"Um, Nara?" panggil lelaki ini. "Ya? Ada apa Ed?" tanya Nara. "Kau pulang dengan siapa?" tanya Edward. "Oh aku pulang dengan Louis, ada apa?" tanya Nara lagi.
"Uh, tidak apa. Aku duluan ya, see ya" kata Ed. Lalu dia pergi meninggalkan Nara. "Ada apa ya?" tanya Nara pada dirinya sendiri. Lalu tidak lama Louis datang menjemputnya.
****
"Tadi aku melihat seorang lelaki menaiki mobil jaguar kesekolah. Siapa itu?" tanya Louis. "Hah? Siapa aku tidak tau. Bagaimana ciri-cirinya?" tanya Nara.
"Dia tinggi, putih, rambutnya hampir sama seperti Zayn, tetapi bedanya dia memiliki rambut brunette" kata Louis. Nara teringat sesuatu. "Oh! Itu Edward" kata Nara.
"Siapa itu?" tanya Louis. "Oh itu teman Waliyha, aku baru mengenalnya tadi pagi" kata Nara.
"Dia tampan" goda Louis. "Iya dia memang tampan" kata Nara dengan polosnya. "Lalu, kau menyukainya?" tanya Louis to the point.
"Are you insane? Absolutely no!" kata Nara. "Iya apa tidak?" goda Louis lagi sambil mencolek-colek pipi Nara.
"Tidak, Louis! Berhenti menggodaku!" kata Nara. Louis tertawa. "Oh iya, tadi Mrs. Ele titip salam untukmu" kata Nara.
"Apa? Kau serius? Bagaimana katanya?" kata Louis heboh. Nara tertawa sangat kencang. "Ya ampun, kau ini. Yang benar, dong!" kata Louis
"Hahaha iyaa aku benar" kata Nara masih tertawa. "Mengapa kau tertawa?" tanya Louis. "Tidak apa lucu saja mendengarnya" kata Nara.
"Kata Mrs. Ele dia titip salam untuk Louis, lalu katanya jangan lupa untuk menelfonnya nanti malam HAHAHAHAHA" kata Nara diakhiri dengan tawaannya.
"Apa benar dia mengatakan itu?" tanya Louis. "Tentu saja! Kapan kau akan mengajaknya jalan, huh?" kata Nara mengejek.
"Hush, anak kecil tidak boleh mengatakan itu" kata Louis. "Hey siapa bilang aku anak kecil!" protes Nara. "Kau masih dibawah umur, Nara. Kau masih dibawah 17 tahun" kata Louis lalu dia tertawa.
"Hey! Satu minggu lagi umurku tepat 17 tahun, kau tau!" kata Nara. "Uh apa? Setauku tanggal 24 sudah dihapuskan!" kata Louis
"Hei siapa yang bilang!" kata Nara. "Hahaha baiklah, baiklah" kata Louis. Lalu mereka sampai di rumah mereka.
"Dimana Niall?" tanya Nara saat mereka sudah masuk kedalam rumah dan tidak mendapati Niall dimana mana. "Oh dia pergi dengan temannya" kata Louis.
"Teman yang mana?'" tanya Nara. "Uh itu, teman lamanya katanya, aku juga tidak tau" kata Louis, lalu dia masuk kekamarnya. "Seperti ada yang aneh" kata Nara. Lalu dia masuk kekamarnya.
***
"Kau masak apa?" tanya Louis mendapati Nara sedang memasak. "Aku sedang ingin waffles, apalagi dikulkas banyak es krim. Kau mau?" tanya Nara. Louis hanya mengangguk.Lalu Louis duduk di meja bar didekat dapur. "Kau baru mulai?" tanya Louis. "Tidak juga, sudah dari 15 menit yang lalu. Aku baru membuat adonannya hanya tinggal kumasak" kata Nara. Louis hanya mengangguk lalu dia memainkan ponselnya.
Unknown number is calling...
"Nara, ponselmu berdering" kata Louis. "Siapa yang menelfon?" tanya Nara. "Entahlah tidak ada namanya" kata Louis. Lalu Nara mengambil ponselnya.
"Halo?"
"Apa benar ini Nara?"
"Iya aku Nara, ini siapa?"
"Aku Edward"
"Oh Edward, ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, hanya memastikan ini benar nomormu. Jangan lupa menyimpan nomorku ya"
"Oh baiklah, Ed"Lalu sambungan telfonnya terputus.
"Siapa?" tanya Louis. "Itu Edward yang kuceritakan tadi" kata Nara. Louis hanya ber'oh' ria. Lalu Nara kembali kedapur.
Tak lama kemudian dia kembali dengan dua piring di tangannya.
"Ini untukmu" kata Nara memberi sepiring waffles pada Louis. "Thanks" kata Louis. Lalu mereka sama-sama melahap waffles mereka.
"Uh ini sangat lezat" kata Louis. Nara hanya terkekeh. "Oh iya, ngomong ngomong apakah Zayn sudah keluar dari rumah sakit?" tanya Nara.
