Chapter 3

144 23 0
                                    

Kali ini, Aku berdiri ditengah tengah kehampaan. Hanya ada aku disini. Sendiri.

Ini benar-benar tidak berujung.

"Apakah ini yang terakhir kalinya kita bertemu Nak?" Ucap seseorang dari belakangku. Antusias Aku berbalik badan, mencari sumber suara itu, "Tetapi, jika tuhan berkehendak lain, dan masih memberikan kami kesempatan untuk bertemu. Akankah semuanya akan kembali seperti dulu?"

Sekarang, ruangan menjadi penuh dengan beberapa kerabat dan orang tuaku. Mendengar perkataan yang seperti itu, hatiku terasa sangat terpukul. Kini Air Mataku mulai mengalir membasahi pipi.

"Sabarlah, Kami yakin kamu bisa melewati ini semua." ucap Ayah Angkatku dengan bibir yang tersenyum dengan paksa.

"Pasti ada jalan keluar sayang. Berjuanglah." Ucap Sahabatku. Tangisku semakin tidak terkendali.

"Yaa, nanti kalau kita sudah bertemu. Kita akan bertemu kembali dan menghabiskan waktu bersama. Oke?" Ucap Sahabatku yang lainnya.

Aku semakin tidak terkendali. Aku berlari ke arah mereka. Semakin Aku mendekat, semakin mereka tidak terlihat, lalu, menghilang.

Aku berhenti, aku terduduk, Menangis lalu menjerit. Aku tidak bisa melakukan hal lain selain itu.

Pandanganku menjadi kabur disetiap detiknya. Dan, ketika sudah di detik kegelapan, Aku merasakan sesuatu yang hangat ditubuhku, dan ini membuat tangisanku terhenti.

"Sadarlah, tenang. Kamu akan baik-baik saja. Percayalah." Bisik suara lelaki tepat dikupingku. Dilanjut dengan elusan halus di kepalaku, dan kehangatan yang semakin dalam.

Aku membuka mataku, dan aku sudah berada di pelukan seseorang. Setelah itu, kepalaku diarahkan ke depan wajahnya. Dan, ternyata dia laki-laki yang tadi.

"Kamu membuatku sangat terkejut. Ada apa sebenarnya?" Tanyanya dengan wajah panik.

"Tidak ada apa-apa. Tidak apa-apa."

"Kamu yakin?" Tangannya semakin menggenggam erat wajahku, dengan tatapannya yang semakin dalam. Ini membuatku menjadi sangat membeku. Aku hanya bisa  mengangguk dan menatap balik tatapannya.

"Ok, Aku pergi kedepan lagi, sebentar lagi selesai. Aku akan kembali." Dia melepas pegangannya, lalu turun dari kasur yang aku tempati, lalu mulai berjalan kearah Pintu.

"Hmm. hei, tunggu," Aku menghentikan langkah kakinya. Lalu ia berbalik badan melihatku. "Siapa namamu?"

Dia berbalik kembali kearah pintu, dan mulai berjalan kembali. Langkahnya berhenti didepan pintu. "Roman, panggil saja Roman." Jawabnya tanpa menatapku sama sekali, sambil membuka pintu lalu pergi keluar.

Jadi, namanya adalah Roman.
Sampai saat ini aku tidak tau siapa dia sebenarnya. Untuk apa dia menolongku saat ini. Apa ada untung baginya?

Who knows

Chain Of The DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang