4

147 18 3
                                    

-2015

"Ya! Berhenti bermain!" teriak Jiyeon.

Jiyeon bersidekap sambil melanglahkan kakinya kedalam sebuah ruang yang di lengkapi dengan kaca besar, dan sebuah speaker besar. Ruangan itu benar-benar longgar jika saja tak di penuhi oleh anak-anak yang memuakkan bagi Jiyeon.

"Menurut kalian, kapan kalian akan debut? " tanya Jiyeon secara tiba-tiba.

"Sebentar lagi? " ucap seorang gadis sedikit ragu atas jawabannya.

Jiyeon tersenyum miring.

"Kenapa? " tanya Jieyon.

Semua gadis disana menatapnya bingung tanpa terkecuali.

"Kenapa sebentar lagi? " tanya Jiyeon lagi memperjelas pertanyaannya yang tadi.

Jiyeon menyuruh staf yang ada di pintu untuk keluar dan menutup pintu tersebut sebelum gadis-gadis di depannya kembali menjawabnya.

"Karena kami sudah di beri nama grup, dan beberapa dari kami telah di perkenalkan ke halayak umum." ucap sang gadis yang Jiyeon ketahui namanya Jisoo.

"Pink punk? Jennie? Lisa? Maksudmu hanya karena itu, debut kalian terjamin? Dan kalian akan debut dalam waktu dekat?" tanya Jiyeon yang membuat mereka semua bungkam.

"Menurutmu itu sebuah kepastian? Aku yakin kalian juga tahu bahwa nama itu belum pasti. Magnum? Baby monster? Namanya saja belum pasti. Dan kalian sudah dapat memastikan debut kalian? " ucap Jiyeon.

"Yang benar saja. Jika memang benar-benar ingin debut secepatnya, jangan bermain-main seperti tadi! Kalian harus berusaha dengan keras. Jangan sia-siakan waktu atau debut kalian akan terus di undur". ucap Jiyeon lalu keluar meninggalkan gadis-gadis itu yang masih shock mendengarnya.

Sedangkan seseorang yang sejak tadi memerhatikan gadis itu hanya menatapnya kagum. Dia berfikir bahwa gadis itu masih lebih muda darinya tapi bisa mengendalikan banyak orang. Setelah selesai dengan pikirannya orang itu pergi dari sana kembali bergabung dengan teman-temannya.

Jiyeon pergi menuju ruang Sajangnim berniat mengganti strategi. Dia berfikir untuk membuat ledakan besar sebentar lagi.

"Aku akan mengganti strateginya." kalimat pertama Jiyeon saat memasuki ruangan seseorang yang bisa ia panggil sebagai appa.

"Mwo? " Ucap Yang Hyun Suk shock mendengar kalimat yang keluar dari putrinya.

Jiyeon mengambil sebuah papan dengan lebel serta beberapa pion diatasnya lalu memasukkannya ke tempat sampah terdekat.

Jiyeon kembali menghampri tempat beberapa papan dengan banyak pion tersebut lalu memajukan 4 pion diatas papan yang bertuliskan 2NEI1.

"Mereka belum siap debut. Lebih baik mengeluarkan sebuah kejutan kan. " ucap Jiyeon sambil menyunggingkan senyumnya.

"Jadi? "

"Aku akan memunculkan 2NEI1 secara tiba-tiba di salah satu acara award. Ini akan menjadi penampilan terbaik mereka. Kau tidak bisa mendebutkan girlgroup 9 orangmu itu sekarang." ucap Jiyeon.

YHS tau bahwa putrinya telah mengetahui banyak hal, tanpa mereka semua tau gadis 22 tahun di depannya sekarang ini selalu mengawasi mereka.

Gadis itu telah dewasa bahkan sebelum waktunya, dia telah mengetahui sisi gelap dan kejam dari dunia. Sekarang dia yang mengawasi dan memutuskan. Gadis itu bisa saja menjerumuskan banyak orang masuk kedalam dunianya yang gelap, tapi gadis ini terlalu berusaha membuat semua orang tidak terjerumus kedalamnya.

"Kau dapat mendebutkan mereka saat aku bilang kau bisa mendebutkan mereka." ucap Jiyeon.

"Ah iya, Bigbang urusanmu. Aku tidak ingin mencampuri sebuah krystal." ucap Jiyeon lagi lalu pergi begitu saja dari ruangan tersebut.

Jiyeon berjalan dengan elegan setelah keluar dari lift. Awalnya Jiyeon ingin ke studio Teddy tapi ia urungkan karena ia melihat Teddy tengah mengobrol dengan seseorang.

Dan jadilah Jiyeon berada disini kafetaria YG karena mencari 4 wanita yang seharusnya berada di ruang latihan mereka.

"Kalian, kembalilah berlatih. Kalian akan perform di acara award." ucap Jiyeon tepat setelah dia berada di samping meja wanita-wanita tersebut.

"Tapi, bagai-"

"Tidak ada penolakan eonnie. Pergi saja, kejutkan fans kalian. Like a Suprise." ucap Jiyeon lalu tersenyum miring.

"Jinjayo? Apa sajangnim benar-benar memperbolehkan kami untuk tampil? " tanya Minzy.

"Aku tidak akan disini menghampiri kalian kan? Jika aku belum mendapat persetujuannya? " ucap Jiyeon seraya berlalu melewati meja keempat wanita tersebut lalu mengambil air mineral di samping meja tersebut.

Sedangkan keempat wanita yang lebih dewasa beberapa tahun dia atas Jiyeon tersebut berlari kearah lift dengan tersenyum gembira sambil berpelukan.

Dan gadis itu hanya tersenyum kecil melihatnya. Sama halnya dengan orang lain yang berada di balik pilar dekat kantin tersebut.

Jiyeon melirik sekilas orang itu lalu pergi meninggalkan tempat itu.

______________________________________

Hope(less) K. J. YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang