six : public

449 88 36
                                    

"Kau lebih suka sereal rasa coklat atau vanila?" tanya Louis pada Nara. "Coklat saja" kata Nara. "Vanila saja, aku lebih suka itu!" celetuk Niall.

"Louis bertanya padaku, bukan kau!" kata Nara. "Ah yasudah beli saja dua-duanya" kata Louis tidak ambil pusing.

"Nanti malam kita akan makan apa?" tanya Louis. "Grilled beef!". "Chicken borito!" kata Nara dan Niall bersamaaan. Louis memutar bola matanya.

"Kita makan tuna steak saja" kata Louis, lalu Louis tidak bertanya pada mereka berdua lagi. Saat lagi sibuk-sibuknya memilih snack topi Niall tiba-tiba jatuh.

"NIALL HORAN?" teriak seorang gadis disebelah Niall. "Ah, shit!" kata Niall lalu dia menghampiri Louis. "Ketahuan" kata Niall.

"Santai saja, ambil makanan yang kita butuhkan lalu kita pulang" kata Louis. Niall hanya mengangguk. Lalu dia mengambil makanan sebanyak-banyaknya.

Louis sampai terkejut dibuatnya. Niall yang menyadari itu hanya bisa tersenyum tanpa dosa. "Cemilanku" kata Niall. Lalu mereka sudah dikerubuni oleh puluhan gadis disini.

"Ayo cepat kita bayar" kata Louis. Lalu Nara dan Niall mengikuti Louis. Setelah selesai membayar, mereka langsung keluar dari swalayan tersebut.

Lalu Niall dan Louis mulai meladeni fans yang ingin meminta foto dan tandatangan mereka.

"Louis, siapa gadis ini?" tanya salah satu paparazzi. "Dia adikku, adik kandungku" kata Louis. Mereka semua tampak terkejut.

"Bukankah kau tidak mempunyai adik?" tanyanya lagi. "I've never said that. Adikku sangat takut pada media, makanya dia tidak kukenalkan pada dunia media" kata Louis.

"Siapa namanya?" tanyanya lagi. "Naresha. Naresha Tomlinson" kata Louis. "Sudah dulu ya" kata Louis, tetapi fans masih menyerbu. Dan akhirnya mereka sampai di mobil juga.

"Uh aku sangat takut tadi" kata Nara. Lalu dia memegangi tangannya yang terluka. "What the fuck is happening to you? What's goin on to your hand?" tanya Louis

"Nothing. Salah satu fan kalian ada yang mencakarku" kata Nara. "Kapan? Aku tidak melihatnya" kata Niall.

"Saat Louis mengatakan aku adiknya dia langsung mencakarku, uh sakit sekali" kata Nara, tangannya berdarah segaris.

"Ini, aku ada kapas dan alkohol. Niall, oleskan pada lukanya" kata Louis, lalu dia mulai mengendarai mobilnya. Lalu Niall mulai membersihkan luka Nara. Sesekali Nara meringis.

"Tahan, ya" kata Niall. Nara mengangguk. Lalu Niall mengoleskan alkohol lagi diluka Nara. "Selesai!" kata Niall. Lalu dia menyimpan peralatannya tadi.

"Lou, kita tidak kerumah sakit melihat Zayn?" tanya Nara. "Kita pulang dulu, mengantar makanan kita baru langsung kesana" kata Louis. Nara hanya mengangguk.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Nara. "16 Mei" kata Niall. "8 hari lagi!" kata Nara excited.

"Ada apa dengan tanggal 24?" tanya Niall. "Umurku pas menjadi 17, aku yakin pasti kalian tidak tahu. Kan ulang tahunku memang tidak pernah dirayakan, apalagi diingat. Tapi aku sangat senang!" kata Nara.

"Who says I dont know that?" tanya Louis. "Aku tahu itu, Nara" kata Louis. "Kau tau?" tanya Nara. "Iya, pastinya aku tau" kata Louis.

"Apakah kau ingin dirayakan besar-besaran? Ini kan umur yang ke 17" kata Niall. "Tidak usah, akan memakan banyak biaya" kata Nara.

"Tidak apa, Nara. Aku dan Niall yang akan menanggungnya" kata Louis. "Tidak, Louis. Sudah cukup aku terus menghabiskan uang kalian" kata Nara.

"Siapa yang mengatakan seperti itu? Kau tanggung jawab kami, Nara. Kau adik kami" kata Niall. "Waktu itu dad mengatakan, siapa yang menyuruhku menghabiskan uang kalian" jawab Nara.

On The Edge ✖ (1D Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang