destiny ❝✔❞ - irene sehun

13

Minal aidin walfaidzin💕🙏❤

Mohon maaf lahir dan bathin yaaa💕💕❤❤❤❤❤

Aku sekarang updatenya acak yaaa...

Kalau setiap aku update bisa likes lebih dari 50, aku bakalan cepet updatee hehe...

Dan ngacak untuk privatenyaaa ~ yeayy

*****

Seulgi: Rene, lo dimana?

Irene: Aku lagi otw

Seulgi: Oke...

Seulgi: Gue tunggu lo di kantin..

Irene: Siap!!!

Semenjak kejadian di perpustakaan itu, Irene dan Seulgi semakin dekat. Mereka kemana-mana selalu berdua dan tak pernah berpisah.

Irene berlari pelan menuju kantin kampusnya. Semua orang menyapanya dan bukan Irene jika ia tidak membalas sapaan orang-orang itu.

Dengan raut wajah yang lelah dan perut yang terus-menerus berbunyi, akhirnya Irene sampai di kantin dan duduk di hadapan Seulgi.

"Rene, lo tadi di cariin sama Sehun."

Ternyata, bukan hanya ada Seulgi saja. Ada Chanyeol, Kai, Krystal, Baekhyun dan Joy yang sudah duduk sambil menunggu pesanan mereka.

"Ha?"

"Kayaknya Sehun lagi nyari lo di seluruh tempat, deh."

"ITU DIA!" tunjuk Baekhyun.

Irene membalikan badannya dan terlihatlah Sehun tersenyum sangat lebar kearahnya, tapi.. Sehun tidak sendirian. Irene melongo dan terkejut melihat ada seorang gadis yang ia yakini bernama Momo mengandeng mesra tangan Sehun.

"Sorry telat, gue ke fakultas dia dulu." tunjuk Sehun.

Semuanya mengangguk mengerti dan Sehun lagi-lagi duduk di sebelah Sehun.

"Sayang, aku duduk dimana kalau kamu duduk di situ?"

Protes dari Momo membuat telinga mereka sedikit gatal. Nada sok imutnya selalu bergema di pikiran mereka.

"Lo duduk di bawah."

"Ga ada tempat duduk untuk lo."

"Cari aja sendiri, ga usah manja, udah gede juga, 'kan?"

Ucapan ketus dari Seulgi membuat Irene tak berhenti terkekeh.

"Apaan lo? Ga usah ketawa-ketawa."

Irene menahan tawanya, tetapi tak bisa.

"HAHAHAHA!"

Momo menatap marah Irene, "Kenapa lo?! NGETAWAIN GUE, YA!?"

"Yang ngetawain kamu siapa? Aku dari tadi ngeliat video lucu di ig, kok.." kata Irene sambil menunjukan ponselnya.

Momo terdiam mendengar ucapan Irene.

"Duduk ngapa sih, lo? Kayak mau nagih utang aja sama kita-kita."

Momo terlihat sangat kesal, tetapi dirinya duduk di antara Sehun dan Irene. Irene yang sibuk menatap ponselnya merasa terganggu dengan tindakan Momo.

"Minggir dikit, gue mau duduk di samping COWOK GUE!" pekik Momo.

Irene menutup telinga dan menggeser tubuhnya, "Udah, 'kan?"

Momo tersenyum tipis dan berkata, "Lo tetap ga berubah ya, Rene?"

Irene tak memperdulikan ucapan Momo.

"Lo tetap bodoh. Cowok yang lo sukai selalu gue rebut dan bodohnya lo bersikap seolah-olah ga terjadi apa-apa."

Mereka semua terdiam.

"I already feel their body and they also like my body and you're lost badly."

Sehun terkejut mendengar ucapan Momo kepada Irene.

"Kenapa lo diam aja? Takut sama gue? Dasar lonte."

Irene yang tadinya diam, akhirnya menatap Momo dengan tatapan sendu dan ramahnya.

"Aku ga peduli dengan ucapanmu. Mau kamu ngatain aku lonte, semua orang juga tahu siapa lontenya, 'kan? Aku juga ga peduli dengan perlakuan kamu yang selalu ngerebut apapun yang aku punya. Aku bahkan sangat amat ga peduli sama sekali. Jadi, tolong banget, ya. Kamu urusin hidupmu dan aku ngurusin hidupku. Ga ada rugi 'kan, kalau kamu ga ganggu hidup orang?"

Momo tertawa, "Taehyung udah jadi milik gue, Rene. Bahkan, sampai saat ini kita masih ketemu, walaupun gue udah jadian dengan Sehun."

Irene terdiam.

"Kakak lo udah mati, 'kan? Buktinya Sehun jadian sama gue. Jadi, aman dong buat gue untuk ngapa-ngapain dengan Sehun." sindir Momo.

Irene sudah lelah untuk bersabar.

"Kakakku emang udah ga ada. Tapi, dia pergi dengan terhormat. Apapun yang kamu lakuin ke aku, udah aku maafin. Tapi, untuk apa kamu ngebongkar aib sendiri ke orang-orang? Aku bahkan ga ada ngomong apapun tentang dulu. Berhentilah, Momo. Berhentilah jadi orang yang jahat."

Momo terdiam sebentar, tetapi ia tertawa dengan sangat kuat, "FUCK YOU, Irene.. ga usah munafik. Gue tahu kalau lo selalu marah, kalau tahu gue ngerebut apa yang lo punya.."

Irene tersenyum tipis dan menatap Momo tajam, "Get off my ass."

Momo berkata dengan lancang, "BANGSAT! APAAN MAKSUD LO, HA?!"

"Eat shit and die, man."