Jantungku berdetak sangat kencang, badanku kembali mendingin, tanganku kembali bergetar. Kegugupan yang sangat luar biasa menyerang diriku setelah melihat kawan-kawan seperjuanganku melihat diriku seperti itu, tatapan yang seakan berkata 'Astaga! Ya Tuhan! Dia hidup? Aku tidak yakin kalau wanita itu adalah orang lain. Dia pasti Karen'.
"Perkenalkan, vokalis yang akan menyanyi bersama kita diatas panggung nant.."
"Ah, maaf Mr. Crahan, tapi kami belum berkata setuju untuk ikut dalam project kalian. Saya dan istri saya hanya ingin melihat terlebih dahulu seperti apa pekerjaannya, jikalau meyakinkan, kami setuju." Roman memotong pembicaraan Mr. Crahan yang awalnya sangat bersemangat, jadi sedikit melemas, kepercayaan dirinya menurun karna ucapan Roman yang tegas.
"Ah. Iya. Maksud saya, calon Vokalis. Iya, calon vokalis." Mr. Crahan menutup wajah kecanggungannya dengan senyuman yang dibuat-buat olehnya. "Where's Corey?"
"Corey.. disana" Kak Sid menunjuk kearah lelaki yang ada di sedang duduk dipojok ruangan, menunduk, menggenggam sebuah Mic. Raut wajahnya menunjukkan aura keputus asaan.
"Sepertinya, dia kembali terpukul karna mengingat Karen. Dia tidak mau diajak bicara sepatah katapun." Paman Mick menjelaskan dengan raut wajah sedih. Astaga, apa segitu menyakitkan ditinggal oleh aku yang tidak berguna ini? Seharusnya aku yang sangat bersedih karna harus terpisahkan oleh kalian.
Mr. Crahan menatapku, tatapan permohonan terpancar sangat jelas. "Boleh minta tolong?"
"I-iya? Minta tolong apa?" Ucapku dengan gugup.
"Aku mau kamu mengajak Corey mengobrol. Mungkin dengan begitu, dia bisa menjadi lebih membaik."
"Sa-Saya?"
"Iya, sepertinya hanya kamu yang bisa. Istrinya tidak ada disini, jadi kami tidak bisa apa-apa."
"Iya, Hanya istrinya yang bisa menenangkan Corey disaat seperti ini, tapi saya yakin kamu bisa, kamu sangat mirip dengan Karen, mungkin itu bisa menenangkannya" Mr. James memohon, astaga. Aku merasa sangat beraalah sekarang.
Saat aku melirik ke arah Roman, aku melihat wajah kemarahan pada dirinya. Astaga, aku harus bagaimana?
"Sana. Semoga tidak terjadi apa-apa." Ucap Roman dengan pasrah. Kenapa? Biasanya Roman selalu posesif.
Aku berjalan menuju pojok ruangan itu, menghampiri Ayahku yang sedang terguncang. Sesampai aku didepannya, Corey, maksudku, Ayah angkatku mengangkat kepalanya, menatapku dengan penuh kebahagiaan. Astaga. Auranya cepat sekali berubah. Secepatnya dia berdiri, kedua tangannya menyentuh pipiku yang gembil.
"Kareena, aku sangat yakin kamu masih hidup nak. Ya tuhan, terima kasih telah mempertemukan aku dengan anakku." Corey menangis melihatku, lalu memelukku dengan erat. Pelukan hangatnya membuat rasa rinduku yang terkubur dalam-dalam pada akhirnya bangkit seperti mayat hidup yang bangkit dari kuburnya.
"Hei, hei, hei, apa-apaan ini!" Roman melihat sekeliling, menatap setiap manusia yang ada disini, mereka terlihat bahagia dan sedih tercampur aduk, sedangkan Roman menatap mereka dengan amarah yang meluap. "Hei! Jangan diam saja. Kamu menipu saya ya! Jangan bilang kalian memperalatkan istri saya untuk menyamar menjadi Karen Karen itu!"
"Sa-Saya juga tidak tahu harus bagaimana, saya tidak ada pemikiran seperti itu Tuan Skarsgard. ta-tapi, selama setahun terakhir ini saya tidak pernah melihat Corey sebahagia ini." Ucap Mr. Crahan kebingungan.
"Halaahh brengsek! Kembalikan istri saya!" Roman berlari ke arahku dan menarikku dengan paksa sebelum air mataku mulai mengalir karna pelukan Ayahku.
"Hei! Apa-apaan ini! Dia anak saya! Saya sangat mengenalinya, dia anak saya! Kamu bisa saya tuntut dengan tuduhan penculikan! Mengerti!" Ini pertama kalinya melihat Ayahku semarah ini. Sangat mengerikan bagaikan seekor ibu harimau yang sedang menjaga anak-anaknya dari bahaya.
"Corey, dia berbicara dengan jujur Corey, jangan seperti itu." Paman Mick meraih bahu Ayah dengan tangannya yang besar.
"Tuntut apa? Seharusnya saya yang menuntut anda karna merebut istri saya!" Wajah Roman tidak kalah mengerikannya dengan Ayah, mereka sungguh-sungguh merebutku. Astaga, ini membuatku bingung.
BUUGGG!!
Ayah menghantam wajah Roman dengan bogem mentahnya dengan sangat keras, sangat keras sampai membuat Roman terjatuh dan memuntahkan darah dari mulutnya.
"Astaga, Roman.. Roman! kamu tidak apa-apa?" Aku sangat khawatir sekali saat melihat Roman mengeluarkan darah seperti itu, air mataku mulai mengalir sekarang.
"Cih!" Roman menatap Ayah dengan tatapan dendam, untungnya dia tidak membalas pukulan Ayahku itu. "Kita pulang saja."
Aku membantu Roman untuk berdiri, berjalan menuju pintu keluar dari ruangan ini.
"Kenapa kalian diam saja! Lepaskan aku Mick! Aku mau mengambil anakku!" Ayah meronta tanpa henti saat melihatku berjalan keluar dari ruangan itu.
"Tidak Corey! Dia bukan Kareen! Sadarlah!" Mr. Crahan menghalang pandangan Ayah, dan meraih kedua bahunya. Tetapi usahanya gagal, Ayahku berhasil lari dari genggaman mereka.
Ayah berlari mengejarku dan Roman yang sedang berjalan menuju pintu keluar. Dan ayahku meninju Roman bertubi-tubi, sedangkan Roman tidak membalasnya. Kenapa? Kenapa kamu tidak membalasnya?
"Hentikan! Hentikaaannn!" Teriakku kepada Ayah, menghalangnya dari tinju yang menyakitkan itu dari Roman.
"Jangan menghalangku Karen! Dia pantas mati atas apa yang sudah dia lakukan! Dia menculikmu dariku! Dia pantas Mati!" Ayah melempar tubuhku, membuat tubuhku terasa ngilu setelah membentur lantai. Sedangkan Roman kembali di tinju bertubi-tubi.
Setelah itu semuanya berlari kearah kami, dan mereka menarik Ayahku agar berhenti meninju Roman.
"Lepaskan! Lepas!!" Teriak Ayahku kepada kawan-kawannya.
"Pergilah nak. Maafkan kami atas segalanya." Ucap Mr. Crahan dengan rasa bersalahnya. Sambil menarik Tubuh Ayahku itu dengan kuat sampai keringatnya bercucuran dimana-mana.
Aku berdiri dan membantu Roman untuk berdiri, lalu kami berdua pergi menuju mobil kami. Dan mulai menancap gas mobil dan pergi dari sini secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chain Of The Death
Misteri / Thriller[Complite] Menjadi seorang penyanyi ternama itu tidaklah mudah. Semua pasti menghadapi masa sulit. Tetapi berbeda dengan yang satu ini. Dari diterror, bahkan sampai hampir terbunuh sudah dialami penyanyi yang satu ini. Dan kini ia harus hidup di ke...