11

84 14 0
                                    

Tidak ada yang benar-benar menyadari seberapa dekat mereka sekarang dan seberapa banyak perubahan mereka, bahkan diri mereka sendiri.

Sama halnya seperti sahabat mereka mengalami perdebatan yang pasti terjadi setiap harinya, tapi hal itu hanya terjadi saat mereka memasuki zona mereka.

Dan siang ini, mereka duduk diatas sofa sambil menyandarkan punggung mereka. Menghela nafas merilekskan semua bagian tubuh dari kesibukan sepanjang minggu kemarin.

Seperti halnya sebuah topeng, seseorang akan merasakan sesak jika terlalu lama memakai topeng. Mereka butuh tempat persembunyian untuk membuka topeng itu.

"Ayo order ayam goreng dengan cola. Oh atau lebih bagus lagi kita order pizza dan burger." ucap Jiyeon.

"Tapi aku harus diet sebentar lagi aku akan comeback." ucap Jiyong sambil mempout kan bibirnya.

Jiyeon menegakkan tubuhnya lalu menampar pelan pipi Jiyong.

"Ya! Badan mu sudah sangat kurus begitu, mau kurus seberapa lagi? Lagi pula kau tidak akan gemuk jika hanya memakan itu. Ayo cepat order!" ucap Jiyeon.

"Ya! Siapa yang kau bilang sangat kurus?! " ucap Jiyong.

"Kau! Kau yang ku bilang sangat kurus. Wae? Kau tidak suka? Kalau begitu makan yang banyak jadi tidak akan di sebut sangat kurus! Kau produser kaya tapi sudah seperti busung lapar kekurangan gizi." ucap Jiyeon sambil memelototkan matanya.

"Ya! Dasar bodoh! Busung lapar memang kekurangan gizi. Tapi aku tidak! Bahkan aku tidak terlihat seperti busung lapar." ucap Jiyong lagi sambil mengikuti pelototan Jiyeon.

"Ck! Itu karena kau kaya jadi kau bisa menutupi tubuhmu, dengan baju-baju mahal. Sudah lah oppa, order saja." ucap Jiyeon melafalkan kata oppa di tengah kalimatnya lalu memalingkan wajahnya menuju handphonenya yang berdering.

Sedangkan Jiyong cukup senang karena Jiyeon memanggilnya oppa. Itu bagaikan penghargaan bagi Jiyong karena tidak ada orang lain yang di panggil Jiyeon sebagai oppa.

Padahal Jiyong saja yang tidak tahu bahwa Jiyeon sudah memanggil setiap artis laki-laki di agensinya dengan panggilan oppa untuk mendapatkan apa yang dia mau.

"Arraseo." ucap Jiyong lalu mengambil handphonenya yang di atas meja.

Sedangkan Jiyeon berdiri sambil membawa handphonenya.

"Kau order semua yang ku bilang tadi, oke? Aku keluar dulu. " ucap Jiyeon lalu keluar sambil mengangkat telfonnya.

Setelah mengankat telfon ayahnya Jiyeon kembali masuk ke dalam studio Jiyong.

"Sudah kau pesan? " tanya Jiyeon.

Jiyong mengangguk lalu melambaikan tangannya memanggil Jiyeon untuk kembali duduk di sampingnya.

Jiyeon tetap diam tanpa bergeming hanya menaikkan salah satu alisnya.

"Wae? " tanya Jiyong.

"Siapa yang akan mengambil orderannya?" tanya Jiyeon.

"Mereka akan mengantarkan sampai kedalam, Jiyeon-ah." ucap Jiyong.

"Arraseo, aku akan membantu delivernya. Jadi aku yang akan ambil orderannya. " ucap Jiyeon.

Jiyong hanya menggumam lalu menutup matanya.

"Uangnya? Aku butuh uang. Kau yang menraktirku hari ini kan? " ucap Jiyeon.

"Ck, kau anak dari CEO gedung ini tapi malah menjarah uang artisnya. Bawa dompet ku." ucap Jiyong sambil melempar dompetnya ke arah Jiyeon.

"Augh! Dompetmu berat. " ucap Jiyeon.

Hope(less) K. J. YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang