"Jadi, mau pilih yang mana?"
"Stop! Who the f*** are you!" Aku mulai panik melihatnya.
Orang itu hanya tertawa melihatku panik seperti ini. Kenapa disetiap psikopat selalu seperti itu.
"Ini aku, Roman." Lalu ia membuka topengnya dan aku tidak bisa menyangka kalau yang dibalik topeng itu adalah Roman. "Tidak apa-apa, ini aku. Kenapa kamu jadi sangat panik sih" lanjutnya sambil tertawa.
"Tapi.. tapi.. Kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Itu.. itu.."
"Itu apa?" Roman mendekat kearahku
"Jangan mendekat!!" Aku membentaknya, dan ia berhenti berjalan, "Ceritakan semuanya! Siapa kamu yang sebenarnya! Dan.. ke-kenapa kamu memakai topeng si psikopat gila itu!"
"Psikopat gila? Hayolah.. Oke, aku akan ceritakan semuanya. Tapi nant-"
"Aku mau sekarang! Aku. Mau. SE-KA-RANG!"
"Okay, okay, akan aku ceritakan semuanya sekarang." Kini wajahnya berubah melas.
"Yasudah, ceritakan!" Aku masih marah didepannya. Aku sangat tidak bisa mengendalikan diri.
"Tapi duduk dulu ya. Masa sambil berdiri gini."
"Ya. Yaudah du-duduk."
Roman menarik tanganku dan saat itu juga aku menepisnya. Roman melihatku keheranan dan ditambah senyumnya yang dipaksa.
--
Butuh waktu beberapa menit untuk memulai pembicaraan ini. Mungkin Roman sedang menyusun kata-kata yang pas agar tidak terjadi kesalah pahaman.
"Maaf aku tidak menceritakan segalanya. Aku takut bila menceritakan hal ini, kamu akan semakin ketakukan." Roman memulai pembicaraan. "Dulu saja kamu sudah berusaha untuk kabur dari sini, apalagi kalau kamu tau kalau-"
Aku menatap mata Roman dengan sangat marah. "Apa?"
"Ya, kalau kamu tau aku adalah orang yang kamu sebut 'Psikopat Gila' itu. Pasti kamu tidak akan bisa tenang sampai sekarang. Dan masih trauma dengan kejadian dulu."
"A-apa? Jadi, benar kamu si.."
"Sudahlah. Aku tidak suka dengan sebutan itu. Aku minta maaf sudah membuatmu jadi seperti ini. Tapi kalau aku menbiarkanmu berjalan bebas diluar sana, kamu bisa saja mati diluar sana dengan kelompokku yang lain. Maka itu aku membawamu kesini. Aku membuat jejak-jejak kalau kamu sudah mati agar kelompokku percaya kalau aku berhasil menghabisimu."
"Kenapa kamu ga langsung bunuh saja? Psikopat Gila!" Aku mengangkat daguku untuk menahan air mata yang ingin keluar.
"Karna dari dulu aku menyukaimu. Aku melihatmu menyanyi diatas panggung saja sudah membuatku bahagia. Hanya saja semuanya berubah saat kelompokku mendapatkan tugas untuk membunuhmu.
'Kita kedatangan Pelanggan baru kali ini. Dia adalah artis yang cukup terkenal, pasti kalian sangat kenal dengannya.' Ucap Ketua kelompokku saat itu, dan dibelakangnya terdapat seorang wanita cantik berambut panjang berwarna Merah.
Aku ingat dia, dia artis yang dulu sangat berjaya sebelum kamu dan beberapa artis yang lain bersinar waktu seperti sekarang.
'Hai semuanya. Aku adalah-- ya kalian pasti tau siapa namaku kan jadi tak perlu aku beri tau. Aku kesini membawa misi untuk kalian. Dan, Aku ingin kalian membunuh orang ini terlebih dahulu.' Nada sombongnya sangat menggelikan, lalu Dia menaruh amplop diatas meja, lalu diambillah oleh ketua.
'Hm, ini kan.'
'Iya, dia adalah artis yang kali ini sedang berjaya-jayanya, dan membuatku tenggelam begitu saja. Aku ingin kalian membunuh wanita yang satu ini terlebih dahulu. Aku sangat muak dengan wanita jalang ini, bisa-bisanya dia merenggut kepopuleritas yang aku miliki. Aku ini tidak akan bisa ditandingi tau!' Dia masih menggunakan nada sombong yang melengking itu. Menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chain Of The Death
Mystery / Thriller[Complite] Menjadi seorang penyanyi ternama itu tidaklah mudah. Semua pasti menghadapi masa sulit. Tetapi berbeda dengan yang satu ini. Dari diterror, bahkan sampai hampir terbunuh sudah dialami penyanyi yang satu ini. Dan kini ia harus hidup di ke...