26

1.9K 240 3
                                    

Sehun berjalan di belakang Irene sekitar 2 meter. Irene terus berjalan, walaupun ia tahu ada Sehun di belakangnya.

Irene berhenti dan mendongakan kepalanya dan kembali tersenyum.

"Bae Joohyun, kamu sudah melakukan hal yang baik."

Irene menarik napas perlahan. Matanya sudah berkaca-kaca. Irene benar-benar merasa bahwa ia butuh seseorang saat ini.

"Oh Sehun."

Sehun mendengar namanya di panggil, Sehun berjalan pelan menuju Irene dan berdiri tepat di hadapannya.

"Irene.."

Irene menatap Sehun.

"Kamu ga apa-apa, kok. Semuanya baik-baik aja." Sehun tersenyum.

Irene terdiam dan menundukan kepalanya.

Irene terdiam dan menundukan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun meraih Irene dalam pelukannya.

"Ada aku. Ada aku. Ada aku."

Mendengar ucapan Sehun, Irene menangis dan memeluk erat Sehun.

"I love you."

*****

Setelah kejadian di hari itu, Sehun tidak pernah bertemu lagi dengan Irene.

"Seul, lo ga tahu dimana Irene sampai saat ini?"

Seulgi menghela napas dan berkata, "Gue niatnya mau nanya sama lo, tadi."

Sehun terdiam dan menundukan kepalanya, "Kalau tahu, tolong kabarin gue, ya."

"Iya, Hun." Seulgi mengangguk.

Chanyeol yang baru saja datang langsung berkata, "Kenapa lo? Kayak mau mati aja besok kalau ga ketemu Irene."

Sehun diam.

"Dia kenapa, yang?" tanya Chanyeol kepada Seulgi.

"Galau."

Chanyeol mengangguk mengerti.

"Jadi, orang yang ngubah lo selama ini adalah Irene?"

Sehun terdiam.

"Hun, pas Jihyun pergi ninggalin lo, lo ga kayak gini deh. Masih bisa ngelakuin aktivitas apapun itu."

Sehun menghela napas, "Jangan bedain Jihyun sama Irene, tolong."

Chanyeol dan Seulgi terdiam.

"Selama ini gue salah. Gue selalu bandingin mereka berdua. Gue salah." Sehun menundukan kepalanya.

"Hun..."

Chanyeol menatap Sehun, "Lo nyesal?"

"Sangat! Seandainya gue dulu ga taruhan sama kalian dan ga ngeanggap Jihyun sebagai bahan taruhan ataupun pelampiasan, pasti ga kayak gini." Sehun menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Jadi, kakak aku dijadiin pelampiasan dan taruhan?"

Sontak, mereka bertiga menoleh ke belakang dan terlihatlah Irene sedang menatap mereka dengan tatapan kecewa.

"Irene.."

"Rene.."

"Aku bisa jelasin, Bae.."

Sehun berjalan mendekati Irene, tetapi Irene menjauhinya.

"Stop!!! Jangan deketin aku!"

Sehun terdiam.

"Kakak aku jadi pelampiasan kamu?" tanya Irene sambil menatap Sehun kecewa.

Sehun menatap sedih Irene, "Rene, ga kayak gitu.."

"Jawab pertanyaan aku, Oh Sehun!!!" tegas Irene.

Sehun terkejut, tetapi ia menganggukan kepalanya, "Ya. Kemarin aku khilaf, Bae. Aku jadiin Jihyun sebagai pelampiasan, taruhan dengan yang lain, dan berjanji ga mencintainya, tapi itu dulu!!"

Irene mundur perlahan dan menatap Sehun kecewa.

Irene mundur perlahan dan menatap Sehun kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah bertemu lagi denganku!!!!"

Sehun ingin meraih Irene yang terlihat sangat rapuh.

"Anggap saja kita tidak mengenal satu sama lain!!!"

Ucapan histeris Irene membuat Sehun kecewa kepada dirinya sendiri.

Mata Irene sudah berkaca-kaca dan hal itu membuat Sehun membenci dirinya sendiri.

"Aku membencimu, Oh Sehun. Sangat membencimu."

destiny ❝✔❞ - irene sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang