Chapter 20

58 11 0
                                    

-Roman Pov-

Jam berapa ini? Ternyata masih jam 12 malam. Lebih baik aku bergegas pergi dari sini. Bagaimana dengan Felineku? Dia tidak boleh tau tentang ini. Oh, ternyata dia masih tertidur, wajah lugunya membuatku semakin yakin untuk melakukan ini. Aku harus menyingkirkan orang-orang yang berusaha memisahkan kita.

Aku mengecup keningnya, dan bergegas pergi dari sini. Tidurlah yang nyenyak sayangku.

Aku mengenakan jaket biru tuaku yang berhoodie, mengambil sebuah pisau tumpul yang tidak pernah digunakan oleh Feline, Dan keluar dari rumah ini melewati pintu belakang yang sangat dekat dengan diriku sekarang.

Mengendarai mobil pada tengah malam memang selalu menyenangkan. Udara yang menyegarkan, terhindar dari kerumunan manusia yang hanya sibuk pada kesibukannya masing-masing.
Oh iya, dimana topeng lamaku? Ah, aku ingat topeng itu berada di belakang. Berapa jauh rumah orang tua sialan itu sih! Perjalanan ini sangat membuang waktu. Aku ingin segera menancap tubuhnya berpuluh-puluh kali agar dia bisa menyesali akan perbuatannya.

Nah, sepertinya itu basecampnya. Lebih baik aku memarkirkan mobil ini lebih jauh dari basecamp tersebut. Sekarang waktunya mengamati setiap inci dari rumah ini, pasti ada celah untuk memasuki tempat ini.

Berkeliling, berkeliling, dan berkeliling, dan yups! Aku bisa melihat jalan masuknya, walaupun aku harus melompati beberapa tembok disana. Tanpa pengawasan Security.
Lompat, lompat, dan lompat, selalu berhati-hati pada CCTV dan membuka jendelanya perlahan-lahan. Dan sekarang aku sudah berada didalam rumah ini, tugasku sekarang mencari kamar orang itu.

Lorong disini sangat gelap, untungnya mata ini sudah terbiasa berada dalam gelap, berjalan terus menyusuri lorong, dan melihat tulisan yang tertulis disetiap pintu, sampai akhirnya aku menemukan ruangan yang di pintunya tertulis "Corey's Room", aku sudah bisa menebak kalau ruangan ininpasti kamar milik orang tua itu.

Ini waktunya...

***

-Kareena Feline Pov-

Semalaman aku memaksakan diri untuk tidak tertidur, Aku hanya menonton siaran tv yang membosankan pada tengah malam hanya untuk menunggu Roman. Aku khawatir bila ada yang terjadi dengannya atau orang lain. Firasatku tidak enak. Sangat tidak enak. Aku memikirkan Roman disetiap detik, sampai akhirnya tanpa diduga aku sudah terlelap dalam tidur.

Kreekk..

Suara bising apa itu?
Mataku terbuka karna suara gesekan kayu tersebut, dan akhirnya aku pergi menuju sumber suara itu.
Saat aku melirik ke arah dapur, disana sudah ada seorang laki-laki yang sudah membuatku semalaman ini menjadi gelisah, sedang terduduk diam dan bersandaran dibalik pintu. Iya, dia Roman. Wajahnya sangat pucat, tatapannya mengosong, suara nafas yang terengah-engah sangat terdengar jelas. Aku menghampirinya, meraih bahunya, lalu menyisir poni rambutnya yang menutupi wajahnya itu dengan tanganku.

"Roman" Panggilku dengan lembut sambil membelai rambutnya yang basah karna keringat di keningnya.

"Ha. A-Apa? Ada A-Apa?" Roman berbicara terbata-bata, tatapan kosongnya sudah menghilang, hanya saja wajahnya masih memucat.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kamu kenapa? Ada apa? Dan.. Kenapa kamu tidak ada di Kamar, maksudku, kenapa kamu pergi tengah malam, dan pulang seperti ini?"

"Ha? T-Tidak ada apa-apa, aku hanya pergi mencari angin saja. Sudah ya, aku mau tidur. Aku mulai mengantuk." Roman mengecup keningku, aku yakin tubuhnya bergetar saat bergerak, bibirnya sangat dingin saat menyentuh keningku, sebenarnya ada apa dengannya? Pasti ada yang tidak beres dengannya.

Roman meninggalkan aku dari ruangan ini, dan terdengar suara dobrakan pintu yang cukup pelan, tetapi bisa aku dengar dari ruangan ini. Aku menghampiri Roman ke kamar, dan disana Roman sudah terbaring dengan selimut yang dinaikkan sampai menutupi lehernya.

Aku menaiki kasur, dan duduk membungkuk di sebelahnya, mengelus rambutnya yang halus dan basah. Setelah Roman mengetahui keberadaanku disana, kepalanya berusaha mendekati tubuhku, mencari rasa nyaman sebelum tertidur. Tidak perlu menunggu lama-lama dia sudah mendengkur dan tertidur sangat pulas.

Chain Of The DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang