twenty five : the truth

342 58 31
                                    

Sudah sebulan lebih, Nara masih dalam keadaan koma. Tidak ada perubahan sedikit pun. Setiap hari Zayn setia menjaga gadisnya, dan selalu mengganti bunga yang ada di meja sebelah ranjang Nara.

"Hey babe" kata Zayn. "Hari ini aku membawa mawar merah, bunga kesukaanmu, kan?" Kata Zayn. Ia mengelus dahi Nara.

"Sudah sebulan aku tidak mendengar suaramu. Aku sangat merindukanmu" kata Zayn. "Kau harus bertahan Nara. Bukan hanya untukku, tapi untuk Louis, Niall dan mom" kata Zayn.

"Kau tau? Keadaan Niall semakin memburuk. Kankernya sudah memasuki stadium akhir. Aku sangat sedih mendengarnya. Dia bertahan demi kau, Nara. Kau harus bertahan juga demi Niall" kata Zayn.

"Fisiknya juga semakin lemah. Dia sering tidak sadarkan diri. Ia memikirkanmu, Nara" kata Zayn. Tidak ada jawaban. Zayn pun diam.

TIIITTTTTT

Zayn melihat monitor disebelah ranjang Nara. Garis. Zayn membulatkan matanya. Ia segera berlari keluar mencari dokter

"DOKTER, SUSTER SIAPA SAJA TOLONG!" kata Zayn. Buru-buru seorang suster dan dokter masuk ke dalam kamar Nara.

"Apa dia sudah-" tanya Zayn. "Ia sudah tiada. Detak jantungnya telah terhenti" kata dokter. Zayn membelalakkan matanya. "Kumohon selamatkan dia" kata Zayn, ia menangis.

"Aku akan berusaha, doakan saja semoga ada keajaiban dari tuhan. Silahkan tunggu diluar" kata dokter tersebut.

Zayn terduduk di depan pintu Nara. Ia menjambak rambutnya frustasi. "Tidak. Tidak mungkin. Nara-ku masih ada!" Kata Zayn.

The boys yang lain datang, mereka langsung panik saat melihat Zayn menangis.

"Ada apa Zayn?" Tanya Louis panik. "Nara" kata Zayn. "Ada apa dengannya?" Kata Louis. "Detak jantungnya terhenti" kata Zayn.

BRUKK

Louis menjatuhkan barang yang ada ditangannya. "Tidak mungkin" bisik Louis. "TIDAK MUNGKIN!" teriaknya. "Ya Tuhan" kata Niall. Mereka semua menangis.

"Aku rela melakukan apa saja agar Nara bisa sehat kembali" kata Niall. "Aku bahkan rela jika nyawaku ku berikan pada Nara" sambungnya. Ia mengusap air matanya.

Setengah jam kemudian dokter keluar. Louis dan Zayn langsung berdiri.

"Bagaimana keadaan adikku? Apakah dia selamat?" Tanya Louis. "Ini adalah keajaiban Tuhan. Jantungnya kembali berdetak" kata dokter tersebut.

"Oh my God, thank you" kata Zayn. "Tapi" kata dokter itu. Mereka langsung berhenti berpelukan. "Nara memerlukan donor ginjal dan mata" kata dokter itu.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Louis. Mereka kembali panik. "Akibat tembakan itu, sebagian besar fungsi ginjalnya sudah rusak. Dan saraf matanya juga terganggu. Ia mengalami kebutaan. Virusnya menyebar dengan cepat. Jika tidak cepat dilakukan pendonoran, akan mengganggu fungsi hati dan jantungnya" kata dokter itu.

"Astaga, ya Tuhan cobaan apalagi ini" kata Zayn. "Baiklah dok kami akan segera mencari pendonor" kata Louis. "Baiklah saya permisi" kata dokter.

"Bagaimana ini? Kita akan mencari kemana?" Tanya Zayn. "Sepertinya aku tau" kata Niall. Semua mata tertuju padanya.

***

Hari ini kelima lelaki itu sedang berkumpul di basecamp. Maurice yang sedang menjaga Nara. Karna kelima lelaki itu juga memerlukan istirahat.

Ele juga berada di sana. "Ni, beritahu kami, siapa yang akan mendonorkan ginjal dan mata untuk Nara?" Tanya Liam.

"Tenang saja, aku tau orangnya. Dia temanku" kata Niall. "Temanmu yang mana?" Tanya Zayn menatap Niall curiga.

On The Edge ✖ (1D Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang