"Aku akan sedikit terlambat, alat kita menghambatku. "
"Hm. Aku tunggu, sampai nanti." Balas seoramg Pria pada ponselnya.
Pria tersebut menaruh kembali ponselnya di atas meja. Lalu meminum kopi pesa nannya.
Sekitar 15 menit pria itu hanya duduk sendirian sambil memandang keluar etalase. Sampai seorang perempuan memasuki kedai kopi tersebut.
Tring
Bunyi bel yang berbunyi mengikuti gadis itu saat membuka pintu. Gadis itu berjalan menuju kasir untuk memesan minuman yang ia mau.
Sedangkan pria yang sejak tadi duduk semdiri di dekat etalase tersebut belum berhenti menatap gadis tersebut sejak gadis itu masuk.
Setelah selesai dengan pesanannya gadis itu langsung berbelok 45 derajat lalu berjalan lurus menatap pria yang sejak tadi memperhatikannya.
"Tuan Shin, berhenti menatapku." ucap gadis itu pada Pria yang di panggil Tuan Shin olehnya.
"Jadi, apa alasanmu mengajakku bertemu, Jiyeon-ssi? " tanya si Tuan Shin.
Gadis itu menyandarkan punggunya pada sandaran kursi lalu menatap keluar.
"Tak ada lagi mata-mata yang mengikutiku, dan aku yakin kau juga begitu." ucap Jiyeon.
Tuan Shin mengangguk lalu meneguk kopinya.
"Itu artinya kita berhasil mengelabui mereka. Dan berarti kita sudah bisa memulai oprasi kita hari ini." ucap Jiyeon lalu menatap Tuan Shin.
"Apa Tuan Choi tau ini? " tanta Tuan Shin.
"Hm. Aku baru saja bertemu dengannya oleh karena itu alat kita menghambatku sejak tadi." ucap Jiyeon.
"Aku pikir alat kita mengikuti mu." ucap Tuan Shin yang melirik tanpa sepengetahuan siapapun kearah pintu masuk.
"Aku tahu. Berpura-puralah memerasku seperti wartawan." ucap Jiyeon.
Tuan Shin lalu merogoh kantong jaketnya lalu mengeluarkan beberapa foto yang ia dapat setelah mengikuti alat mereka.
"Kau ingin berapa banyak? " tanya Jiyeon.
"Beri aku satu juta won dan akan ku jual foto ini padamu." ucap Tuan Shin.
Jiyeon mengeluarkan sebuah kertas cek lalu menuliskan beberapa nominal disana dan memberikannya pada Tuan Shin.
"Terimakasih." ucap Tuan Shin lalu beranjak pergi dari sana.
Jiyeon sendiri juga akan pergi setelah lima menit Tuan Shin pergi. Tapi ternyata alatnya menyapanya lebih dulu.
"Jiyeon-ah." panggil pria yang disebut sebagai alat oleh Jiyeon dan Tn. Shin.
"Kau mengikutiku, Jiyong-ssi? " tanya Jiyeon lebih seperti memberikan sebuah pernyataan.
"Ah, ani. Aku hanya ingin membeli kopi. Omong-omong orang yang tadi, memberikan mu sebuah foto kan? " tanya Jiyong.
"Tidak hanya sebuah, ada lima lembar. Kenapa? " tanya Jiyeon.
" Jadi begini caramu mendapat kan berita. Skandal siapa kali ini? " tanya Jiyong balik.
"Seseorang yang mengatakan bahwa aku adalah satu-satunya yang membuatnya nyaman. Nyatanya dia bermain dengan wanita lain dan terlihat sangat bahagia." ucap Jiyeon lalu membuka foto itu menunjukan pada Jiyong siapa sebenarnya yang membuat skandal.
"Bukan seperti itu. Aku bisa menjelaskannya." ucap Jiyong.
"Tak apa, kau tak perlu menjelaskan. Hal ini sudah sering terjadi." ucap Jiyeon.
Jiyeon berdiri lalu memberikan lima lembar foto tersebut kepada Jiyong.
"Ambil, kau bisa membakarnya jika mau. Aku harus ke Jeju hari ini. Sampai bertemu nanti." ucap Jiyeon lalu mencium pipi Jiyong singkat.
Jiyeon pergi dari kafe tersebut, menyusul Tn. Shin. Akhirnya mereka harus mengganti tempat pertemuan mereka karena Jiyong.
Jiyeon yang masih bertahan pada permainannya tetap menjadi pemain paling tangguh.
Sedangkan Jiyong tanpa sepengetahuan dirinya, ia telah jatuh semakin dalam dan semakin dalam kepada pesona dan permainan milik Jiyeon. Dengan semua perubahan tiba-tiba Jiyeon, gadis itu dapat menjatuhkan semua titik target pada Jiyong.
Jiyeon berjalan dengan santai menuju kafe lain yang menjadi tempat pertemuan lain mereka. gadis itu berjalan sambil memikirkan ciuman yang ia berikan di pipi Jiyong.
"Aku tidak seharusnya melangkah sejauh itu." Sesal Jiyeon.
"Bibir suciku..." gumam gadis itu sambil menyentuh bibirnya dengan ekspresi sedih.
Tiba-tiba seseorang menyenggol bahu Jiyeon dengan pelan.
"Berhenti menyentuh bibirmu. semua orang menatap jijik padamu." ucap orang itu.
Jiyeon menoleh mendapati Tn. Shin disebelahnya.
"Aku pikir kau sudah berada di sana." ucap Jiyeon.
Tanpa menghiraukan Jiyeon, pria itu berjalan mendahuluinya, memasuki sebuah kafe yang terbilang terpencil dan tertutup.
"Aku sudah mendengar semuanya dari Seunghyun." ucap Tn. Shin tepat saat Jiyeon baru mendudukan dirinya di kursi.
"Lalu kenapa tidak membatalkan pertemuannya saja? Kau nembuang waktuku Tn. Shin." ucap Jiyeon.
Tn. Shin menghela nafas, dia harus kembali bersabar menghadapi anak ingusan di depannya itu.
"Sebenarnya aku sudah mengetahui keberadan Nyonya Kang. Hanya saja tempat itu benar-benar di jaga dengan sangat rapi." ucap Tn. Shin.
"Dimana?" tanya Jiyeon.
"Pulau Jeju, Kau harus tahu, kita tidak mungkin menembus pertahanan mereka tanpa rencana yang matang." ucap Tn. Shin.
Jiyeon mengangguk lalu menyesap smoothies miliknya, "Terimakasih atas kerja kerasmu. Tapi kita akan kembali bekerja sangat keras mulai besok. Jadi persiapkan dirimu." ucap Jiyeon.
Tn. Shin mengangguk lalu bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Jiyeon.
"Pulau Jeju? Apa rumah yang saat itu ku tanda tangani adalah rumah yang di tempati olehnya?" gumam Jiyeon pada dirinya sendiri.
______________________________________
AKU KANGEN BIGBANG!
Aku kangen CHOI SEUNGHYUN.
Aku kangen DONG YOUNGBAE.
Aku kangen uri KWON JIYONG.
Aku kangen KANG DAESUNG.
Aku tidak kangen LEE SEUNGHYUN karena sudah lihat dia di YGFS tapi aku kangen mereka OT5😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope(less) K. J. Y
FanfictionAnything between us are fake. Ketika semua perjanjian selesai, semua hal yang kita lakukan akan menghilang semuanya tidak akan berlaku lagi. P. S Jiyeon in here is an OC