"Sudah. Tadi pagi" kata Louis. "Kenapa?" tanya Louis. "Tidak apa hanya bertanya" kata Nara. "Bolehkah aku bertanya?" tanya Louis.
"Itu kau sudah bertanya" kata Nara lalu dia terkekeh. "Tidak ini serius" kata Louis. "Baiklah, apa yang ingin kau tanyakan?" kata Nara.
"Apakah kau menyukai Zayn?" tanya Louis. Nara yang sedang mengunyah wafflesnya spontan langsung tersedak. Langsung saja Louis memberinya air.
"Tentu saja tidak! Mengapa kau bertanya hal itu?" kata Nara. "Nothing. Im just asking. Rasanya seperti ada yang aneh semenjak kita pulang dari rumah sakit kemarin" kata Louis.
"Saat Zayn tiba-tiba menggenggam tanganmu, dan bukan hanya aku yang menyadari keanehan itu, walaupun Waliyha tidak melihatnya, dia juga dapat menyimpulkan bahwa Zayn menyukaimu" kata Louis.
"Ah, entahlah Lou. Ini membingungkan" kata Nara. "Jadi kau benar menyukainya, huh?" goda Louis. "TIDAAAKKK!" kesal Nara.
"Dia terlalu tua untukku, Lou" kata Nara. "Nara, usia tidak mempengaruhi rasa cintamu dengan siapapun. Mau dia lebih muda atau lebih tua. Cause, love is love" kata Louis.
"Kalaupun aku menyukainya, apakah dia menyukaiku?" tanya Nara. "Nah itu dia! Kau benar menyukainya kan! Jujur saja padaku" kata Louis.
"Uh, entahlah. Aku tidak tau. Aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Tapi pada saat dia menggenggam tanganku kemarin, jantungku seperti tidak karuan, seperti ingin melompat keluar" kata Nara.
"Nah, itu buktinya. Kau memang menyukainya" kata Louis. "Benarkah?" kata Nara. "Iya, Nara. Aku sangat mendukung hubungan kalian" kata Louis.
"Ahh!! Sudahlah aku masih dibawah umur, tidak baik membahas itu!" elak Nara. "Hahaahaha, sebentar lagi kau akan dewasa, Nara. Jadi pikirkanlah hal itu mulai dari sekarang" kata Louis, lalu dia mengacak rambut Nara dan kembali kekamarnya.
"Apa benar yang dikatakan Louis bahwa aku menyukai Zayn? Ya Tuhan ini membingungkan!" kata Nara lalu dia masuk kekamarnya.
***
Malamnya Niall belum juga pulang. Lama-lama Nara khawatir dengan kakaknya itu. Ditelfon tidak bisa, di message tidak dibalas."Lou, Niall kemana? Mengapa dia belum pulang sampai sekarang? Ini sudah hampir larut malam" kata Nara.
"Aku juga tidak tau, oh iya aku telfon Liam ya, manatau Niall ada di basecamp" kata Louis. Lalu dia menelfon Liam.
Nara sangat sangat khawatir dengan Niall sekarang. Semoga tidak terjadi apa-apa. Batinnya.
"Nara, katanya, Liam tidak sedang berada di basecamp." kata Louis. "Ah coba kau hubungi Harry" kata Nara.
Setelah tersambung, Louis langsung mengaktifkan speakernya
"Har? Kau sedang berada di basecamp?"
"Iya ada apa?"
"Apa disana ada Niall?"
"Ada. Dia berada disini sejak sejam yang lalu"
"Oh syukurlah. Dimana dia sekarang?"
"Dia sedang tertidur. Tadi dia kemari membawa Demi"
"Apa? Demi? Mantan pacarnya? Ada apa dengannya?"
"Entahlah, saat aku menanyakan padanya dia langsung masuk kekamarnya dan dia bilang dia ingin menginap disini semalaman karna dia sudah sangat mengantuk"
"Ah begitu. Oh iya katakan padanya besok langsung pulang kerumah ya"
"Baiklah, sudah dulu ya aku mau tidur"
"Baiklah, Hazz"Lalu sambungan terputus.
"Huh! Aku sangat lega mendengarnya" kata Nara. "Yasudah ayo kita tidur" kata Louis. Lalu mereka masuk kekamar mereka masing-masing.
To be continued.
Heyaa gengs, maap dh ngaret wkwk
Hari sabtu-minggu w perpisahan, senin istirahat, dan kemarin baru nulis stgh dan stghnya hari ini deh wkwkw. Siapa yg udah libur hayoo. 8 votes for next:p
KAMU SEDANG MEMBACA
On The Edge ✖ (1D Series)
Fanfiction[COMPLETED] What do you feel when your family act like you don't exist? Well, if you wanna feel that, this is Nara's story. Written in Bahasa✨ ✨1 in #louistomlinson on 26th June 2018 ✨3 in #onedirection on 5th July 2018 ✨5 in #niallhoran on 25th Aug...