twenty six : i have to go.

391 63 21
                                    

"Ni, bagaimana? Apakah temanmu jadi untuk mendonorkan ginjal dan matanya?" Tanya Louis. Niall mengangguk. "Nanti sore dia akan datang" kata Niall.

"Syukurlah" kata Louis. Saat ini mereka berada di kamar Nara. Louis tidak mau lagi berada di kamar sebelah.

"Ohya, bagaimana perkembangan Asa dan Ele?" Tanya Liam pada Harry. "Tadi polisi sempat menelfonku, mereka akan dihukum mati" kata Harry.

"Baguslah" kata Louis. Mereka berempat menoleh kearah Louis. "Ada apa? Itu bagus, bukan?" Kata Louis. Mereka mengangguk.

"Walaupun aku menyayangi Ele, aku lebih menyayangi adikku" kata Louis. "Siapapun yang berusaha membunuhnya, tidak perduli siapakah orangnya aku ikhlas mereka dihukum" kata Louis.

"Baguslah, Lou" kata Liam. "Hey, Z mengapa diam saja?" Tanya Niall. Zayn menggeleng. "Tidak apa" kata Zayn. "Ikut aku sebentar" kata Zayn. Ia menarik Niall keluar.

"Ada apa?" Tanya Niall. "Ni, kumohon jangan lakukan ini" kata Zayn. "Lakukan apa?" Tanya Niall balik.

"Kau fikir aku tidak tau? Jangan berpura-pura bodoh" kata Zayn. Raut wajah Niall langsung berubah. "Tidak apa, Z. Ini untuk kebaikan semuanya" kata Niall.

"Kebaikan apanya? Kalau kau--" "Tenang saja, Zayn. Aku sudah memikirkan ini matang-matang. Tenang saja, okay?" Kata Niall.

"Umm, aku titip buku ini ya" kata Niall. Ia menyerahkan sebuah buku diary kepada Zayn. "Kalian semua boleh membacanya, termasuk Nara" kata Niall.

Zayn memeluk Niall. "Im gonna miss you, bro" kata Zayn. Niall hanya tersenyum membalas pelukan Zayn.

***

"Lou, temanku bilang dia akan datang sebentar lagi. Aku mau menunggunya di bawah ya, selamat tinggal semuanya" kata Niall. Mereka bingung dengan kata terakhir Niall.

"Untuk apa kau mengucapkan selamat tinggal?" Tanya Louis bingung. "Tidak apa, hanya ingin mengucapkan saja. Bye guys. Dont miss me too much" kata Niall. Lalu ia keluar dari kamar Nara.

Zayn menatap Niall keluar dengan tatapan sedih. "Apa maksudnya? Dont miss me too much?" Tanya Liam.

"Kau seperti tidak tau Niall saja" alibi Zayn. "Ah ya benar juga" kata Harry. Lalu mereka terkekeh, kecuali Zayn.

'Kita akan benar-benar merindukannya' batin Zayn.

Ceklek

Dokter masuk ke dalam kamar ini. "Permisi semuanya, kita sudah menemukan pendonor. Sekarang juga akan dilakukan pendonoran" kata dokter itu.

"Baiklah, dok. Semoga Nara bisa sembuh" kata Louis. "Kita doakan saja yang terbaik" kata dokter itu. Lalu suster-suster mendorong ranjang Nara keluar menuju kamar operasi.

The boys mengikutinya dari belakang. "Ah ya kemana Niall? Mengapa ia belum kembali?" Tanya Louis.

"Ia tidak akan kembali" gumam Zayn. "Ah, what did you say, Z?" Kata Harry. "Tidak ada. Aku hanya bilang mungkin dia akan kembali sebentar lagi" kata Zayn.

Mereka menunggu di depan ruang operasi selama lima jam lamanya. Lalu lampu didepan ruang operasi telah redup, menandakan operasi telah selesai di lakukan.

Tak lama dokter keluar. "Operasi berjalan dengan lancar, pasien akan sadar dalam waktu dekat" kata dokter.

"Thank God. Terimakasih, dok" kata Louis. "Tapi aku memiliki kabar buruk" kata dokter tersebut.

"Apa itu?" Tanya Liam. Dokter tersebut diam lalu mulai berbicara.

"Sang pendonor tidak selamat" kata dokter itu. "Kalau boleh tau siapa pendonornya?" Tanya Louis.

On The Edge ✖ (1D Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang