21

54 7 0
                                    

-2017

Jiyong berusaha meminta maaf pada gadis tersebut. Bahkan Jiyong sudah seperti anak kucing kelaparan yang mengikuti gadis itu.

"Berhenti mengikutiku." ucap Jiyeon.

"Maafkan aku." ucap Jiyong.

"Aku memaafkanmu. Sekarang pergi. Urus kehidupan masing-masing. " ucap Jiyeon.

Jiyeon meninggalkan Jiyong sama selerti biasanya.

Jiyong ingin gadis itu kembali mempercayainya. Jiyong tau gadis itu sudah menceritakan segalanya padanya lewat teka-teki yang gadis itu buat.

Dia merasa bersalah karena tidak bisa membantu Jiyeon. Tidak bisa melakukan apapun meski ia mengerti segalanya. Bahkan malah menambah beban gadis itu.

Selama dua bulan setelah kejadian itu terjadi Jiyong benar-benar semakin sibuk dia melakukan ini itu hingga melupakan Jiyeon. Tapi ada saat dimana ia mengingat gadis itu dan mencoba menghubungi gadis itu.

Tapi nihil gadis itu seperti menghilang. Tidak ada yang benar-benar tau dimana gadis itu.

Sampai dimana Jiyong menemukan gadis itu di apartement sahabatnya.

"Terimakasih telah mendengarkanku." ucap Seunghyun.

"Ne." hanya itu feedback yang di berikan Jiyeon.

"Sebenarnya apa hubungan mu dengan Jiyong? Dia benar-benar gila setelah bertengkar denganmu. " ucap Seunghyun.

"Kita tak sedekat itu hingga kau bisa bertanya hal pribadiku seperti itu." ucap Jiyeon.

"Aku akan pergi. Jangan kemana-mana tempatmu akan di jaga ketat oleh staf dari agensi. " ucap Jiyeon lalu menenggak tehnya hingga habis.

Seunghyum hanya mengangguk sambil memerhatikan Jiyeon.

"Terimakasih atas tehnya. Aku pergi." Ucap Jiyeon lalu beranjak dari sofa milik Seunghyun.

Jiyeon baru saja akan membuka pintu penghubung antara ruangan Seunghyun dengan ruang tamu milik Seunghyun saat Jiyong membuka pintunya lebih dulu.

Mereka berdua terpaku, terkejut. Bahkan Jiyeon tidak dapat mengendalikan dirinya kali ini.

"Kwon Jiyong-ssi.. " ucap Jiyeon terkejut.

Jiyeon baru saja akan meninggalkan pria tersebut namun dengan cepat pria itu mencengkram bahu gadisnya, menahan gadis itu untuk tidak pergi.

"Kenapa kau berada disini? Kenapa kau bersama Seunghyun hyung di ruang pribadinya?! Wae?! WAE?! " Bentak Jiyong dengan amarah di sekelilingnya.

Jiyong marah karena harus menemukan gadisnya di ruang pribadi sahabatnya.

Jiyong sangat marah harus melihat orang lain dapat menemui gadisnya sedangkan dia sendiri tidak dapat menemui gadisnya.

Ah tapi apa mungkin dia masih bisa menyebut gadis itu sebagai gadisnya?
Nyatanya gadis itu lebih memilih bertemu dengan sahabatnya dibanding bertemu dengannya.

"Kita benar-benar harus menghentikan ini. Kau tidak mengerti, kita harus menghentikan semuanya." ucap Jiyeon membiarkan dirinya menyelesaikan masalah ini disini.

Dia tak ingin membawa masalah ini lagi, tidak ingin melanjutkan masalah ini setelah ia keluar dari apartement Seunghyun.

"Aku akan keluar jika kalian ingin waktu untuk berdua." ucap Seunghyun.

"Tidak perlu, aku memerlukanmu disini. Aku ingin menyadarkan pria ini agar dia berhenti." ucap Jiyeon sambip menatap pria di depannya.

"Agar dia berhenti menganggap dirinya penting dalam hidupku. Agar dia tahu dimana posisinya seharusnya." lanjut Jiyeon.

Jiyong melepaskan cengkramannya dari bahu gadis itu.

"Agar dia tahu kalau dia harus menghentikan semuanya. Agar dia tahu bahwa selama ini aku cukup tersiksa." ucap Jiyeon lagi.

"Kau seharusnya memberitahunya sejak awal tentang hububgan kita. Dan kau juga harusnya berterimakasih padanya, lewat dia kita bisa memasuki hubungan ini. " ucap Jiyeon.

Jiyeon lagi-lagi memainkan kata-katanya, lagi dan Lagi memainkan sebuah drama baru.

Jiyong menatap gadis itu mencari sebuah kebohongan di dalam sana namun nihil gadis itu cukup pintar untuk menyembunyikan hal kecil setelah sekian tahun menyembunyikan hal besar.

"Seperti yang kau dengar Jiyong-ssi. Aku sudah cukup bahagia sekarang dengannya." ucap Jiyeon.

"Jangan memutus persahabatanmu karena hal ini apalagi berimbas pada Bigbang. Jangan membencinya karena sejak awal hingga sekarang pun dia tidak pernah tau seberapa dekat kita dulu." ucap Jiyeon lagi dan lagi.

"Jika kau ingin membenci, benci lah aku dan jangan membencinya. Aku yang menyebabkan luka di dalam sana. Jadi mulai sekarang bencilah aku dan jangan merusak hubunganku dengannya."

Jiyong tak tahan mendengarnya, tak tahan untuk menerima kenyataan yang dibuat oleh gadis di depannya.

Jiyong pergi tanpa mengatakan apapun, pria itu pergi dengan sejuta amarah di dalamnya.

"Kau benar-benar gadis jahat." ucap Seunghyun.

Jiyeon hampir jatuh karena kakinya yang tak dapat menopang berat tubuhnya lagi beruntung Seunghyun dengan cepat menangkap gadis itu.

"Kau mencintainya. Kau terjebak dalam jebakanmu sendiri." bisik Seunghyun.

Jiyeon terdiam, Seunghyun benar. Seunghyun pun tau seberapa hancurnya hati gadis di depannya sekarang ini.

Betapa hancurnya hidup yang sudah gadis itu bentengi selama ini.

"Ini alasanku berhenti menggunakan perasaanku. Dia hanya akan menjadi kelemahanku." lirih Jiyeon.

"Kau benar. Mulai sekarang berhenti merasakan apapun perasaan itu, cukup jadi Jiyeon berhati dingin. Melihatmu tak berdaya seperti ini membuatku benar-benar payah." ucap Seunghyun.

"Berhenti bersikap seperti itu, kembalilah berpura-pura tak mengenalku, oppa." ucap Jiyeon.

Jiyong mungkin selalu ada di saat gadis itu menangis. Tapi Seunghyun selalu ada disaat gadis itu tidak lagi memiliki alasan untik hidup, mereka berdua saling mengenal bahkan sebelum Bigbang terbentuk.

Seunghyun si laki-laki gempal yang selalu mendengarkan cerita dari gadis kecil yang tidak pernah menangis.

"Aku akan pergi. Pastikan kau selalu mengunjungiku, ku beri waktu satu tahun untuk tidak menemuiku dan menyeleasaikan masalahmu. Setelahnya jika kau tak menemuiku, kau akan menemukanku tak bernyawa di apartement ku. " ucap Jiyeon lalu bangkit dan pergi dari sana.

______________________________________

Hope(less) K. J. YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang