15

63 7 0
                                    

Tik tok tik tok

Jam terus berjalan, menimbulkan sebuah bunyi yang sama setiap detiknya.

Jiyong bahkan sudah tertidur di pangkuan Jiyeon. Tapi gadis itu masih larut dalam pikirannya.

"Apa yang harus kulakukan agar aku bisa kesana tanpa di curigai?" gumam Jiyeon.

"Haisshh kepalaku sakit." gumamnya lagi.

"Berhenti berguman." ucap Jiyong tetap sambil menutup matanya.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Jiyeon.

Jiyong menggeleng lalu bangkit untuk duduk dan menghadap Jiyeon. Jarak mereka sekarang cukup dekat.

"Tidak, tidak. Tidak mengangguku. Hanya aku tidak suka saat kau menggumam." ucap Jiyong.

"Itu artinya aku menganggumu." ucap Jiyeon.

"Yah, sedikit. Aku tidak suka saat kau menyimpan segalanya sendiri untuk dirimu sendiri. Berbagilah! Aku selalu berbagi denganmu." ucap Jiyong.

"Aku tidak memintamu untuk berbagi denganku." ucap Jiyeon.

Jiyong menghela nafas lalu kembali berbaring dengan bantalan pangkuan Jiyeon.

"Apa yang kau pikirkan akhir-akhir ini?" tanya Jiyong.

"Banyak hal."

"Ah, kau memang selalu memikirkan ini dan itu."

"Lalu aku harus memikirkan apa?"

Jiyong menggedik, "Akhir-akhir ini aku berfikir, dengan siapa nantinya aku berakhir? Dan bagaimana masa depan nanti?" ucap Jiyong.

"Kau tahu? Kita hanya perlu menjalani tanpa perlu menerka nerka. Jadi berhenti memikirkan hal seperti itu." ucap Jiyeon.

Keheningan menyelimuti mereka Jiyong diam karena memikirkan perkataan Jiyeon, sedangkan si gadis diam karena si pria diam.

Jiyeon mengelus rambut Jiyong sambil menunggu pria itu bicara.

"Tapi aku menginginkanmu di akhir ceritaku." ucap Jiyong akhirnya buka suara.

Jiyeon tertegun, menghentikan aktivitas sebelumnya. Menatap Jiyong dengan kaget lalu mememalingkan wajahnya yang memerah.

"Wajahmu memerah, bukankah berarti kau memikirkan hal yang sama?" tanya Jiyong.

"Dasar bodoh, wanita mana yang tidak tersipu saat kau mengatakan hal itu." ucap Jiyeon.

"Memangnya kau wanita?" tanya Jiyong sekenanya.

Jiyeon mendorong Jiyong hingga jatuh.

"Memangnya aku pria? Lalu jika aku pria berati kau adalah seorang gay." ucap Jiyeon.

Jiyong mendakati Jiyeon dan duduk di samping gadis itu, "Arraseo-arraseo, aku hanya bercanda." ucap Jiyong.

Pria itu kembali berbaring dengan berbantalkan paha Jiyeon.

"Elus rambut ku lagi. Aku menyukainya, sepertinya aku kecanduan." ucap Jiyong.

"Oppa memperbudakku?"

"No, no, no. Hanya memanfaatkan sebelum aku kehilangan semuanya." ucap Jiyong.

Jiyeon mengernyitkan dahi.

"Omong-omong, ulang tahun mu kan sebentar lagi. Kau sudah ada rencana?" tanya Jiyong.

"Huh?"

"Ck! Jangan bilang kau tidak pernah merayakan ulang tahunmu Jiyeon-ah." ucap Jiyong.

Hope(less) K. J. YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang