aku punya kabar gembira untuk mu, Nara"
"Benarkah, apa itu?"
"Setelah dilaksanakannya rapat guru dengan kepala sekolah dan pengurus yayasan, kau dinyatakan naik kelas ke tingkat dua, Nara. Walaupun kau baru masuk, tapi guru-guru kagum akan kepintaranmu, selamat ya!"
Nara tidak bisa berkata-kata sekarang.
"Kau serius kan?"
"Iya, Nara. Saat kau sudah sampai di sekolah nanti, jumpai aku di ruang guru ya, lalu kita keruang kepala sekolah bersama-sama"
"Baiklah, Mrs! Terimakasih banyak ya!" Lalu sambungan terputus."AAAA AKU SANGAT SENANGG!!" teriak Nara, Zayn keluar dari kamar, lalu menatap Nara dengan bingung.
"Ada apa?" Tanya Zayn. "You know what, Z? Aku naik kelas satu tingkat! Padahal kan aku baru masuk sekolah!" Kata Nara.
"Aku turut bahagia!" Kata Zayn, lalu mereka berpelukan. "Ayo kita sarapan" kata Nara. Zayn mengangguk.
***
Nara sampai di sekolah pada pukul 6.47. Lalu dia segera berpamitan dengan Zayn.
"Zayn, aku sekolah dulu ya" kata Nara. Zayn mengangguk. "Belajar yang rajin" kata Zayn. Nara mengangguk. Lalu dia mencium kening Nara singkat.
"Akan kujemput kau nanti siang" Kata Zayn. "Baiklah, see ya" kata Nara, lalu dia segera masuk ke sekolahnya.
"Nara!" Panggil seseorang. "Oh, hai Waliyha" kata Nara. "Tadi yang mengantarmu Zayn, ya?" Tanya Waliyha.
"Um, ya?" Kata Nara. "Sudah kuduga! Kalian sangat cocok, tau!" Kata Waliyha. Nara terkekeh. "Ah, ya. Kudengar dari Mrs. Ele kau naik kelas ketingkat 2, ya?" Tanya Waliyha.
"Iya, benar! Aku sangat senang" kata Nara. "Selamat ya!" Kata Waliyha. Naa hanya tersenyum. "Ah tapi artinya kita tidak akan sekelas lagi" kata Waliyha sedih.
"Tenang saja. Kita akan pergi ke kantin bersama" kata Nara. "Baiklah, Nara. Aku kekelas ku, ya" kata Waliyha. Nara mengangguk. Waliyha belok kiri dan Nara belok kanan menuju ruang guru.
"Nara! Ayo" kata Mrs. Ele, dia sudah menunggu Nara di depan ruang guru. Nara mengangguk.
Lalu mereka menuju ruang kepala sekolah yang terletak tidak jauh dari ruang guru.
Knock! Knock!
"Come in" kata Mr. Robin dari dalam. Lalu Nara dan Mrs. Ele pun masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Edge ✖ (1D Series)
Fanfiction[COMPLETED] What do you feel when your family act like you don't exist? Well, if you wanna feel that, this is Nara's story. Written in Bahasa✨ ✨1 in #louistomlinson on 26th June 2018 ✨3 in #onedirection on 5th July 2018 ✨5 in #niallhoran on 25th Aug...